Ilmu Falaq dan Palintangan Bidang Pertanian

222 masalah pertanian, dan campuran antara tradisi dengan pengaruh kuat dari ajaran Islam. Foto 76: NaskahKitab ParirimbonMujarobat

7.1 Ilmu Falaq dan Palintangan

Sebagaimana telah disinggung tadi bahwa keterampilan masyarakat dalam masalah ini masih nampak dalam teks-teks naskah yang merupakan kombinasi antara ilmu falaq perbintangan dengan sistem palintangan pra-Islam, yaitu semacam sistem penanggalan dalam siklus bulan komariahlunar. Hal ini memberi gambaran bahwa tradisi asli dan pengaruh Hindu-Budha masih tampak memberi pola kehidupan masyarakat yang menjadi bagian integral dari jati dirinya tali paranti karuhun. Suasana tersebut merupakan suatu kenyataan apa yang menjadi adat atau tradisi itu tidak mudah mereka hilangkan secara begitu saja. 223 Bentuk-bentuk teks naskah demikian dikenal dengan judul-judul berikut: Kitab Palintangan, Pawukon, Kitab Nujum, Bab Uga, Wawacan Kidung Gedé, Paririmbon, Bab Repok; dan Bab Naktu.

7.2 Bidang Pertanian

Masyarakat Sunda di jawa Barat kebanyakan sebagai kaum petani yang sebagian di antaranya masih tetap mempergunakan ilmu palintangan warisan dari leluhurnya, sehingga keadaan ini memungkinkan tetap terpeliharanya sebagian naskah yang mengandung teks tentang ilmu falaq dan palintangan sebagaimana telah ditunjukkan tadi. Mereka tetap memerlukan perhitungan naktu, memerlukan pawukon, sistem repok, dan sebagainya, sebagai upaya mengatasi keadaan alam sekelilingnya. Di samping itu, terdapat beberapa teks naskah yang berkaitan langsung dengan dunia pertanian, yakni menyangkut keterangan riwayat dan berupa rangkaian kalimat-kalimat tertentu yang berbau latar belakang Hindu-Budha yang dipercayai dapat digunakan untuk mengatur serta mengatasi segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan dunia pertaniannya. Dalam teks-teks naskah tertentu terdapat tokoh yang disakralkan dalam hubungannnya dengan dunia pertanian, terutama tentang tanaman padi, yaitu tokoh Nyi Pohaci Sanghyang Sri. Tokoh inilah yang dianggap sebagai pengatur pola hidup seorang petani dan keluarga, mulai dari penyemaian benih padi hingga saat-saat memakannya sebagai bentuk olahan, bahkan menyangkut segala aspek kehidupan mereka. 224 Beberapa naskah yang memuat teks mengenai masalah pertanian tersebut antara lain dikenal dengan judul-judul sebagai berikut: Wawacan Nyi Pohac, Wawacan Sulanjana, Carios Sawargaloka, Carita Sri Sadana, Wawacan Déwi Sri, Bab Ngarumat Sawah, Jampé Tatanén, Bab Ubar-Ubaran; dan Jampé Tani.

7.3 Hal-hal yang Dilegitimasi Keislaman