Pesantren-Pesantren di Kota Banjar Pesantren-Pesantren di Kabupaten Garut

45 seperti di Tegal Gubuk, Bale Rante, dan Madiun, serta di Bangkalan-Madura. 73 . Sementara di Tatar Sunda pun ia pernah menimba ilmu di daerah Cilame, Cirangkong, dan Benda 74 Gadung. 75

4. Pesantren-Pesantren di Kota Banjar

Di daerah Banjar, ada juga pesantren-pesantren tua yaitu Pesantren Cibeunteur Minhajul Karomah dan Citangkolo Miftahul Huda Al-Azhar. Pesantren Cibeunteur berdasarkan informasi yang disampaikan K. H. Dudung Abdul Wadud, sudah ada sejak tahun 1809. Pesantren ini didirikan oleh K. H. Mohammad Ilyas, 76 seorang putera kelahiran Jasinga Bogor. 77 Sepeninggal K. H. Mohammad Ilyas, Pesantren Cibeunteur diteruskan oleh K. H. Mohammad Holil, anak kedua K. H. Mohammad Ilyas. Selanjutnya setelah K. H. Mohammad Holil 78 wafat, kepemimpinan Pesantren Cibeunteur dilanjutkan oleh kedua orang kakak dari K. H. Dudung Abdul Wadud, 79 yaitu K. H. Bahrudin dan K. H. Sujai. Dalam perjalanannya, setelah dipimpin K. H. Sudjai pesantren ini diteruskan oleh K. H. Dudung Abdul Wadud. 80 Foto 5: Pesantren Cibeunteur Kota Banjar 46 Sumber: Dokumentasi Tim Peneliti, 19 Januari 2010. Sementara itu, Pesantren Citangkolo yang saat ini bernama Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar berlokasi di Desa Kujangsari Kec. Langensari Kota Banjar Jawa Barat. Pesantren ini didirikan pada tahun 1911 oleh K. H. Marzuki, seorang kiyai yang berasal dari daerah Kebumen, Jawa Tengah. 81 Pada masa pemerintahan militer Jepang dan revolusi fisik, aktivitas Pesantren Miftahul Huda banyak terganggu. Seiring dengan kebijakan pemerintah militer Jepang yang cenderung membatasi aktivitas politik dan keagamaan dengan memata-matai berbagai setiap aktivitas di dalamnya, maka pesantren ini menjadi salah satu korbannnya. Dengan demikian Pesantren Citangkolong lebih banyak berperan sebagai basis perjuangan di dalam melawan pemerintah militer Jepang dan pada masa perang kemerdekaan, bahkan K. H. Marzuki pun pernah ikut bersama-sama dalam peristiwa Bandung Lautan Api. 82

5. Pesantren-Pesantren di Kabupaten Garut

47 Di Kabupaten Garut, ada beberapa pesantren tua yaitu Pesantren Sunan Rohmat Suci 83 , Pesantren Takhasus, Pesantren Keresek, Pesantren Cipari, dan Pesantren Darussalam. Melalui pesantrennya yang berbasis di daerah Godog, Sunan Rohmat Suci atau Sunan Godog, menyebarkan agama Islam di daerah Garut 84 yang sebelumnya sudah dilakukannya di daerah Bogor dan Sukabumi. Hal yang sama dilakukan juga oleh Sunan Jafar Sidiq 85 yang menyebarkan agama Islam di daerah Garut dengan membangun Pesantren Takhasus. 86 Pesantren Keresek 87 adalah sebuah pesantren tertua yang masih dapat ditelusuri keberadaannya di Kabupaten Garut. Pesantren Keresek diperkirakan telah ada sejak tahun 1827 dengan pendirinya adalah K. H. Nurhikam. Sampai dengan saat ini Pesantren Keresek telah dipimpin oleh enam generasi. Yang pertama adalah K. H. Nurhikam. Ia disamping sebagai pendiri, juga merupakan figur kiyai yang dapat disebut sebagai peletak dasar dari keberadaaan Pesantren Keresek. 88 Selanjutnya penerus kedua dari Pesantren Keresek adalah K. H. Nahrowi, anak dari K. H. Nurhikam. Pasca meninggalnya K. H. Nahrowi, kepemimpinan pesantren ini dilanjutkan oleh K. H. Tobri. Ketiga kiyai pimpinan pesantren ini hidup pada masa pemerintahan Belanda. Kemudian setelah K. H. Tobri meninggal dunia, kepemimpinan pesantren ini diteruskan oleh keturunannnya, yaitu K. H. Busyrol Karim, K. H. Hasan Basri, dan K. H. Usman Affandi. 89 Sebagai pesantren yang terbilang tua, Pesantren Keresek telah banyak melahirkan ulama yang berperan di dalam mengembangkan syiar agama Islam di daerah Garut dan sekitarnya. 90 48 Foto 6: Masjid Pesantren Keresek Garut Sumber: Dokumentasi Tim Peneliti, 13 Januari 2010. Selanjutnya adalah Pesantren Cipari dan Pesantren Darussalam, Wanaraja. Kedua pesantren ini adalah dua pesantren tua yang memiliki pengaruh cukup besar di Kabupaten Garut setelah Keresek. Kedua pesantren ini telah banyak membawa perubahan dalam bidang keagamaaan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Pesantren Cipari didirikan oleh K. H. Harmaen pada tahun 1931. Ia adalah seorang tokoh ulama besar bagi masyarakat Kabupaten Garut. Kendatipun keberadaaan pesantren Cipari sekarang bisa dikatakan mengalami penurunan, namun pada masa kepemimpinan K. H. Yusuf Taujiri pesantren ini banyak menjadi tujuan para santri untuk belajar di pesantren ini. 91 . Begitu juga dengan Pesantren Darussalam. Pesantren ini telah berdiri sejak tahun 1939. Pada masa Hindia Belanda, Pesantren Darussalam telah menjadi basis kegiatan pergerakaan di dalam melawan Belanda di daerah Garut. 92 . 49 Foto 7: Pesantren Cipari Kiri dan Pesantren Darussalam Kanan Sumber: Dokumentasi Tim Peneliti, 13 14 Januari 2010.

6. Pesantren-Pesantren di Kabupaten dan Kota Bandung