Pesantren-Pesantren di Kabupaten Tasikmalaya

56 Dalam perkembangannnnya sampai sekarang, Pesantren Al-Falak tumbuh menjadi pesantren induk di daerah Pagentongan Bogor. Kemajuan yang pesat pada masa perintisannya terjadi antara tahun 1907-1912, infrastruktur pesantren banyak dibangun. Jumlah santri mukim pun pada periode ini mencapai mencapai 80 orang. Selanjutnya, pada masa perkembangannnya bangunan pondok semakin diperluas sampai dapat menampung 120 orang santri tetap yang banyak berdatangan dari daerah Bogor, Jakarta, Bekasi, Karawang, Cilamaya, dan pantai utara Subang. 102

9. Pesantren-Pesantren di Kabupaten Tasikmalaya

Pesantren tua yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya adalah Pesantren Syekh Abdul Muhyi melalui pesantrennya di Pamijahan, yang berbasis di goa- goa, ia banyak melakukan dakwah Islam di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya. Kemudian, Pesantren Suryalaya, Cintawana, Sukamanah, dan Cipasung. Pesantren Suryalaya didirikan pada 5 September 1905 M 7 Rajab 1323 H oleh K. H. Abdullah Mubarak atau Abah Sepuh 103 yang diawali dengan pendirian sebuah masjid yang dijadikan tempat mengaji dan mengajarkan tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah yang kemudian diberi nama Patapan Suryalaya Kajembaran Rahmaniyah sebagai cikal bakalnya. Dengan didirikannnya masjid pada tanggal tersebut, peristiwa ini kemudian dijadikan titik mangsa berdirinya pesantren Suryalaya 104 . 57 Sebelum mendirikan Pesantren Suryalaya, K. H. Abdullah Mubarak mendapat pelajaran dari orang tuanya. Ia juga pernah mendapat pendidikan dari Kiyai Jangkung di Kampung Cicalung. Selanjutnya ia belajar ilmu Fiqh dan ilmu alat di Pesantren Sukamiskin. Kemudian ia berguru kepada Syekh Tolhah di Desa Kalisapu dan di daerah Trusmi-Cirebon. Selain kepada kedua ulama tersebut ia juga belajar kepada Syekh Holil di Madura. Kedua guru yang disebut terakhir ini yaitu Syekh Tolhah dan Syekh Holil sangat terkenal sebagai guru besar Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah. 105 Oleh karena itu, dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki K. H. Abdullah Mubarok yang banyak berhubungan dengan ajaran tarekat, kelak di kemudian hari ketika mendirikan pesantren yang bernama Pesantren Suryalaya, pesantren yang didirikannnya ini banyak mengajarkan ajaran tarekat, khususnya tarekat Qodiriyyah wa Naqsabandiyah. Dengan demikian pesantren ini lebih dikenal sebagai Pesantren Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah Suryalaya. Menurut Ahmad Sanusi, pada masa pendudukan Jepang, Pesantren Suryalaya di bawah kepemimpinan K. H. Abdullah Mubarok bersikap sangat kritis terhadap tindakan dan gerak-gerik tentara militer Jepang. Pada masa revolusi fisik K. H. Abdullah Mubarok banyak memberikan perhatian terhadap perlunya semangat untuk mencintai dan mempertahankan kemerdekaan. Ia menganjurkan kepada para ikhwan serta para pemuda supaya berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. 106 Foto 15: Pesantren Suryalaya Tasikmalaya 58 Sumber: Dokumentasi Tim Peneliti, 18 Januari 2010. Pesantren Cintawana, didirikan pada tahun 1917, oleh K. H. Mohammad Toha yang dilahirkan pada tahun 1882 M di Kampung Cireule Desa Banjarsari Kecamatan Pagerageung Tasikmalaya. Pada tahun 1913 K. H. Mohammad Toha mendirikan pondok pesantren di Cipancor Kecamatan Kadipaten Tasikmalaya, dan berlangsung sampai dengan tahun 1917. 107 Pada tahun 1917, karena ketidaksenangannnya terhadap pemerintah Belanda yang telah menghancurkan pesantrennnya di daerah Cipancor, ia berpindah ke Cintawana dan kemudian mendirikan pesantren baru yang bernama Pesantren Cintawana. K. H. Toha 108 memimpin pesantren ini selama 28 tahun tahun karena pada tahun 1945 ia meninggal dunia. Selanjutnya dari tahun 1945 sampai dengan tahun 1948 kepemimpinan pesantren ini dilanjutkan oleh anaknya yang bernama K. H. Ali Kholiludin. 109 Selama memimpin pesantren ini K. H. Ali Kholiludin banyak dibantu oleh Toha Muslim dan Ishak Farid 110 Foto 16: Pesantren Cintawana Tasikmalaya 59 Sumber: Dokumentasi Tim Peneliti, 18 Januari 2010. Pesantren Sukamanah, didirikan pada tahun 1927 oleh K. H. Zaenal Mustafa. Sebenarnya, Pesantren Sukamanah terbagi dua, yaitu pesantren Sukamanah dan Sukahideung. Sebelum nama Sukamanah dikenal orang, di daerah ini sudah ada pesantren yang bernama Pesantren Sukahideung yang didirikan lebih awal, tepatnya pada tahun 1922 oleh K. H. Muhsin, yang tiada lain adalah kakak ipar dari K. H. Zaenal Mustopa. Oleh karena nama Sukamanah lebih dikenal dari nama Sukahideung, maka nama Sukamanah lebih populer. Namun demikian dalam perjalanannnya kedua pesantren tetap bersatu karena masih memiliki hubungan kekeluargaaan. 111 Sebelum mendirikan Pesantren Sukamanah K. H. Zaenal Mustopa pernah menuntut ilmu selama 17 tahun di beberapa pesantren yang terletak di Gunung Pari-Sukarame, Cilenga dan di daerah Sadang, Garut. Pada tahun 1945 K. H. Zaenal Mustopa meninggal dunia karena aktivitas perlawanannya terhadap 60 pemerintahan Jepang. Sepeninggal K. H. Zaenal Mustopa, Pesantren Sukamanah dilanjutkan oleh K. H. Fuad Muhsin. 112 Foto 17: Pesantren Sukamanah Tasikmalaya Sumber: Dokumentasi Tim Peneliti, 18 Januari 2010. Kemudian yang berikutnya adalah Pesantren Cipasung. Pesantren Cipasung merupakan salah satu pesantren yang menjadi basis perjuangan para ulama NU di Tasikmalaya. Pesantren yang didirikan oleh K. H. Ruhiat ini telah ada sejak tahun 1931. 113 Pada masa K. H. Ruhiyat di Pesantren Cipasung, di samping menyelenggarakan pengajian secara sorogan dan halakah yang diikuti masyarakat sekitarnya, di Pesantren Cipasung terdapat Madrasah Diniyah 1935, Kurus kader Mubalighin wal Musyawirin 1937. 114 Sepeninggal Ajengan Ruhiyat pesantren ini dilanjutkan oleh anaknya yang bernama K. H. Mohammad Ilyas Ruhiat. 115 Foto 18: Pesantren Cipasung Tasikmalaya 61 Sumber: Dokumentasi Tim Peneliti, 18 Januari 2010.

10. Pesantren-Pesantren di Kabupaten Ciamis