H. Mansoer 1917-1981 H. Abdurrohim Citangkolo 1917-1997

137 sejumlah penghargaan diterima pesantren ini, seperti: dari Kodam III Siliwangi, Gubernur Jabar, Pertani, dan PBB.

K. H. Mansoer 1917-1981

K. H. Mansoer lahir tanggal 6 Januari 1917 di Kutagede, Kuningan. Ia mondok ke K. H. Busthomi Awipari, Tasikmalaya, K. H. Abbas Buntet, K. H. Syatibi Gentur, dan Keresek Garut. 299 Dalam pemerintahan, Mansoer pernah menjabat Kandepag Kuningan. Sedangkan dalam dunia politik, pernah menjadi anggota konstituante dari partai Masyumi, dan Anggota DPR-GR Propinsi Jawa Barat. Ia juga pendiri dan Ketua Pendidikan Tinggi Dakwah Islam Kuningan, ,Pendiri Pondok Pesantren Karya Pembangunan, dan Pendiri Yayasan Al-Mansur yang bergerak di bidang pendidikan. Ketika dibentuk MUI Jawa Barat, ia mewakili ulama dari Kuningan dan masuk dalam jajaran pengurus untuk pertama kalinya. K. H. Mansoer wafat, 1 Januari 1981 di Kuningan. 300

K. H. Abdurrohim Citangkolo 1917-1997

Nama lengkapnya Abdurrohim ibn K. H. Abdul Rozaq Marzuqi. Ia lahir di Kebumen tahun 1917. Selain mendapatkan pelajaran agama dari ayahnya, ia mondok di Kebumen, pesantren Ihya ‘Ulumuddin Kesugihan Cilacap, Pare Kediri, dan mengikuti pengajian kilatan kepada K. H. Hasyim Asy’ary, Jombang. Setelah fasih dalam bidang fiqh dan ilmu alat, ia pulang dan 138 mengabdikan ilmunya di pesantren ayahnya, di Citangkolo, sekarang masuk Kota Banjar. 301 K. H. Marzuqi, ayahnya, adalah seorang pejuang. Abdurrohim pun sama seperti ayahnya. Ia bersama ayahnya pernah dituding mengorganisir penggulingan Kereta Api di jembatan Cibeureum, sehingga Banjar dibumihanguskan Belanda. Ia bersama ayahnya pernah menjadi tentara Hizbullah dan DI karena awal perjuangannya baik. 302 Namun mereka mengundurkan diri setelah di tengah perjalanan terdapat sejumlah hal yang menyimpang dari tujuan awal. Imbasnya, pesantren Citangkolo beberapa kali mendapat serangan dari pasukan DI. Penamaan pesantren Citangkolo Miftahul Huda sama dengan nama pesantren Manonjaya, karena Abdurrohim adalah teman seperjuangan dengan K. H. Khoer Affandy. Lepas dari DI, ketika terjadi Bandung Lautan Api, Abdurrohim ikut ke Bandung selama empat bulan. Menjelang G 30S PKI, pesantren Citangkolo dijadikan basis umat Islam untuk menandingi PKI. 303 Tahun 1997 Abdurrohim wafat. Karyanya yang terbesar adalah Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo yang mulai eksis sejak tahun 1960. 304

K. H. Abdullah Abbas 1922-2007