H. Zaenal Mustofa 1899-1944

113 Selama hidupnya, K. H. Muhammad Ilyas tidak terlibat dan melibatkan diri pada organisasi Islam dan politik. Ia pun tidak melakukan perlawanan terhadap Belanda. Ia lebih memilih mencetak calon ulama, kader penerus bangsa. Buah kerja kerasnya mejadikan pesantren Cibeunteur menjadi terkenal bukan hanya di daerah Jawa Barat, tetapi para santrinya ada yang datang dari Jakarta, Sumatera, hingga Lombok, NTB. Ciri penting Pesantren Cibeunteur adalah untuk ngasakeun mematangkan para calon kiai yang kelak akan membuka atau memimpin pesantren. Kini pesantren Cibeunteur bernama Yayasan Pondok Pesantren Minhajul Karomah dengan luas tanah 2000 tumbak 28.000 M 2 . 240

K. H. Zaenal Mustofa 1899-1944

Zaenal Mustafa alias Hudaemi atau Umri dilahirkan tahun 1899 di kampung Bageur, Tasikmalaya. Ayahnya ajengan Nawapi dan ibunya Nyai Ratmah. Setelah menyelesaikan Sekolah Desa SR, ia melanjutkan ke pesantren Gunung Pari Tasikmalaya, pesantren Sukaraja Garut, pesantren Sukamiskin Bandung, pesantren Cilenga Leuwisari, Singaparna dan Pesantren Jamanis. Kemudian menunaikan ibadah haji dan mengganti namanya menjadi Zaenal Mustofa. Sekembalinya dari Makkah 1927, ia mendirikan pesantren di Kampung Cikembang, Sukamanah. Di Kampung Bageur sendiri, pada tahun 1922 telah berdiri Pesantren Sukahideng oleh kakaknya, Haji Zaenal Muhsin. Tahun 1933 Haji Zaenal Mustofa masuk Nahdhatul ‘Ulama NU dan diangkat sebagai wakil Rois Syuriah cabang Tasikmalaya. 241 114 Foto 42: K. H. Zaenal Mustofa Sumber: Ulama-Ulama Nusantara. Diakses dari http:sachrony.files.wordpress.com. Tanggal 12 Maret 2011. Sejak tahun 1940, Haji Zaenal Mustofa secara terang-terangan mengadakan kegiatan yang membangkitkan semangat kebangsaan dan sikap perlawanan terhadap kaum kolonial. Akibatnya, ia sering masuk penjara. Tanggal 8 Maret 1942 kekuasaan Hindia Belanda berakhir dan Indonesia diduduki militer Jepang. Dalam sebuah pidato singkatnya, Zaenal Mustofa mengingatkan, bahwa fasisme Jepang lebih berbahaya dari imperialisme Belanda. Ia pun menentang pelaksanaan seikeirei menghormat Tenno Heika dengan menundukkan badan ke arah Tokyo. 242 Ia menganggap perbuatan itu bertentangan dengan ajaran Islam dan merusak tauhid. Selain itu, Haji Zaenal Mustofa menentang keras kewajiban rakyat pribumi menyerahkan padi kepada Jepang dan perlakuan Jepang terhadap para wanita pribumi. Zaenal Mustofa adalah kreator pemberontakan Singaparna. Sehari setelah peristiwa tersebut, antara 700-900 orang ditangkap dan dimasukkan ke 115 dalam penjara Tasikmalaya. Sementara itu, Zaenal Mustofa dan 23 orang lainnya ditetapkan bersalah dan dibawa ke Jakarta untuk diadili. Dalam proses pengadilan tersebut, mereka hilang tak tentu rimbanya. Belakangan, Kepala Erevele Belanda Ancol, menyatakan, Zaenal Mustofa dan kawan-kawan telah dieksekusi pada 25 Oktober 1944 dan dimakamkan di pemakaman Belanda di Ancol. Melalui penelusuran salah seorang santrinya, Kolonel Syarif Hidayat 1973, keberadaan makam tersebut ditemukan. Pada 25 Agustus 1973, semua makam itu dipindahkan ke Sukamanah, Tasikmalaya. Untuk mengenang jasa-jasanya dalam mempertahankan Negara Indonesia, pada tanggal 6 Nopember 1972, Haji Zaenal Mustofa diangkat sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 064TKTahun 1972. 243 K. H. Tb. Ahmad Bakri Mama Sempur, w. 1975 Tb. Bakri adalah putera Tb. Muhammad Sayidah ibn Tb. Hasan Arsyid ibn Muhammad Muhtar ibn sultan Abdul Fattah, dilahirkan di Citeko, Plered. Masa pendidikannya berada dalam lingkungan tradisi kiai tradisional waktu itu. Setelah usianya cukup, ia melanjutkan pendidikannya ke Makkah. Selama masa studinya, ia belajar tafsir kepada sayid Ahmad Dahlan seorang mufasir beraliran Syafi’i. Ia pun berguru kepada Nawawi al-Bantani dan Mahfud ibn Abdullah ibn Abdul Manan al-Turmudzi. Khusus kepada al-Bantani, Tb. Bakri belajar fiqh. Selain itu, Tb. Bakri pun berkesempatan 116 belajar kepada syekh Habib Usman al-Batawi dan syekh Kholil ibn Abdul Lathief Bangkalan. 244 Foto 43: K. H. Tb. Ahmad Bakri Sumber: Ulama-Ulama Nusantara. Diakses dari http:sachrony.files.wordpress.com. Tanggal 12 Maret 2011. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Tb. Bakri kembali ke Purwakarta dan mendirikan pesantren di Darangdan, Desa Sempur. Menurut sumber tradisi, pesantren Sempur merupakan pesantren tertua di Purwakarta. 245 Tb. Bakri dikenal masyarakat sebagai mursyid tertinggi tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah. Ia tidak melibatkan diri dalam pergumulan politik, meskipun pandangan dan pilihan politiknya kerap diikuti oleh masyarakat. Selain menjadi mursyid tarekat, Tb. Bakri memiliki catatan-catatan kecil yang ditulisnya. Catatan tersebut dikumpulkan dalam Campaka Dilaga, isinya antara lain, bahwa seorang muslim hendaknya patuh dan menaati pemerintah --bahkan terhadap pemerintah yang dzalim 117 sekalipun-- selama tidak memerintahkan rakyatnya untuk menyalahi perintah Allah atau melarang untuk berbakti kepada Allah SWT. Dalam pengambilan keputusan, seorang muslim hendaknya berpegang pada prinsip-prinsip Ushul Fiqh: menghindari mafsadah lebih utama daripada mencari manfaat.Tb. Bakri adalah sosok moderat dalam menyikapi persoalan. Ia wafat di Sempur, tanggal 1 Desember 1975. 246

K. H. Badruzzaman 1900-1972