205
Foto 68: NaskahKitab Torekat
Sumber: Dokumentasi Undang Ahmad Darsa
3.1 Naskah-Naskah Suluk
Banyaknya naskah-naskah yang menguraikan pemahaman filsafat keislam dalam bentuk siloka yang dikenal dengan istilah élmu suluk menandakan
adanya perkembangan ajaran tasawuf dari para sufi di Jawa Barat. Bentuk lain dari jenis ini adalah naskah Bab Sakaratul Maot yang menceritakan perihal
kehidupan setelah mati. Ada pula naskah yang menceritakan masalah Imam Mahdi dan Kabatinan yang diperkirakan merupakan bentuk penyimpangan dari
soal ketauhidan. Tentang Imam Mahdi biasanya muncul dalam salah satu bagian naskah Paririmbon, namum tidak begitu menonjol.
206 Beberapa anskah suluk yang muncul di Jawa barat, yang digubah dalam
bahasa Sunda dikenal dalam judul: Wawacan Waruga Alam, Wawacan Suluk, Wawacan Dewaruci, Wawacan Gandamanah, Wawacan Gandaresmi, Wawacan
Gandasari, Wawacan Pandita Sawang, Wawacan Babad Kawung, Wawacan Polan Palin, Wawacan Purwa Sujalma, Wawacan Selapurba Selarasa, Wawacan
Gandamaya, Wawacan Tolak Bahla, Wawacan Wujud Urang, Wawacan Sapaat Nabi, Wawacan Sayidina Japar Sidiq, Wawacan Layang Buwana Wisésa,
Wawacan Layang Abunawas, Wawacan Kidung Rumeksaning Wengi, Wawacan Kitab Bahrul Kutub, Wawacan Kitab Élmu Kasampurnaan, Wawacan Suluk
Purwadaksina, Wawacan Layang Muslimin Muslimat, dan Wawacan Kitab Doa. Salah satu contoh gambaran teks naskah suluk ini dapat ditunjukkan
dalam Wawacan Gandasari dari salah satu naskah salinan aba ke-20an milik Haji Sodikin, penduduk Cikalang Pesantren Kecamatan Tawang Tasikmalaya. Nama
penulis naskah ini masih belum dapat dipastikan walaupun di dalam teks ada catatan bahwa pemilik nanskah bernama Admasih, yang mungkin saja nama
tersebut adalah sebagai penulis atau penyadur bukan penyalin teks. Kondisi teks naskah lengkap dan tamat yang dimulai dari lembar halaman 1 yang diawali
dengan: sim kuring diajar nyarita, tapi basana langkung laip, rakana sareng jeung rai, …, sampai dengan halaman 42 yang berakhir dalam kutipan berikur: ..,
meureun sami, di mana bédana jeung basa maripat, nu disebut ati robani, nu pusuh mungkur ka mahluk, karem adabna pangéran. Wallohu’alam bissowab.
207 Inti cerita teks naskah tersebut ialah menguraikan masalah pemahaman
ajaran agama Islam, terutama dalam hal mengupas pemahaman dua kalimat Syahadat. Penyajiannya berupa dialog dua orang tokoh bersaudara yang bernama
Ki Ganda dan Ki Sari. Mereka membicarakan pengalamannya masing-masing selama berguru ilmu agama Islam, yang secara langsung membahas tentang
masalah dzat, sifat, asma, iman, tauhid melalui gambara-gambaran keadaan alam sekitar disertai perlambangannya. Mereka mencoba mencari kedudukan dzat
hakiki sehingga akhirnya diperoleh sebuah sistem pemahaman yang sistematis dimuali dari hal syariat, tarikat, hakekat, dan marifat.
Foto 69: NaskahKitab tentang Aqidah
208
3.2 Naskah Riwayat Nabi