Syarif Hidayat di gunung Surandil: Syarif Hidayat bermikraj: Syarif Hidayat di tanah Jawa: Syarif Hidayat bermukat tentang ilmu agama: Syarif Hidayat mengumpulkan muridnya di Cirebon:

188 e. Tinggal bersama dengan Nyi Gandasekar atau Nyi Paguragan, anak pungutnya dari Sultan Aceh.

10. Rarasantang kedatangan Burung Sorga:

a. Rarasantang minta kepada suaminya agar kelak bisa melahirkan putra kembar sebagai pemimpin di bumi. b. Raja Mesir menerima ilham.

11. Kelahiran Syarif Hidayat:

a. Raja Utara, yakni raja Mesir meninggal dunia di negeri Rum ketika menengok adiknya, Raja Yuta, sekaligus akan berbelanja untuk merayakan tujuh bulan kehamilan Rarasantang. b. Rarasantang melahirkan putra kembar. c. Menjelang dewasa, Syarif Hidayat mendapat ilham. d. Syarif Hidayat mengembara mencari hakekat Muhammad. e. Syarif Hidayat menyembuhkan Naga Pertala dan menerima azimat Cincin Marbut Putih lalu mendapat petunjuk jalan ke Pulau Majeti untuk menemui seorang pertapa.

12. Syarif Hidayat bertemu dengan Syekh Nata Ula:

a. Syekh Nata Ula asal Mekah yang tak berhasil menemui Nurbayan bertapa di Pulau Marda alias Pulau Majeti. b. Bertemu dengan Syarif Hidayat lalu bersama-sama hendak mengambil Cincin Mamlukat.

13. Perebutan Cincin Mamlukat:

a. Syarif Hidayat memperoleh Cincin Mamlukat Nabi Sulaeman dan nama baru sebagai Imam Lukat Raspati. b. Syekh Nata Ula terpental ke tanah Jawa sedangkan Syarif Hidayat terjatuh di gunung Surandil. c. Rarasantang menemui gurunya, Syekh Nurjati di gunung Amparan serta diberi nama Babu Dampul dan melanjutkan bertapa di sana.

14. Syarif Hidayat di gunung Surandil:

a. Bertemu dengan kendi dan menerima wangsit. 189 b. Bertemu dengan Syekh Kamarullah asal negeri Cempa di pertapaannya yang tak berhasil menemui Syekh Nurjati untuk berguru. c. Memperbincangkan masalah agama Islam dan akhirnya Syekh Kamarullah menghilang pergi ke tanah Jawa.

15. Syarif Hidayat bermikraj:

a. Raja Yuta ke tanah Jawa serta bertapa nyungsang ‘menukik’ di gunung Kancana atas petunjuk Syarif Hidayat. b. Syarif Hidayat menerima sepotong roti dan mendapat petunjuk agar mengejar Nabi Khidir. c. Syarif Hidayat terpental ke tanah Ajrak hingga pingsan setelah makan buah kamuksan dari raja. d. Sukma Syarif Hidayat mengembara ke jagat raya sehingga dapat menyaksikan seluruh keadaan di setiap tingkatan langit dan akhirnya bertemu dengan Nabi Muhammad, lalu mendapat penerangan tentang hakikat hidup dan mati serta seluk-beluk agama selengkapnya.

16. Syarif Hidayat di tanah Jawa:

a. Syarif Hidayat dengan nama baru Kangjeng Sinuhun Jati diperintah Nabi Muhammad pergi ke tanah Jawa menjumpai Syekh Datuliman Sidik. b. Syarif Hidayat berjumpa dengan ibunya di gunung Jati c. Berkat Cincin Mamlukat akhirnya Syekh Nurjati dapat dijumpai pula.

17. Syarif Hidayat bermukat tentang ilmu agama:

a. Syeh Nurjati dengan nama Syekh Lemah Abang atau Pangeran Madati menghilang setelah menyerahkan “kitab agung” kepada Syarif Hidayat. b. Syarif Hidayat diberi tahu ibunya tentang Kamarullah yang telah banyak muridnya, di antaranya: Pangeran Kendal, Pangeran Kajoran, dan Pangeran Makdum. c. Syarif Hidayat diberi tahu Syekh Kamarullah tentang Syekh Bayanullah yang berada di gyunung Gajah.

18. Syarif Hidayat mengumpulkan muridnya di Cirebon:

190 a. Syekh Bayanullah hendak berguru setelah melihat keampuhan keramat kalimat syahadat yang diucapkan Syarif Hidayat bisa mengubah pohon pinang menjadi emas. b. Syekh Nata Ula alias Syekh Damar Cahaya menyatakan hendak berguru ketika air tempat pertapaannya kering berkat keramat kalimat syahadat Syarif Hidayat. c. Bermupakat kitab warisan Syarif Juned asal Mekah dengan Syekh Mayang. d. Sunan Kendal yang bertapa bisu ketahuan Syarif Hidayat, lalu ia hendak berguru kepada Syarif Hidayat. e. Bertemu dengan Syekh Makdum yang bertapa muncung di Blambangan. f. Di Madura bertemu dengan Pangeran Kajoran yang bertapa menatap matahari. g. Mengejar Ratu Buda yang melarikan diri ke dasar laut, lalu bertemu dengan Patih Keling yang akhirnya menyatakan hendak berguru. h. Perjalanan berakhir di Palembang dan menyuruh Syekh Palembang ke Cirebon jika hendak berguru.

19. Syarif Hidayat menjelang persinggahannya di gunung Jati Cirebon: