29
2.5.2. Produktivitas Produk Pertanian
Selama pertengahan abad ke 20 peningkatan output pertanian terutama karena perluasan lahan yang ditanami; yang dominan menyumbang pertumbuhan
sektor pertanian di sebagian besar dunia Hayami and Ruttan, 1985. Kemudian di akhir abad 20 terjadi transisi ekstensifikasi menjadi intensifikasi pertanian karena
pengaruh keterbatasan lahan dan tekanan penduduk yang semakin besar. Dengan intensifikasi pertanian terbukti memberikan kontribusi nyata pada pengurangan
kemiskinan, keamanan pangan dan pertumbuhan disebagian besar negara-negara didunia, termasuk Indonesia Fuglie, 2004.
Pengukuran kinerja sektor pertanian kemudian berkembang dengan metode total factor productivity
TFP yang merupakan pendekatan nilai rasio antara indeks output dengan indeks input sebagai ukuran kinerja intensifikasi. Metode itu telah
dilakukan di tiga negara pertanian besar di Asia yaitu India Fan, et.al., 1999, China Fan and Zhang, 2002 dan Indonesia Fuglie, 2004. Di Cina TFP telah
menumbuhkan produksi pertanian sebesar 6, sedang di India sebesar 70. Kasus Indonesia selama periode 1960-2000an telah terjadi peningkatan yang cepat dalam
laju pertumbuhan input dan pelambatan dalam laju pertumbuhan output. Pertumbuhan perluasan lahan sebesar 2 per tahun terutama di luar Jawa. Lahan
beririgasi tumbuh 1.8 per tahun. Tenaga kerja pertanian juga bertumbuh sekitar 1 per tahun. Pada periode tersebut pertumbuhan tenaga kerja yang keluar dari
sektor pertanian lebih dari 1. Input machinary dan pupuk kimia tumbuh lebih dari 10 per tahun, pada situasi penurunan subsidi pupuk hingga 50. Namun, rata-
rata agregat faktor input justru menurun sekitar 4 per tahun.
30 Produktivitas pertanian Indonesia stagnan pada periode 1990an setelah dua
periode sebelumnya tumbuh dengan cepat. Tanaman padi dan tanaman pangan lainnya tumbuh 2.5. Tanaman keras dan perkebunan jauh dibawah nilai tersebut.
Peternakan bertumbuh 2.3 per tahun. Oleh Fuglie 2004 hal itu disebabkan oleh tidak adanya peningkatan investasi publik dan swasta di sektor pertanian
yang mengancam kelangsungan pertumbuhan produktivitas.
Studi Basri 2004 menemukan bahwa Total Factor Productivity Indonesia di banding dengan Asia Timur: tahun 1960-94 terendah kedua setelah Philipina,
tahun 1984-94 hanya lebih baik dari Philipina, tahun 1975-90 paling buruk Philipina tidak diikutkan, dan periode setelah itu indikasinya tidak semakin baik.
2.5.3. Penyerapan Tenaga Kerja
Disamping terjadi penurunan pangsa sektor pertanian terhadap PDB sampai periode 2000an, pertanian masih cukup penting pada penyerapan tenaga kerja
dalam perekonomian Indonesia. Dari studi Muslim 2002 dan PSE UGM, LPEM- FEUI, dan PSP IPB 2004, lebih dari separo angkatan kerja sampai dengan dekade
1990an bekerja di sektor pertanian. Walaupun tingkat penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mengalami peningkatan secara kuantitatif dari 26.5 juta orang di
tahun 1971 menjadi 35.5 juta di tahun 1990 kemudian 44.3 juta pada tahun 2002, namun pangsa penyerapan tenaga kerja terhadap total tenaga kerja dari 64.2 pada
tahun 1971 turun menjadi 43.8 di tahun 2002. Ini artinya, setelah tahun 1990 walaupun jumlah akumulatif tenaga kerja yang bekerja disektor pertanian masih
besar, namun secara relatif mulai terjadi penurunan yang konsisten dibandingkan dengan total penduduk yang bekerja sampai dengan tahun 2002.