Respon Dinamik Kinerja Sektor Pertanian atas Guncangan Kebijakan Fiskal

233 bebas Cholesky-degree of fredom adjusted. Guncangan shocks sebesar satu standar deviasi dan panjang periode analisis sampai triwulan ke 60 dengan memperhatikan, sampai pada periode tersebut telah mampu menggambarkan respon pergerakan yang mencapai fase konvergen secara konsisten. Pergerakanimpulse respon dari variabel kinerja sektor pertanian disajikan pada Gambar 39-47. Sedangkan numerik dari impulse respon disajikan pada Lampiran 9.

1. Respon atas perubahan Pajak Penghasilan

Awal guncangan pajak penghasilan sebagaimana disajikan pada Gambar 39 dan Lampiran 9 A.9.1, mengakibatkan peningkatan pajak penghasilan 6.56 pada triwulan pertama kemudian menurun pada triwulan keempat 0.08. Pada triwulan ke 2 terjadi peningkatan PDB pertanian 0.08 dan penyerapan tenaga kerja 0.55, namun terjadi penurunan pada ekspor produk pertanian 0.61 dan impor produk pertanian 0.40, serta kesejahteraan petani 0.9. Dalam jangka panjang mulai triwulan ke 8 2 tahun pajak penghasilan cenderung meningkat kembali sampai mencapai keseimbangan mulai triwulan ke 23 tahun ke 6 berkisar 1.69. Peningkatan pajak penghasilan berarti meningkatkan penerimaan negara dan akan memperbaiki posisi fiskal. Hal tersebut berdampak kepada peningkatan PDB pertanian setelah triwulan ke 6 lebih cepat dari respon PPh dan mencapai keseimbangan peningkatan mulai triwulan ke 17 berkisar 0.08. Peningkatan PDB pertanian bisa menggairahkan kegiatan produksi pertanian, sehingga penyerapan tenaga kerja juga meningkat mulai triwulan ke 10 dan mencapai keseimbangan mulai triwulan 24 berkisar 0.55. Peningkatan penyerapan tenaga kerja pertanian pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani juga relatif cepat mulai triwulan ke 12. Ini artinya peningkatan tenaga kerja 234 pertanian akan segera berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani walaupun keseimbangan respon kesejahteraan petani lebih lambat; dimulai pada triwulan ke 30 dengan peningkatan berkisar 0.49. Pada neraca perdagangan pertanian, dalam jangka panjang ekspor mengalami penurunan berkisar 0.17 mulai triwulan ke 42 begitu pula impor mengalami penurunan berkisar 0.49 yang konsisten cepat mulai triwulan ke 22. .0025 Keterangan : Skala absis adalah triwulan Gambar 39. Respon shocks pada Pajak Penghasilan terhadap Pajak Penghasilan PPh, PDB Pertanian GDPA, Tenaga Kerja Pertanian TKA, Ekspor Pertanian XA, Impor Pertanian IMA, dan Kesejahteraan Petani WP -.0010 -.0005 .0000 .0005 .0010 .0015 .0020 10 20 30 40 50 60 b. Res p o n Ter had ap GDP A -.004 .07 .000 .004 .008 .012 .016 .020 10 20 30 40 50 60 c. Res h TKA -.010 p on Ter a dap -.008 -.006 -.004 -.002 .000 .002 .004 .006 10 20 30 40 50 60 d .Res p o n Ter had ap X A -.016 -.012 -.008 -.004 .000 .004 .008 .012 10 20 30 40 50 60 e . Re spon Te rh ada p I M -.010 A -.005 .000 .005 .010 .015 .020 .025 .030 10 20 30 40 50 60 f. R e sp o n Ter h ad ap W P .00 .01 .02 .03 .04 .05 .06 10 20 30 40 50 60 p ha h R e s p o n s e t o C h o le s k y O n e S . D . I n n o v a t io n s o f P P h dap PP o n Ter a. Res 235

2. Respon atas perubahan Pajak Pertambahan Nilai

Pada awal guncangan pajak pertambahan nilai sebagaimana disajikan pada Gambar 40 dan Lampiran 9A.9.2, mengakibatkan kenaikan PPn berkisar 4.61 kemudian menurun tajam sampai triwulan ke 5. Guncangan PPn mengakibatkan penurunan PDB pertanian sampai terendah pada triwulan ke 4 sebesar 0.24. Penurunan juga terjadi pada penyerapan tenaga kerja pertanian pada triwulan ke 2 berkisar 0.4. Sedangkan ekspor dan impor produk pertanian serta kesejahteraan petani mengalami peningkatan masing-masing berkisar 0.44, 2.42 dan 3.66. .0004 Keterangan : Skala absis adalah triwulan Gambar 40. Respon shocks pada Pajak Pertambahan Nilai terhadap Pajak Pertambahan Nilai PPn, PDB Pertanian GDPA, Tenaga Kerja Pertanian TKA, Ekspor Pertanian XA, Impor Pertanian IMA, dan Kesejahteraan Petani WP -.0024 -.0020 -.0016 -.0012 -.0008 -.0004 .0000 10 20 30 40 50 60 b. R espon Ter hada p GD PA -.008 .05 -.004 .000 .004 .008 .012 .016 10 20 30 40 50 60 c. R espon Ter hadap A -.002 T K .000 .002 .004 .006 .008 .010 .012 .014 10 20 30 40 50 60 d. Resp on Ter had ap XA -.005 .000 .005 .010 .015 .020 .025 10 20 30 40 50 60 e. Res pon Te rha dap IM A -.04 -.03 -.02 -.01 .00 .01 .02 .03 .04 10 20 30 40 50 60 f. R e spon Ter hadap WP .00 .01 .02 .03 .04 10 20 30 40 50 60 a . R e s p o n s e t o C h o le s k y O n e S . D . I n n o v a t io n s o f P P n p PP n Ter hada R espon 236 Dalam jangka panjang, guncangan pada PPn mengakibatkan PPn meningkat dan mencapai keseimbangankonvergen mulai triwulan ke 20 berkisar 2. Peningkatan terjadi pada ekspor produk pertanian, konvergen mulai triwulan ke 34 berkisar 0.30. Penyesuaian ekspor produk pertanian lebih lama dibandingkan dengan impor produk pertanian yang juga meningkat dan konvergen mulai triwulan ke 29 berkisar 0.58. Kondisi tersebut mengindikasikan; peningkatan PPn kurang kondusif terhadap ekspor sebagai sumber devisa untuk pertumbuhan. Hal itu nampak pada PDB pertanian yang menurun konvergen mulai triwulan ke 26 berkisar 0.08. Dalam situasi demikian, penyerapan tenaga kerja meningkat berkisar 0.39 konvergen mulai triwulan ke 23. Begitu pula kesejahteraan petani meningkat berkisar 0.21, konvergen mulai triwulan ke 28.

3. Respon atas Perubahan Anggaran Sektor Pertanian

Guncangan pada anggaran sektor pertanian sebagaimana disajikan pada Gambar 41 dan Lampiran 9A.9.3, seketika meningkatkan belanja sektor pertanian 8.98 kemudian menurun sampai triwulan ke 6 sebesar 0.9, selanjutnya meningkat kembali. Mulai triwulan ke 2, penyerapan tenaga kerja meningkat berkisar 0.13. Namun menurunkan neraca perdagangan pertanian dimana impor meningkat berkisar 1.56 sedangkan ekspor menurun berkisar 0.71. Kondisi tersebut menurunkan PDB pertanian berkisar 0.04 namun kesejahteraan petani meningkat berkisar 1.74. Dalam jangka panjang, guncangan pada anggaran sektor pertanian meningkatkan belanja pertanian yang mencapai keseimbangan berkisar 1.59 pada triwulan ke 27. Peningkatan belanja pertanian tidak memperbaiki neraca perdagangan pertanian ekspor menurun dan impor meningkat masing-masing 237 berkisar 0.08 mulai triwulan ke 40 dan berkisar 0.68 mulai triwulan ke 28. Namun demikian masih terjadi kenaikan PDB pertanian yang mencapai keseimbangan mulai triwulan ke 28 berkisar 0.01. Hal ini dimungkinkan peran dari peningkatan subsidi pada anggaran pertanian lihat argumentasi Murniningtyas, 2008 di Bagian 5.4.1.. .0012 Keterangan: Skala absis adalah triwulan Gambar 41. Respon shocks pada Anggaran Sektor Pertanian terhadap Belanja Pertanian EA, PDB Pertanian GDPA, Tenaga Kerja Pertanian TKA, Ekspor Pertanian XA, Impor Pertanian IMA, dan Kesejahteraan Petani WP -.0008 -.0004 .0000 .0004 .0008 10 20 30 40 50 60 b. Respon Terhadap GDPA -.008 .10 -.006 -.004 -.002 .000 .002 .004 .006 10 20 30 40 50 60 c. Respon Terhadap TKA -.012 -.008 -.004 .000 .004 .008 10 20 30 40 50 60 d. Respon Terhadap XA -.008 -.004 .000 .004 .008 .012 .016 .020 10 20 30 40 50 60 e. Respon Terhadap IMA -.020 -.015 -.010 -.005 .000 .005 .010 .015 .020 10 20 30 40 50 60 f. Respon Terhadap WP .00 .02 .04 .06 .08 10 20 30 40 50 60 a. Respon Terhadap EA R e s p o ns e t o C ho le s k y O ne S . D . I nno va t io ns o f E A 238 Tanda-tanda itu dapat diperlihatkan juga oleh meningkatnya penyerapan tenaga kerja pertanian dan kesejahteraan petani masing-masing berkisar 0.11 dan 0.3 mulai konvergen pada triwulan ke 31 dan 22. Dengan demikian peningkatan alokasi anggaran sektor pertanian di luar subsidi pertanian sangat penting dalam jangka panjang untuk memperbaiki kinerja sektor pertanian.

4. Respon atas Perubahan Subsidi Pertanian

Pada saat guncangan sebagaimana disajikan pada Gambar 42 dan Lampiran 9A.9.4, subsidi pertanian mengalami kenaikan berkisar 53.55 kemudian menurun sampai triwulan ke 3 dan selanjutnya meningkat kembali. Pada triwulan ke 2, guncangan subsidi pertanian menurunkan PDB pertanian berkisar 0.25 juga kesejahteraan petani berkisar 1.17. Berarti subsidi pertanian dalam jangka pendek tidak cukup baik bagi peningkatan kesejahteraan petani karena porsi besar subsidi pertanian tidak dinikmati petani produsen pertanian selaras dengan hasil studi Ilham, 2006 dan Tambunan, 2008. Ekspor dan impor produk pertanian juga menurun fluktuatif masing-masing berkisar 1.05 dan 0.91. Sedangkan penyerapan tenaga kerja pertanian meningkat berkisar 0.14. Dalam jangka panjang, subsidi pertanian meningkat berkisar 10.21 dan konvergen mulai triwulan ke 19. Guncangan subsidi pertanian meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan ekspor produk pertanian masing-masing berkisar 0.88 mulai triwulan ke 23 dan 0.04 mulai triwulan ke 45. Sedangkan impor menurun berkisar 0.95 mulai triwulan ke 36. Penurunan juga terjadi pada PDB pertanian berkisar 0.09 mulai triwulan ke 32. Penurunan PDB pertanian diikuti penurunan kesejahteraan petani berkisar 0.41 mulai triwulan ke 27. 239 Kondisi tersebut menurut Murniningtyas 2008 sebagaimana pada Bagian 5.4.1. menyebutnya bahwa dengan subsidi pertanian selama ini sebagai jebakan alokasi anggaran pertanian di wilayah abu-abu, artinya alokasi yang besar tersebut Keterangan: Skala absis adalah triwulan Gambar 42. Respon shocks pada Subsidi Pertanian terhadap Subsidi Pertanian SP, PDB Pertanian GDPA, Tenaga Kerja Pertanian TKA, Ekspor Pertanian XA, Impor Pertanian IMA, dan Kesejahteraan Petani WP untuk penyelamatan-penyelamatan jangka pendek dan bukan pada porsi alokasi anggaran wilayah publik sektor pertanian. Disisi lain, juga terdapat potensi -.003 -.002 -.001 .000 .001 .002 10 20 30 40 50 60 b. Respon Te rhad ap GDPA -.02 .6 -.01 .00 .01 .02 .03 .04 .05 10 20 30 40 50 60 c. R esp on Terha dap TKA -.02 -.01 .00 .01 .02 .03 10 20 30 40 50 60 c. R espon Terh adap XA -.030 -.025 -.020 -.015 -.010 -.005 .000 .005 .010 10 20 30 40 50 60 e. R esp on Terh adap IMA -.025 -.020 -.015 -.010 -.005 .000 .005 .010 .015 10 20 30 40 50 60 f. R esp on Terh adap WP -.3 -.2 -.1 .0 .1 .2 .3 .4 .5 10 20 30 40 50 60 a . n R e s p o ns e to C ho le s k y O ne S .D . Inno va tio ns o f S P Te rhad ap SP Re spo 240 kebocoran anggaran, dan pelambatan laju pertumbuhan sektor pertanian sebagai proses alamiah transformasi ekonomi Worl Bank, 2003. Sehingga peningkatan anggaran untuk sektor pertanian dengan porsi subsidi yang besar tersebut tidak mampu menimbulkan dampak produktivitas dan peningkatan PDB dalam jangka panjang.

5. Respon atas Perubahan Anggaran Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Awal guncangan sebagaiamana disajikan pada Gambar 43 dan Lampiran 9A.9.5, anggaran penelitian dan pengembangan pertanian mengalami kenaikan 16.53 kemudian menurun fluktuatif sampai triwulan ke 6. Pada triwulan ke 2, terjadi kenaikan PDB pertanian berkisar 0.12. Penurunan terjadi pada penyerapan tenaga kerja pertanian 0.48 namun segera meningkat pada triwulan ke 11 dan seterusnya, ekspor pertanian 0.03 dan impor pertanian 0.036 kemudian meningkat mulai triwulan ke 5, dan kesejahteraan petani 1.11 turun konsisten. Dalam jangka panjang, anggaran penelitian pengembangan pertanian meningkat dan mencapai keseimbangan berkisar 8.26 mulai triwulan ke 10. Guncangan anggaran penelitian pengembangan pertanian menurunkan PDB pertanian berkisar 0.16 mencapai keseimbangan mulai triwulan ke 18 adalah lag yang relatif cepat. Penyerapan tenaga kerja pertanian meningkat berkisar 0.11 seimbang mulai triwulan ke 26. Ekspor produk pertanian menurun berkisar 0.29 sementara impor produk pertanian meningkat berkisar 1.21; masing-masing mencapai keseimbangan mulai triwulan ke 31 dan 29. Kesejahteraan petani menurun berkisar 0.27 konvergen mulai triwulan ke 31. Penurunan sebagian besar kinerja sektor pertanian, dimungkinkan pilihan implementasi penelitian pertanian yang kurang menyentuh langsung pada sektor inovasi usaha tani petani, misal lebih 241 banyak penelitian yang tidak membumi untuk petani Menteri Pertanian, 2005. Penelitian sektor pertanian lebih banyak dikembangkan oleh industri pertanian besarmulti nasional yang yang tidak memiliki dampak multiplier kepada petani dan sektor pertanian langsung. .002 Keterangan: Skala absis adalah triwulan Gambar 43. Respon shocks pada Anggaran Penelitian dan Pengembangan Pertanian terhadap Anggaran Penelitian dan Pengembangan Pertanian RDA, PDB Pertanian GDPA, Tenaga Kerja Pertanian TKA, Ekspor Pertanian XA, Impor Pertanian IMA, dan Kesejahteraan Petani WP

6. Respon atas Perubahan Anggaran Infrastruktur Pertanian

Awal guncangan sebagaimana disajikan pada Gambar 44 dan Lampiran -.004 -.003 -.002 -.001 .000 .001 10 20 30 40 50 60 b. R es pon T er hadap G D P A -.010 .18 -.005 .000 .005 .010 .015 10 20 30 40 50 60 c . R es pon T er hadap T K A -.007 -.006 -.005 -.004 -.003 -.002 -.001 .000 .001 10 20 30 40 50 60 d. R es pon T er hadap X A -.01 .00 .01 .02 .03 .04 10 20 30 40 50 60 e. R e s pon T hadap A -.030 er IM -.025 -.020 -.015 -.010 -.005 .000 .005 .010 10 20 30 40 50 60 f. R es pon T er hadap W P .06 .08 .10 .12 .14 .16 10 20 30 40 50 60 a. R es r D A Response to Cholesky One S.D. Innovations of RDA hadap R pon T e 242 9A.9.6, mengakibatkan anggaran infrastruktur pertanian IA meningkat berkisar 12.33. Pada triwulan ke 2 peningkatan juga terjadi pada ekspor pertanian XA berkisar 0.12, impor produk pertanian IMA berkisar 0.97 dan kesejahteraan petani WP berkisar 4.80. PDB pertanian GDPA menurun berkisar 0.14 dan penyerapan tenaga kerja pertanian TKA menurun berkisar 1. Keterangan: Skala absis adalah triwulan Gambar 44. Respon shocks pada Anggaran Infrastruktur Pertanian Terhadap Anggaran Infrastruktur Pertanian IA, PDB Pertanian GDPA, Tenaga Kerja Pertanian TKA, Ekspor Pertanian XA, Impor Pertanian IMA, dan Kesejahteraan Petani WP Dalam jangka panjang, anggaran infrastruktur pertanian meningkat berkisar 1.49 mencapai keseimbangan mulai triwulan ke 32. Guncangan pada anggaran infrastruktur pertanian menurunkan PDB pertanian GDPA berkisar 0.15 -.0024 -.0020 -.0016 -.0012 -.0008 -.0004 .0000 10 20 30 40 50 60 b. Re spon Terha dap G D PA -.016 .16 -.012 -.008 -.004 .000 .004 .008 10 20 30 40 50 60 c. Re s p on T e rh ad a p TK A -.012 -.008 -.004 .000 .004 .008 .012 .016 .020 10 20 30 40 50 60 d. Res pon T erhad ap XA -.005 .000 .005 .010 .015 .020 .025 .030 10 20 30 40 50 60 e. R e spo n Terha dap IM A -.03 -.02 -.01 .00 .01 .02 .03 .04 .05 10 20 30 40 50 60 f. R e spo n T e rhad ap W P -.04 .00 .04 .08 .12 10 20 30 40 50 60 a. R on Te p I A R e s p o n s e t o C h o le s k y O n e S . D . I n n o v a t io n s o f I A rh ada e sp 243 konvergen mulai triwulan ke 25 dan penyerapan tenaga kerja pertanian TKA berkisar 0.36 konvergen mulai triwulan ke 36. Hal ini dimungkinkan karena mulai periode 1990an pengembangan infrastruktur pedesaan tidak banyak menyentuh kegiatan sektor pertanian disamping itu juga mengalami penurunan utilitas yang nyata ADB, SEAMEO SEARCA, Crescent, CASER and Ministry of Agriculture RI, 2005. Studi Yodhoyono 2004 juga menemukan bahwa secara umum pembangunan infrastruktur bertendensi bias kota. Ekspor produk pertanian XA meningkat berkisar 0.13 konvergen mulai triwulan ke 45, namun impor produk pertanian IMA juga meningkat lebih besar 1.14 konvergen mulai triwulan ke 23. Kesejahteraan petani WP meningkat berkisar 0.61 dan konvergen mulai triwulan ke 34.

7. Respon atas Perubahan Anggaran Desentralisasi Fiskal

Pada saat guncangan sebagaimana disajikan pada Gambar 45 dan Lampiran 9A.9.7, desentralisasi fiskal DF meningkat berkisar 24.65. Pada triwulan ke 2 PDB pertanian menurun 0.06. Penurunan juga terjadi pada penyerapan tenaga kerja pertanian 0.94, ekspor produk pertanian 0.96, impor produk pertanian 0.20 dan kesejahteraan petani 0.71. Dalam jangka panjang, desentralisasi fiskal meningkat berkisar 3.39 dan konvergen mulai triwulan ke 16. Namun terjadi penurunan pada semua aspek kinerja sektor pertanian baik PDB pertanian, penyerapan tenaga kerja pertanian, ekspor cenderung menurun dan impor produk pertanian serta kesejahteraan petani masing-masing berkisar 0.11; 0.48; 0.01; 0.19; dan 0.42. Penurunan tersebut mencapai keseimbangan masing-masing mulai triwulan ke 35, 46, 30, 29 dan 38. Desentralisasi dalam jangka pendek maupun panjang menurunkan semua 244 parameter kinerja sektor pertanian. Hal ini memperkuat hasil studi Arifin 2004 dan Saragih 2003 bahwa terdapat persoalan serius dalam ketidakberpihakan pemerintah daerah dalam memajukan sektor pertanian yang tercermin dari alokasi anggaran untuk sektor pertanian yang tidak memadai. Disinilah letak keterputusan usaha memajukan sektor pertanian oleh pemerintah pusat terkendala oleh ketidaksamaan visi pusat dan daerah dalam pembangunan pertanian. .002 Keterangan: Skala absis adalah triwulan Gambar 45. Respon shocks pada Desentralisasi Fiskal terhadap Desentralisasi Fiskal DF, PDB Pertanian GDPA, Tenaga Kerja Pertanian TKA, Ekspor Pertanian XA, Impor Pertanian IMA, dan Kesejahteraan Petani WP

8. Respon atas Perubahan Investasi

Awal guncangan sebagaimana disajikan pada Gambar 46 dan Lampiran -.003 -.002 -.001 .000 .001 10 20 30 40 50 60 b. R e s po n T er had ap G DP A -.016 .25 -.012 -.008 -.004 .000 .004 10 20 30 40 50 60 c . R es p on T e rh ad ap T K A -.012 -.008 -.004 .000 .004 .008 10 20 30 40 50 60 c. R es po n T e rh ad ap X A -.016 -.012 -.008 -.004 .000 .004 .008 .012 .016 10 20 30 40 50 60 e. R e sp on T e rha da p I M A -.020 -.015 -.010 -.005 .000 .005 .010 .015 10 20 30 40 50 60 f. R e sp on T e rh ad ap W P .00 .05 .10 .15 .20 10 20 30 40 50 60 a. R es po n T er h ad ap D F Response to Cholesky One S.D. Innovations of DF 245 9A.9.8, investasi meningkat berkisar 36.32. Pada triwulan ke 2, juga terjadi peningkatan pada PDB pertanian berkisar 0.05, penyerapan tenaga kerja pertanian berkisar 0.42 dan impor produk pertanian berkisar 6.10. Sedangkan ekspor produk pertanian dan kesejahteraan petani pada periode yang sama menurun masing-masing berkisar 0.68 dan 0.57. Keterangan: Skala absis adalah triwulan Gambar 46. Respon shocks pada Investasi terhadap Investasi I, PDB Pertanian GDPA, Tenaga Kerja Pertanian TKA, Ekspor Pertanian XA, Impor Pertanian IMA, dan Kesejahteraan Petani WP Dalam jangka panjang, investasi meningkat berkisar 5.52 konvergen mulai triwulan ke 23. Peningkatan investasi ini mampu meningkatkan PDB pertanian -.002 -.001 .000 .001 .002 .003 .004 10 20 30 40 50 60 b. Re spon Ter hada p GDPA -.03 .4 -.02 -.01 .00 .01 .02 .03 10 20 30 40 50 60 c. Re sp on Ter hada p TKA -.012 -.008 -.004 .000 .004 .008 .012 10 20 30 40 50 60 d. Res pon Ter ha dap XA -.02 -.01 .00 .01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 10 20 30 40 50 60 e. Ter dap I -.03 Res pon ha M A -.02 -.01 .00 .01 .02 10 20 30 40 50 60 f. Re sp on Ter had ap W P -.2 -.1 .0 .1 .2 .3 10 20 30 40 50 60 a . Res pon Ter had ap I R e s p o n s e t o C h o le s k y O n e S . D . I n n o v a t i o n s o f I 246 berkisar 0.08 konvergen mulai triwulan ke 35. PDB yang meningkat menjadikan kesempatan kerja pertanian meningkat 0.42 konvergen mulai triwulan ke 37. Hasil ini selaras dengan studi Astusi 2005 dan Simatupang et.al. 2004 bahwa investasi sangat penting untuk penyerapan tenaga kerja pedesaan. Ekspor produk pertanian menurun berkisar 0.20 konvergen mulai triwulan ke 40 namun impor produk pertanian meningkat berkisar 1.50 konvergen mulai triwulan ke 31. Hal tersebut mengindikasikan bahwa investasi meningkatkan ketergantungan kepada barang impor. Sehingga mengakibatkan kesejahteraan petani menurun berkisar 1.20 konvergen mulai triwulan ke 31.

9. Respon atas Perubahan Konsumsi

Pada awal guncangan sebagaimana disajikan pada Gambar 47 dan Lampiran 9A.9.9, konsumsi meningkat berkisar 10.88. Pada triwulan ke 2, peningkatan juga terjadi pada PDB pertanian 0.01, ekspor produk pertanian berkisar 2.46, impor produk pertanian berkisar 2.16, dan kesejahteraan petani berkisar 1.15. Penyerapan tenaga kerja pertanian menurun berkisar 0.33. Dalam jangka panjang peningkatan konsumsi berkisar 4.07 konvergen mulai triwulan ke 19 diikuti peningkatan PDB pertanian berkisar 0.05 konvergen mulai triwulan ke 24. Namun belum mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja pertanian yang menurun berkisar 0.27 konvergen mulai triwulan ke 34. Ekspor pertanian meningkat berkisar 0.74 konvergen mulai triwulan ke 45 namun impor pertanian juga meningkat berkisar 0.42 konvergen dalam waktu lebih cepat mulai triwulan ke 27. Kesejahteraan petani meningkat bekisar 0.33 konvergen mulai triwulan ke 25. Secara umum konsumsi mampu meningkatkan kinerja sektor 247 pertanian. Dalam studi Foster and Rosenzweig 2004 bahwa konsumsi berpengaruh dalam menggerakkan pertumbuhan pertanian di negara berkembang. .0020 Katerangan: Skala absis adalah triwulan Gambar 47. Respon shocks pada Konsumsi terhadap Konsumsi KONS, PDB Pertanian GDPA, Tenaga Kerja Pertanian TKA, Ekspor Pertanian XA, Impor Pertanian IMA, dan Kesejahteraan Petani WP Dari uraian di atas sebagaimana disajikan pada Tabel 39, respon kinerja sektor pertanian atas guncangan instrumen kebijakan fiskal mencapai keseimbangan rata-rata pada triwulan ke 30.9 atau 8 tahun. Pencapaian keseimbangan yang relatif lama ini juga ditemukan dalam studi Simatupang et. al. 2004 waktu tenggang lag yang cukup lama antara 10-20 tahun bagi petani -.0005 .0000 .0005 .0010 .0015 10 20 30 40 50 60 b. Respon Terhad ap G D PA -.012 .11 -.008 -.004 .000 .004 .008 .012 .016 10 20 30 40 50 60 c. Respon Trhad ap TKA -.02 -.01 .00 .01 .02 .03 10 20 30 40 50 60 d. Res p on Terhadap X A -.04 -.03 -.02 -.01 .00 .01 .02 .03 10 20 30 40 50 60 e . Respon Terhadap I M -.02 A -.01 .00 .01 .02 .03 .04 10 20 30 40 50 60 f. Res po n Terhadap W P .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09 .10 10 20 30 40 50 60 r dap KO R e s p o n s e t o C h o le s k y O n e S . D . I n n o v a t i o n s o f K O N S NS ha Respon Te a. 248 untuk mengadopsi varietas baru yang dihasilkan oleh lembaga penelitian pengembangan pertanian lihat Bagian 2.4.4. Bahkan studi Enrico 2008 menemukan masa konvergen untuk transmisi harga komoditi pertanian Indonesia terhadap harga dunia mencapai 20 tahun, sedangkan di Eropa mencapai 8 tahun. Tabel 39. Respon Dinamik Kinerja Sektor Pertanian atas Guncangan Kebijakan Fiskal Respon dari Kinerja Sektor Pertanian Guncangan Perubahan Kebijakan Fiskal GDPA TKA XA IMA WP Kecenderung an PPh: Jangka Pendek 0.08 0.55 0.61 0.40 0.90 Turun Jangka Panjang 0.08 0.55 0.17 0.49 0.49 Naik Konvergen 17 24 42 22 30 27 PPn: Jangka Pendek 0.24 0.40 0.44 2.42 3.66 Naik Jangka Panjang 0.08 0.39 0.30 0.58 0.21 Naik Konvergen 26 23 34 29 28 28 EA : Jangka Pendek 0.04 0.13 0.71 1.56 1.74 Naik Jangka Panjang 0.01 0.11 0.08 0.68 0.30 Naik Konvergen 28 31 40 28 22 29.8 SP : Jangka Pendek 0.25 0.14 1.05 0.91 1.17 Turun Jangka Panjang 0.09 0.88 0.04 0.95 0.41 Turun Konvergen 32 23 45 36 27 32.6 RDA: Jangka Pendek 0.12 0.48 0.03 0.36 1.11 Turun Jangka Panjang 0.16 0.11 0.29 1.21 0.27 Turun Konvergen 18 26 31 29 31 27 IA : Jangka Pendek 0.14 1.00 0.12 0.97 4.80 Naik Jangka Panjang 0.15 0.36 0.13 1.14 0.61 Naik Konvergen 25 36 45 23 34 32.6 DF : Jangka Pendek 0.06 0.94 0.96 0.20 0.71 Turun Jangka Panjang 0.11 0.48 0.01 0.19 0.42 Turun Konvergen 35 46 30 29 38 35.6 Variabel Makroekonomi I : Jangka Pendek 0.05 0.42 0.68 6.10 0.57 Naik Jangka Panjang 0.08 0.42 0.20 1.50 1.20 Naik Konvergen 35 37 40 31 31 34.8 KONS: Jangka Pendek 0.01 0.33 2.46 2.16 1.15 Naik Jangka Panjang 0.05 0.27 0.74 0.42 0.33 Naik Konvergen 24 34 45 27 25 31 Keterangan: Satuan konvergensi adalah triwulan. Angka dalam kurung negatif, menunjukkan respon menurun. Kecenderungan turun dan naik berdasarkan frekuensi respon turun atau naik yang paling banyak. 249 Hal tersebut adalah persoalan kelembaman respontransmisi sektor pertanian terhadap shocks makroekonomi yang bersifat global. Instrumen kebijakan fiskal yang cenderung meningkatkan kinerja sektor pertanian dalam jangka panjang adalah: pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, anggaran sektor pertanian, anggaran infrastruktur pertanian, disamping itu juga investasi dan konsumsi. Secara keseluruhan magnitude dari respon dinamik dalam satuan persen relatif kecil bermakna bahwa guncangan kebijakan fiskal sebagai bentuk intervensi fiskal direspon kecil, atau kurang kuat dalam mendorong kinerja sektor pertanian. Secara lebih spesifik dapat dikatakan bahwa kebijakan fiskal kurang efektif dalam mendorong kinerja sektor pertanian. 7.3. Kebijakan Fiskal yang Efektif Mempengaruhi Kinerja Sektor Pertanian Tujuan penelitian ke tiga, mengetahui instrumen kebijakan fiskal yang efektif mempengaruhi kinerja sektor pertanian selanjutnya di analisis dengan mengetahui besar peran setiap guncangan shocks dalam menjelaskan variabilitas variabel kinerja sektor pertanian menggunakan dekomposisi ragam kesalahan peramalan yang diorthogonalisasi orthogonalized forecast error variance decomposition atau FEVD. Hasil analisis disajikan pada Tabel 40, selengkapnya pada Lampiran 10. Variabilitas PDB pertanian dalam jangka pendek triwulan ke 1 dijelaskan oleh guncangan sendiri 100 dan tidak dapat dijelaskan secara baik oleh guncangan lainnya. Dalam jangka panjang triwulan ke 60 variabilitas PDB pertanian dijelaskan oleh guncangan sendiri sebesar 47.94 dan kebijakan fiskal, yang paling besar dari penelitian dan pengembangan pertanian sebesar 7.23, 250 Tabel 40. Peran Guncangan Instrumen Kebijakan Fiskal terhadap Variabilitas Kinerja Sektor Pertanian GDPA Guncangan Periode S.E. GDPA TKA XA IMA WP PPh PPn EA SP RDA IA DF I KON 1 0.0128 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5 0.0209 56.54

20.39 1.19 1.12 0.74 1.03

2.43 0.05 3.74 3.27 2.31

1.81 0.16 0.42

10 0.0259 45.79

16.70 1.82 1.89 3.04 2.06

2.25 0.24 3.45 4.83 3.18

2.75 3.80 1.15

20 0.0324 45.15

15.25 1.71 1.96 3.76 1.87

2.08 0.29 3.60 5.82 4.28

3.06 3.15 1.02

30 0.0370 46.20

14.58 1.35 1.69 3.60 1.93

2.02 0.24 3.38 6.45 4.95

3.30 2.89 1.00

40 0.0411 47.01

14.23 1.10 1.51 3.51 1.95

1.97 0.21 3.25 6.81 5.35

3.48 2.73 1.00

50 0.0447 47.55

14.00 0.93 1.39 3.45 1.97

1.94 0.18 3.16 7.05 5.63

3.60 2.63 1.00

60 0.0481 47.94

13.84 0.81 1.30 3.41 1.99

1.91 0.16 3.09 7.23 5.83

3.68 2.56 0.99

TKA Guncangan Periode S.E. GDPA TKA XA IMA WP PPh PPn EA SP RDA IA DF I KON 1 0.0855 0.01 99.99 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5 0.1436 1.65 46.57 7.51 3.01 0.41

2.06 1.87

0.40 10.40 1.32 1.29

2.16 5.42 0.94

10 0.1759 3.93

36.57 7.42 2.52 5.65 1.81

2.15 0.46

10.99 1.32 2.24 1.88

6.06 1.20 20

0.1972 5.10 31.73 7.18 4.16 6.11

2.53 2.31

0.52 11.26 1.25 2.32

2.28 5.30 1.32

30 0.2098 6.13

30.37 6.47 4.63 5.93 2.90

2.39 0.50

11.68 1.15 2.34 2.53

5.18 1.38 40

0.2211 6.96 29.45 5.91 5.01 5.76

3.21 2.46

0.48 12.04 1.06 2.37

2.71 5.04 1.40

50 0.2319 7.66

28.66 5.44 5.30 5.62 3.47

2.52 0.46

12.36 0.99 2.39 2.87

4.92 1.41 60

0.2422 8.26 28.00 5.04 5.54 5.51

3.68 2.56

0.45 12.62 0.92 2.41

3.00 4.81 1.42

XA Guncangan Periode S.E. GDPA TKA XA IMA WP PPh PPn EA SP RDA IA DF I KON 1 0.1284 0.02 0.73 99.25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5 0.1772 1.05 0.79 78.47 3.47 1.61

0.44 0.63

0.38 2.88 0.09 1.38 0.58

0.67 4.42 10

0.2037 0.98 1.07 74.97 5.19 1.75

0.47 0.68

0.55 3.25 0.27 1.20 0.52

1.12 4.99 20

0.2424 0.91 1.23 73.76 6.58 1.93

0.42 0.66

0.52 3.15 0.36 1.10 0.48

1.22 5.02 30

0.2685 0.85 1.19 73.73 7.50 2.13

0.40 0.66

0.46 2.71 0.41 0.94 0.39

1.13 4.98 40

0.2913 0.81 1.19 73.94 8.20 2.25

0.37 0.67

0.40 2.34 0.45 0.84 0.34

1.01 4.85 50

0.3112 0.79 1.18 73.96 8.79 2.37

0.35 0.68

0.36 2.06 0.48 0.76 0.29

0.92 4.75 60

0.3304 0.77 1.17 74.07 9.22 2.45

0.33 0.68

0.32 1.84 0.51 0.69 0.26

0.84 4.68

IMA Guncangan Periode S.E. GDPA TKA XA IMA WP PPh PPn EA SP RDA IA DF I KON 1 0.2738 0.81 1.42 0.71 97.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5 0.3624 1.02 1.84 6.20 76.42 1.20

0.33 0.54

0.52 1.01 0.82 0.56 0.46

3.00 1.87 10

0.4337 0.92 2.96 7.15 72.26 1.57

0.34 0.50

0.57 1.28 1.21 0.99 0.41

3.37 1.42 20

0.5436 0.64 2.88 7.43 72.62 1.11

0.34 0.48

0.54 1.17 1.26 1.19 0.41

2.98 1.02 30

0.6307 0.48 2.99 7.51 73.17 0.88

0.31 0.44

0.51 1.10 1.32 1.23 0.31

2.77 0.80 40

0.7075 0.38 3.02 7.59 73.57 0.74

0.30 0.41

0.50 1.06 1.33 1.23 0.25

2.65 0.68 50

0.7767 0.32 3.04 7.62 73.85 0.64

0.29 0.40

0.49 1.03 1.35 1.23 0.22

2.57 0.59 60

0.8402 0.27 3.05 7.64 74.04 0.58

0.28 0.39

0.49 1.01 1.36 1.24 0.19

2.52 0.53

WP Guncangan Periode S.E. GDPA TKA XA IMA WP PPh PPn EA SP RDA IA DF I KON 1 0.2501 0.60 5.12 2.23 0.24 91.81 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5 0.3198 1.53 4.45 3.74 3.80 69.30

0.82 2.44

0.73 0.71 0.35 3.06 0.12

0.55 1.29 10

0.3474 2.24 4.13 4.60 4.54 63.08

0.92 2.34

0.86 1.01 0.93 3.29 0.66

1.58 1.19

251 Tabel 40. Lanjutan WP Guncangan Periode S.E. GDPA TKA XA IMA WP PPh PPn EA SP RDA IA DF I KON 20 0.3950 2.46 3.45 5.89 4.60 58.69 0.88 1.89 0.76 0.98 0.77 2.97

0.69 2.49 1.02 30

0.4334 2.68 3.01 6.66 4.63 56.53 0.86 1.60 0.68 0.91 0.69 2.66

0.68 2.88 0.90 40

0.4679 2.84 2.70 7.20 4.67 55.11 0.85 1.39 0.62 0.86 0.63 2.46

0.66 3.13 0.82 50

0.5002 2.96 2.47 7.61 4.71 54.03 0.84 1.23 0.58 0.82 0.58 2.30

0.65 3.31 0.76 60

0.5305 3.06 2.29 7.93 4.73 53.20 0.83 1.11 0.55 0.79 0.54 2.18

0.65 3.46 0.72

Keterangan: Periode = Triwulan, S.E. = Standard Error, EA = Anggaran Sektor Pertanian, GDPA = PDB Pertanian, SP = Subsidi Pertanian, TKA = Tenaga Kerja Pertanian, RDA = Penelitian dan Pengembangan XA = Ekspor Pertanian, Pertanian, IMA = Impor Pertanian, IA = Infrastruktur Pertanian, WP = Kesejahteraan Petani, DF = Desentralisasi Fiskal, PPh = Pajak Penghasilan, I = Investasi, dan PPn = Pajak Pertambahan Nilai, KON = Konsumsi. kemudian infrastruktur pertanian sebesar 5.83, desentralisasi fiskal sebesar 3.68, dan subsidi pertanian sebesar 3.09. Guncangan kebijakan fiskal lainnya berkontribusi dalam menjelaskan variabilitas PDB pertanian relatif kecil berkisar 0.16-1.99. Berarti, variabilitas PDB pertanian dijelaskan oleh guncangan kebijakan fiskal yang paling besar dari anggaran penelitian dan pengembangan pertanian, infrastruktur pertanian, desentralisasi fiskal, dan subsidi pertanian. Guncangan investasi juga memberikan kontribusi cukup besar 2.56. Variabilitas penyerapan tenaga kerja pertanian dalam jangka pendek triwulan ke 1 dijelaskan oleh guncangan sendiri 99.99 dan tidak dapat dijelaskan secara baik oleh guncangan lainnya kecuali PDB pertanian walau sangat kecil0.01. Dalam jangka panjang triwulan ke 60 variabilitas penyerapan tenaga kerja pertanian dijelaskan oleh guncangan sendiri sebesar 28 dan kebijakan