Uji Structural Break Uji Kointegrasi

142 tingkat signifikansi α=1 ditunjukkan oleh nilai probabilitas menolak H yang menyatakan bahwa terdapat structural break point dengan nilai F-statistik yang ada. Dengan demikian pada triwulan tersebut di gunakan variabel dummy sebagai representasi pangaruh krisis moneter D_MNTR. Nilai 0 diberikan pada periode 1970Q1-1997Q4 dan nilai 1 untuk periode 1998Q1-2005Q4. Hasil pengujian disajikan pada Tabel 13 dan Lampiran 3. Tabel 13. Hasil Uji Structural Break dengan Chow Breakpoint Test Chow Breakpoint Test: 1998:1 Chow Breakpoint Test: 1998:1 Variabel F-statistic Probability Variabel F-statistic Probability PPh 14.71075 0.000000 KONS 40.22672 0.000000 PPn 16.17603 0.000000 GDPA 2.172605 0.006845 DEF 15.02361 0.000000 TKA 3.667723 0.000009 U 22.13242 0.000000 XA 4.559880 0.000000 EA 4.507170 0.000000 IMA 10.58517 0.000000 SP 25.72705 0.000000 WP 4.651989 0.000000 RDA 2.675687 0.000766 NTI 2.630608 0.000935 IA 6.211081 0.000000 NTO 2.571643 0.001212 DF 3.289100 0.000050 DSA 8.085175 0.000000 I 6.623899 0.000000

3. Uji Kointegrasi

Satu set data deret waktu yang tidak stasioner I1 dikatakan memiliki hubungan kointegrasi jika kombinasi linear data deret waktu tersebut stasioner. Ada dua prosedur yang bisa digunakan untuk menguji kointegrasi antar data deret waktu. Pertama, uji Engle - Granger The Engle - Granger Two Step Method, dan kedua adalah uji Johansen Johansen Cointegration Test untuk sistem persamaan. Prosedur uji kointegrasi Engle-Granger dilakukan dalam dua tahap, pertama dilakukan regresi variabel satu dengan variabel lainnya. Kedua, residual yang diperoleh dari regresi tersebut diuji apakah residualnya stasioner atau tidak dengan 143 menggunakan uji Aughmented Dickey - Fuller dengan hipotesis nol residual tidak stasioner. Jika hipotesis nol diterima, artinya residual tidak stasioner, variabel yang diuji tidak berkointegrasi. Sebaliknya hipotesis nol tidak diterima, artinya residual stasioner, maka variabel yang diamati berkointegrasi Thomas, 1997. Sampai tahap ini, digunakan uji kointegrasi Engle-Granger, sedangkan uji kointegrasi Johansen akan digunakan dalam uji rank kointegrasi karena akan dianalisis model VAR yang terkendala restrited VAR atau disebut dengan Vector Error Correction Model VECM. Tabel 14. Hasil Uji Kointegrasi dengan Engle - Granger Two Step Method Augmented Dickey-Fuller test statistic RESIDUAL Variabel ADF Test Statistic Prob Hasil Kesimpulan PPh -5.162431 0.0000 Stasioner Berkointegrasi PPn -4.619855 0.0002 Stasioner Berkointegrasi DEF -3.642347 0.0061 Stasioner Berkointegrasi U -5.308786 0.0000 Stasioner Berkointegrasi EA -5.966882 0.0000 Stasioner Berkointegrasi SP -7.891892 0.0000 Stasioner Berkointegrasi RDA -5.104927 0.0000 Stasioner Berkointegrasi IA -5.865128 0.0000 Stasioner Berkointegrasi DF -4.534749 0.0003 Stasioner Berkointegrasi I -8.722872 0.0000 Stasioner Berkointegrasi KONS -4.870060 0.0001 Stasioner Berkointegrasi GDPA -4.390276 0.0005 Stasioner Berkointegrasi TKA -5.853747 0.0000 Stasioner Berkointegrasi XA -3.460142 0.0106 Stasioner Berkointegrasi IMA -6.029489 0.0000 Stasioner Berkointegrasi WP -7.710729 0.0000 Stasioner Berkointegrasi NTI -5.206516 0.0000 Stasioner Berkointegrasi NTO -4.817832 0.0001 Stasioner Berkointegrasi DSA -4.859178 0.0001 Stasioner Berkointegrasi Keterangan: Lihat keterangan Tabel 12 144 Hasil Uji Engle-Granger Two Step Method disajikan pada Tabel 14 dan Lampiran 4. Pengujian menghasilkan kesimpulan bahwa dengan uji Augmented Dickey-Fuller atas residual regresi variabel, semua stasioner yang ditunjukkan nilai probabilitas penerimaan Ho sampai 1 α=1 kecuali variabel XA sampai 5 α=5. Dengan demikian semua variabel berkointegrasi.

4. Uji Ordo Optimal VAR

Sebelum menguji adanya kointegrasi antar variabel dengan rank kointegrasi maka ditentukan dahulu optimum lag dari reduced unrestricted VAR. Sebagaimana diuraikan pada bagian 4.3.3., penelitian ini menggunakan pendekatan Likelihood Ratio Test Statistic. Dengan memilih 6 sebagai maksimum ordo untuk unrestricted VAR, berdasarkan kriteria LR: sequential modified LR test statistic masing-masing dengan level signifikansi α= 5 menunjukkan 4 sebagai ordo optimum. Berarti, panjang lag yang tepat dari model adalah 4 lihat Lampiran 5.

5. Model VAR dan Uji Granger Causality

Model VAR standar unrestricted multivariat dibangun dengan memperhatikan; pertama, evaluasi parameter kritis model terutama melihat nilai kebaikan goodnes of fit model dengan nilai R 2 . Kedua, sistem persamaan mampu mengakomodasi tujuan penelitian yaitu diperoleh paling tidak 8 persamaan kointegrasi hasil rank kointegrasi diuraikan di bagian 6 yang merepresentasikan hubungan jangka panjang pada variabel kinerja sektor pertanian 5 variabel dan agroindustri 3 variabel. Sistem persamaan optimal ketika variabel yang terpilih dimasukkan sebagai representasi kebijakan fiskal adalah, PPh, PPn, EA, SP, RDA, IA, DF. Sedangkan variabel DEF dan U dikeluarkan dari model. Untuk keperluan 145 kalkulasi statistik, karena variabel SP mengandung nilai nol, maka di konversi dengan menambahkan nilai 100 untuk semua data untuk dapat dioperasikan transformasi logaritma kecuali WP dan DSA sehingga kodenya menjadi SP_. Variabel penyeimbang ekonomi makro yaitu I dan KONS. Variabel komponen kinerja sektor pertanian adalah, GDPA, TKA, XA, IMA, dan WP. Variabel komponen kinerja agroindustri meliputi NTI, NTO, dan DSA. Model VAR standar unrestricted multivariat mempunyai tingkat ketepatan model yang baik sebagian besar nilai R 2 di atas 0.60 dengan diagnosis statistik jangka panjang yang baik. Model VAR digunakan untuk memperoleh persamaan kointegrasi dengan VECM, sehingga VAR tidak dibahas. Dalam kerangka model VAR, hubungan antar variabel belum menunjukkan hubungan kausalitas antara variabel-variabel pada ruas kanan terhadap variabel di ruas sebelah kiri. Untuk mengetahui karakteristik hubungan kausalitas atau perubahan variabel mana lebih berpengaruh terhadap perubahan variabel yang lain, dilakukan analisis Granger causality. Hasil analisis disajikan pada Tabel 15, selengkapnya pada Lampiran 6. Sesuai dengan tujuan penelitian, analisis difokuskan pada perubahan variabel-variabel komponen fiskal yang berhubungan causality pada perubahan variabel-variabel kinerja sektor pertanian dan agroindustri. Variabel kinerja sektor pertanian dapat dijelaskan secara nyata sampai tingkat signifikansi α = 1 oleh variabel kebijakan fiskal antara lain pertumbuhan PDB pertanian GDPA dan penyerapan tenaga kerja pertanian TKA. Pertumbuhan PDB pertanian GDPA dijelaskan oleh Pajak penghasilan PPh, sedangkan TKA dijelaskan oleh PPh dan subsidi pertanian SP disamping variabel