Investasi dan Konsumsi Masyarakat
186
negeri. Dari studi Tambunan 2003a, sejak tahun 1969 sampai dengan 2001 Indonesia selalu kekurangan dana domestik dari tabungan untuk membiayai
investasi. S-I gap pernah mengalami surplus yang digambarkan oleh pangsa tabungan nasional bruto SB dan investasi domestik bruto IB terhadap PDB
positif pada pada tahun 1979 dan tahun 1980. Pangsa S-I tersebut juga terjadi dan cukup besar pada tahun 1998 21.6 dan 21.0, tahun 1999 21.2 dan 17.6,
tahun 2000 35.6 dan 30.3, dan tahun 2001 19.8 dan 18.9. Pada Gambar 24 secara umum dapat dilihat pangsa investasi terhadap
pengeluaran pembangunan pada tahun 1970-79 dan tahun 1987-2001 cukup tinggi dengan rata-rata masing-masing 216.46 dan 288.04. Ini menandakan
bahwa pada periode tersebut peran investasi dalam pembangunan di Indonesia cukup besar.
Persentase Investasi Terhadap Pengeluaran Total, Pengeluaran Pembangunan, dan PDB
100 200
300 400
500 600
Tahun
Pe rs
e n
Terhadap Pengeluaran Tot al 98. 108 119.109 96. 97. 94. 100 95. 92. 19.120. 41. 54. 20. 22. 21. 50. 73. 85. 193 137 93. 100 157 229 211.182 99. 56. 98. 57. 35. 42. 30. 26.
Terhadap Pengeluaran Pembangunan 267296287267 186 180 156 172 182 167 34. 42. 75. 89. 33. 43. 64. 138 173 200385260182 193 317 513 493537253162 347160 81. 88. 53. 43. Terhadap PDB
0.7 0.8 1.18 1.4 2.0 2.4 2.8 3.0 3.5 4.8 1.3 1.813.3 5.0 1.812.4 2.7 5.8 8.9 10. 27. 19. 15. 16. 27. 39. 39. 47. 45. 33. 54. 47. 26. 35. 27. 26. 19
70 19
71 19
72 19
73 19
74 19
75 19
76 19
77 19
78 19
79 19
80 19
81 19
82 19
83 19
84 19
85 19
86 19
87 19
88 19
89 19
90 19
91 19
92 19
93 19
94 19
95 19
96 19
97 19
98 19
99 20
00 20
01 20
02 20
03 20
04 20
05
Sumber: IMF Juli, 2007, investasi dari BPS 1970-2006 Lampiran 1, diolah Gambar 24. Pangsa Investasi terhadap Pengeluaran Total, Pengeluaran
Pembangunan, dan PDB
187
Secara series, pangsa investasi terhadap pengeluaran total dan pengeluaran pembangunan searah menurun sejak tahun 1970 sampai 1980 masing-masing
98.65 dan 267.80 menjadi 19.10 dan 34.96 sebagai titik pangsa terendah selama rentang waktu analisis, kemudian secara fluktuatif meningkat sampai
puncak pangsa terhadap pengeluaran total tahun 1995 sebesar 229.50 dan terhadap pengeluaran pembangunan di tahun 1997 sebesar 537.90. Setelah itu
menurun kembali sampai tahun 2005. Pangsa terhadap PDB relatif meningkat secara konsisten sejak tahun 1970 sebesar 0.71 menjadi 26.39 di tahun 2005.
Pada Tabel 22, PBB membuat survei intensitas investasi terhadap PDB di negara-negara berkembang dan beberapa negara maju. Kawasan Asia timur adalah
kawasan paling intensif bahkan di atas negara-negara maju yang disurvei Australia, Jepang dan New Zealand. Kawasan Asia tenggara termasuk kawasan
dengan intensitas investasi berada di bawah Asia timur dan selatan, namun di atas Asia tengah dan Kepulauan Pasifik. Indonesia sejak tahun 1995-98, merupakan
kelompok negara dengan intensitas investasi yang tinggi rata-rata 30 terhadap PDB. Setelah periode tersebut hingga tahun 2006 termasuk kelompok menengah
dengan tren yang selalu menurun sampai tahun 2002, dan stagnan pada tahun 2003 sebesar 19 terhadap PDB. Mulai tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi
22 terhadap PDB kemudian menurun lagi pada tahun 2006 20. Komposisi investasi sektor pertanian di Indonesia seperti disajikan pada
Gambar 25 diketahui; pada awal pembangunan 1970-85 porsi investasi luar negeri masih lebih besar dibandingkan dengan dari domestik. Keadaan tersebut
berubah mulai periode 1986-95 dimana investasi domestik lebih besar dibandingkan luar negeri dengan konjungtur hiperbolik dimana puncaknya pada
188
periode 1986-90. Titik balik terjadi pada periode 1996-2005 dimana investasi luar negeri kembali lebih besar dibandingkan dengan domestik.
Tabel 22. Investasi Domestik Bruto Negara-Negara Berkembang dan Maju
Terhadap PDB
KawasanNegara 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Neg Berkembang ESCAP
China 40.8 39.6 38.2
37.7 37.4 36.3 38.5 40.2 43.9 50.5 42.6 43.6
Hong- Kong, China 34.1 31.6 34.0
28.9 24.8 27.5 25.3 22.8 21.9 21.8 20.5 21.3
Mongolia 31.7 29.9 28.1
35.2 37.0 36.2 36.1 32.2 38.0 36.5 35.5
- Republic of Korea
37.7 38.9 36.0 25.0 29.1 31.0 29.3
29.1 30.0 30.4 30.1 29.1
Asia Tengah dan Utara
Armenia 18.4 20.0 19.1
19.1 18.4 18.6 19.8 21 7 24.3 24.9 29.7
- Azerbaijan
23.8 29.0 34.2 33.4 26.5 20.7 20.7
34.6 53.1 54.5 45.7 -
Georgia 4.0 13.7 18.6
19.4 21.8 20.5 20.9 21.1 23.4
- -
- Kazakhstan
23.3 16.1 15.6 15.8 17.8 18.1 26.9
27.3 25.9 26.3 27.5 -
Kyrgyzslan 18.3 25.2 21.7
15.4 18.0 20.0 18.0 17.6 11.8 14.5 12.2
- Russian Federation
21.1 20.0 183
16.2 14.4 16.9 18.9 17.9 18.2 17.9 17.5
- Tajikistan
21.3 13.3 17.7 13.4 16.6
9.4 9.2
10.8 10.8 -
- -
Turkmenistan -
- 38.7 45.5
4.0 35.4 32.6 267 25.5
- -
- Uzbekistan
24.2 23.0 18.9 20.9 17.1 19.6 21.1
21.2 20.8 23.9 23.0 -
Pacifik
Fiji 13.6 11.4 11.7
16.0 14.4 12.4 14.9 -
- -
- -
Papua New Guinea 21.9 22.7 21.1
17.9 16.1 21.3 21.8 19.8
- -
- -
Tonga 20.1 22.6 19.5
19.0 20.2 19.4 18.5 20.4 18.9 17.5
- -
Vanuatu 23.2 20.2 18.8
17.7 20.3 22.2 20.0 21.2 19.8
- -
-
Asia Selatan dan Baratdaya
Bangladesh 19.1 20.0 20.7
21.6 22.2 23.0 23.1 23.2 23.4 24.0 24.5 25.0
Bhutan 46.7 43.0 33.0
35.7 39.7 47.4 58.0 59.3 57.9 61.0 61.0
- India
26.9 24.5 24.6 22.6 26.0 24.2 23.0
25.3 27.2 30.1 30.8 32.1 Iran Islamic Republic of
14.9 15.3 16.2 24.7 26.0 27.1 32.6
33.9 35.1 35.7 36.2 37.9 Maldives
31.5 30.5 33.2 30.1 33.6 26.3 28.1
25.5 32.3 -
- -
Nepal 25.2 27.3 25.3
24.8 20.5 24.3 24.1 24.2 25.8 26.4 28.9 30.3
Pakistan 18.5 19.0 17.9
17.7 15.6 17.4 17.2 16.8 16.9 16.6 18.1 20.0
Sri Lanka 24.2 24.2 24.4
25.1 27.3 28.0 22.0 21.2 22.1 25.0 26.5 29.0
Turkey 25.6 25.0 25.6
24.3 24.0 25.0 15.9 21.4 23.3 26.4 274 254
Asia Tenggara
Cambodia 12.8 15.2
144 120 17.0 17.3 21.2
20.1 21.5 17.5 19.7 20.3
Indonesia 31.9 30.7 31.8