43
a. Pentingnya Kebijakan Fiskal Bagi Pembangunan Sektor Pertanian dan Agroindustri
Secara teoretis, Keynes mengemukakan bahwa dampak kebijakan fiskal lebih cepat berpengaruh pada sektor riil termasuk pertanian dan agroindustri
melalui transmisi harga yang cepat penyesuaiannya, dan berpengaruh cepat juga kepada keseimbangan makroekonomi Turnovsky, 1981; Romer, 2001.
Dalam kasus pembangunan pertanianagroindustri di Indonesia, peran pemerintah masih dipersyaratkan dan diperlukan Alexandrates, 1995; Arifin, 2001;
2004; Tambunan, 2003a; 2003b; Fuglie, 2004; Pakpahan, 2004; Syafa’at, et. al., 2005; Sastrosunarto, 2006; Sa’id dan Dewi, 2006. Peran pemerintah tersebut
diwujudkan dalam kebijakan fiskal. Menurut Norton 2004, cakupan kebijakan fiskal tidak hanya menjangkau
determinan makro ekonomi pendapatan per kapita, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan stabilitas ekonomi namun juga pada determinan non ekonomi
seperti pemerataan, pendidikan dan kesehatan, serta kemiskinan. Analisis pengaruh kebijakan fiskal juga bisa dikembangkan untuk analisis performa sektoral bahkan
komoditi. Dalam studi ini dikaji keefektifan pengaruh kebijakan fiskal terhadap kinerja sektor petanian dan agroindustri.
b. Variabel Kebijakan Fiskal
1. Pajak Penghasilan PPh dan Pajak Pertambahan Nilai PPn Studi Hutahaean, et.al. 2002, dan Irawan 2005 menemukan, penerimaan
pemerintah dari pajak selama ini signifikan dalam mempengaruhi kinerja kebijakan fiskal di Indonesia non pajak cenderung menurun, sedangkan hibah belum terlalu
berpengaruh terhadap kinerja kebijakan fiskal karena ketidakpastian dan ketidakberlanjutannya. Secara lebih spesifik, penerimaan pemerintah dari pajak
44 dipilih yang paling dominan mempengaruhi kinerja sektor pertanian dan
agroindustri. Pajak penghasilan PPh mempunyai efektransmisi cepat terhadap
perubahan perilaku menabung, investasi dan ekspansi usaha perusahaan James and Nobes, 1992. Gemmella, et.al. 2003 dalam studi di Inggris menemukan PPh dan
PPn berpengaruh penting dalam perilaku keluarga dan perusahaan. Kasus Indonesia, bagi golongan ekonomi lemah yang jumlahnya lebih banyak PPh
cenderung menaikkan semangat kerja sementara bagi golongan ekonomi kuat akan menurunkan semangat kerja karena sistem tarif pajak PPh yang nol pada tingkat
pendapatan rendah pasal 17, UU No.10 Tahun 1994 dan UU No.17 Tahun 2000 Hutahaean, et.al., 2002. Hal itu selaras dengan hasil studi Dalton and Masters
1998 di Mali. Mangkoesoebroto 1999 mengemukakan bahwa dalam kasus Indonesia, PPh dan PPn cepat mempengaruhi perubahan perilaku rumahtangga dan
produsen. Dalam hal ini PPn akan mempengaruhi petani sebagai keluarga sekaligus produsen produk primer dan PPn berpengaruh pada agroindustri sebagai perusahaan
penghasil produk sekunder Khan, 2001.
Dari uraian tersebut, dalam penelitian ini Pajak Penghasilan PPh dan Pajak Pertambahan Nilai PPn dijadikan variabel yang mengekspresikan
penerimaan pemerintah. 2. Defisit dan Utang Pemerintah
Penguatan keseimbangan fiskal diperlukan untuk dapat memudahkan penyesuaian eksternal dengan lancar. Dalam sistem I-account, defisit merupakan
bagian tersendiri yang menunjukkan dan mempengaruhi posisi keseimbangan fiskal internal. Indonesia adalah negara yang selalu menurunkan posisi keseimbangan