Defisit dan Keberlanjutan Fiskal Desentralisasi Fiskal

19 Tabel 6. Keseimbangan Fiskal Pemerintah Pusat terhadap PDB di Negara-Negara Asia dan Indonesia KawasanNegara 2001 2002 2003 2004 2005 Asia Tengah Armenia -4.3 -2.6 -1.3 -1.7 -2.0 Azerbaijan -2.1 -2.1 -3.0 -2.0 -1.8 Kazakhstan -0.4 -0.3 -1.0 -0.3 0.6 Kyrgyz Republic -5.0 -5.4 -5.1 -4.3 -4.2 Tajikistan 0.1 0.7 1.1 0.7 -0.3 Turkmenistan 0.7 0.2 -1.5 0.0 - Uzbekistan 0.2 -0.9 -1.3 0.0 0.1 Asia Timur China, Peoples Rep. of -2.3 -2.6 -2.2 -1.3 -1.6 Hong Kong, China -4.9 -4.8 -3.3 -0.3 0.3 Korea, Rep. of -1.7 0.4 -2.5 -2.5 0.8 Mongolia -4.5 -5.8 -4.2 -2.1 2.7 Taipei,China -6.4 -4.3 -2.8 -2.9 -1.0 Asia Selatan Afghanistan - -0.1 -3.0 -1.2 -0.1 Bangladesh -5.0 -4.6 -3.4 -3.2 -3.5 Bhutan -12.8 -5.5 -11.6 -6.7 -11.3 India -9.9 -9.6 -8.4 -8.3 -7.6 Maldives -4.7 -4.9 -3.4 -1.7 - Nepal -4.5 -3.9 -1.5 -1.0 -1.1 Pakistan -4.3 -4.3 -3.7 -3.0 -3.3 Sri Lanka -10.8 -8.9 -8.0 -8.1 -8.7 Asia Tenggara Cambodia -6.6 -6.4 -6.9 -4.3 -3.1 Indonesia -2.4 -2.1 -1.7 -1.1 -0.5 Lao Peoples Dem. Rep. -7.5 -5.3 -7.9 -5.8 -6.0 Malaysia -5.5 -5.6 -5.3 -4.3 -3.8 Myanmar -5.8 -3.6 -4.9 -6.0 - Philippines -4.0 -5.3 -4.7 -3.9 -2.7 Singapore -0.3 -1.6 6.5 5.6 8.0 Thailand -2.1 -2.2 0.6 0.3 0.1 Vietnam -2.9 -3.6 -4.3 -2.0 -2.3 Pacific Cook Islands 1.3 0.2 -0.8 -0.6 3.1 Fiji Islands -6.6 -5.6 -6.0 -3.3 -4.3 Kiribati -16.5 -0.6 -28.2 - - Marshall Islands, Rep. of -4.7 12.7 -0.4 -2.6 -2.4 Micronesia, Fed. States of -6.6 -0.3 0.0 -9.5 -6.1 Palau, Rep. of -20.8 -11.6 -11.7 -12.0 - Papua New Guinea -3.5 -3.9 -1.0 1.8 -0.6 Samoa 11.8 12.1 10.7 10.6 - Solomon Islands -12.7 -11.0 -0.2 8.3 - Timor-Leste, Dem. Rep. of 2.0 0.4 3.2 9.8 32.4 Tonga -1.6 -1.5 -3.2 1.4 - Tuvalu -12.6 58.4 -11.0 -9.0 -4.0 Vanuatu -3.7 -2.0 -1.9 1.3 -0.3 Sumber: Asian Development Bank 2006 pajak dan retribusi yang terkadang tidak proporsional dengan kualitas layanan publik masyarakat, pemerintah daerah kurang berpengalaman dalam menghadapi secara langsung pasar uangutang dengan pihak luar, reposisi perusahaan pemerintah pusat yang berada di daerah, dan disparitas dalam mendorong peran sektor swasta antar daerah ADB, SEAMEO, SEARCA, Crescent, CASER and Ministry of Agriculture RI, 2005. Studi UNESCAP-CAPSA 2005 menemukan, proporsi antara pengeluaran dan penerimaan di negara berkembang, negara transisi, dan negara maju yang diperbandingkan dengan Indonesia. Untuk Indonesia porsi pengeluaran yang didesantralisasikan sebesar 33.24 lebih tinggi dari kawasan yang distudi. Sedangkan porsi penerimaan daerah terhadap total anggaran daerah di Indonesia paling rendah, selengkapnya disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Porsi Penerimaan dan Pengeluaran dalam Desentralisasi Fiskal Berbagai Negara di Dunia dan Indonesia Negara Porsi Pengeluaran Daerah Porsi penerimaan Daerah Negara Berkembang 13.78 9.27 Negara Transisi 26.12 16.59 Negara OECD 32.41 19.13 Indonesia 33.24 6.65 Sumber: UNESCAP-CAPSA 2005

2.2. Investasi

Sebagian besar persoalan melambatnya pertumbuhan produksi pertanian di Indonesia adalah karena penurunan investasi pemerintah dan swasta untuk pembangunan pertanian. Alokasi belanja pemerintah sebagai investasi publik untuk pertanian terus menurun sejak tahun 1980an. Penurunan investasi untuk subsidi pupuk sejak tahun 1980an dan menjadi nol pada tahun 1999, yang kemudian pada tahun 2005 mulai dievaluasi kembali. Belanja pemerintah untuk penelitian dan pengembangan RD selalu fluktuatif. Penurunan terjadi pada periode 1990an, kemudian meningkat pada pertengahan 1990an. Periode 2000an turun lebih drastis dan konsisten sampai tahun 2004; selengkapnya disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Belanja Pemerintah untuk Pembangunan Pertanian Rp1 000 Uraian 1985 1986 1990 1991 1995 1996 2000 2004 Irigasi 801 790 969 848 982 237 227 330 378 435 Penelitian dan Pengembangan 29 322 21 732 53 474 29 893 27 560 PenyuluhanPelatihan 36 060 35 270 25 956 14 194 12 424 Subsidi Pupuk 1 738 550 330 847 120 946 Pertanian termasuk Perikanan, Perkebunan 284 550 314 235 479 130 144 804 424 405 Keterangan: dibelanjakan, realisasi 9 bulan, tahun dasar 1993 Sumber : ADB, SEAMEO SEARCA, Crescent, CASER and Ministry of Agriculture RI 2005 Penurunan belanja pemerintah untuk penelitian dan pengembangan RD dan penyuluhan dapat menjelaskan kemandegan dalam inovasi pertanian yang dicerminkan dari penurunan produktivitas hampir seluruh komoditas pertanian. Dari beberapa studi menyimpulkan bahwa investasi pemerintah dalam irigasi, RD, dan penyuluhan merupakan instrumen vital untuk produksi pertanian Mundlak, Larson and Butze, 2002; Fuglie, 2003 dalam Simatupang, et. al., 2004. Investasi swasta sektor pertanian sejak periode 1990 sampai pasca 2000 tumbuh negatif dengan laju