277 besar dari pajak pertambahan nilai sebesar 3.93, kemudian desentralisasi fiskal
sebesar 1.92, dan anggaran infrastruktur pertanian sebesar 1.47.
Tabel 44. Peran Guncangan Kebijakan Fiskal terhadap Variabilitas Kinerja Agroindustri
NTI Guncangan
Periode S.E. NTI NTO DSA PPh PPn EA SP RDA IA DF
I KON 1
0.1057 84.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5
0.1441 58.64 0.19 0.48 0.60 2.01 0.83 0.59 0.51 1.33 1.36 3.30 0.18 10
0.1769 49.92 0.59 0.81 0.66 2.11 0.71 0.51 0.50 1.42 1.14 3.47 0.14 20
0.2244 41.72 0.67 1.03 0.69 2.59 0.66 0.49 0.39 1.56 1.15 4.10 0.12 30
0.2618 38.19 0.65 1.11 0.69 2.74 0.64 0.46 0.30 1.58 1.04 4.30 0.09 40
0.2945 36.24 0.64 1.13 0.70 2.80 0.63 0.44 0.24 1.56 0.98 4.44 0.08 50
0.3239 34.97 0.64 1.14 0.71 2.85 0.62 0.43 0.20 1.54 0.95 4.53 0.07 60
0.3507 34.07 0.64 1.15 0.71 2.89 0.62 0.42 0.17 1.52 0.93 4.59 0.06
NTO Guncangan
Periode S.E. NTI NTO DSA PPh PPn EA SP RDA IA DF
I KON 1
0.0774 71.08 7.24 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5
0.1068 48.89 4.25 0.50 0.22 2.31 0.81 0.24 0.51 1.61 1.52 2.58 0.45 10
0.1300 43.21 3.45 0.68 0.27 2.75 0.86 0.29 0.62 1.67 1.62 2.38 0.40 20
0.1621 37.05 2.75 0.75 0.31 3.39 0.88 0.27 0.52 1.65 1.92 2.56 0.31 30
0.1870 34.40 2.37 0.59 0.32 3.65 0.91 0.21 0.41 1.63 1.90 2.53 0.24 40
0.2092 32.93 2.16 0.48 0.33 3.77 0.93 0.17 0.33 1.56 1.90 2.53 0.19 50
0.2292 31.94 2.02 0.40 0.33 3.86 0.94 0.15 0.28 1.51 1.91 2.53 0.16 60
0.2475 31.24 1.91 0.35 0.34 3.93 0.95 0.13 0.24 1.47 1.92 2.53 0.14
DSA Guncangan
Periode S.E. NTI NTO DSA PPh PPn EA SP RDA IA DF
I KON 1 0.2351
0.54 0.06
83.34 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 0.3421 5.95
0.80 49.83
0.81 0.55
0.87 0.91 1.21 1.91 5.53 1.92 1.73 10 0.4142
8.49 1.08
44.57 1.13
1.16 0.81 0.93 1.10 1.93 4.70 3.28 1.31
20 0.5175 8.85
1.46 40.93
1.36 1.26
0.81 0.91 0.86 1.39 3.58 3.99 1.12 30 0.5985
9.12 1.56
39.60 1.48
1.35 0.86 0.89 0.72 1.11 3.07 4.26 0.99
40 0.6697 9.29
1.62 38.88
1.54 1.39
0.87 0.87 0.63 0.93 2.74 4.44 0.91 50 0.7340
9.42 1.66
38.39 1.59
1.41 0.88 0.86 0.57 0.82 2.53 4.57 0.85
60 0.7931 9.51
1.69 38.02
1.62 1.43
0.88 0.85 0.53 0.74 2.38 4.66 0.81
Keterangan: Periode = triwulan,
S.E. = Standard Error,
SP = Subsidi Pertanian,
NTI = Nilai Tambah Input,
RDA = Penelitian dan Pengembangan NTO
= Nilai Tambah Output, Pertanian,
DSA = Daya Saing Agroindustri,
IA = Infrastruktur Pertanian,
PPh = Pajak Penghasilan,
DF = Desentralisasi Fiskal,
PPn = Pajak Pertambahan Nilai,
I = Investasi, dan
EA = Anggaran Sektor Pertanian,
KON = Konsumsi.
278 Guncangan kebijakan fiskal lainnya berkontribusi dalam menjelaskan variabilitas
nilai tambah output relatif kecil berkisar 0.1-0.9. Guncangan investasi juga memberikan kontribusi cukup besar 2.53 .
Berarti, variabilitas nilai tambah output dijelaskan oleh guncangan kebijakan fiskal yang paling besar dari pajak pertambahan nilai, desentralisasi fiskal dan
anggaran infrastruktur. Variabilitas daya saing agroindustri dalam jangka pendek triwulan ke 1
dijelaskan oleh guncangan sendiri 83.34. Variabilitas juga dijelaskan oleh NTI 0.54 dan NTO 0.06. Tidak dapat dijelaskan secara baik oleh guncangan
kebijakan fiskal. Dalam jangka panjang triwulan ke 60 variabilitas daya saing agroindustri dijelaskan oleh guncangan sendiri sebesar 38.02. Sedangkan
kebijakan fiskal, yang paling besar dari desentralisasi fiskal sebesar 2.38, kemudian pajak penghasilan sebesar 1.62, pajak pertambahan nilai sebesar
1.43, dan anggaran infrastruktur pertanian sebesar 0.74. Peran guncangan kebijakan fiskal lainnya dalam menjelaskan variabilitas daya saing agroindustri
relatif kecil berkisar 0.53-0.88. Guncangan investasi juga memberikan kontribusi cukup besar 4.66.
Berarti, variabilitas daya saing agroindustri dijelaskan oleh guncangan kebijakan fiskal yang paling besar dari desentralisasi fiskal, pajak penghasilan,
pajak pertambahan nilai, dan anggaran infrastruktur disamping juga dari investasi. Dari uraian di atas sebagaimana disajikan pada Tabel 45, variabel kebijakan
fiskal yang efektifberperan besar dalam mempengaruhi variabilitas kinerja agroindustri di Indonesia adalah: anggaran infrastruktur pertanian dan desentralisasi
fiskal kemudian disusul pajak pertambahan nilai. Kebijakan infrastruktur yang bias