0.53 1.19 PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL TERHADAP KINERJA SEKTOR PERTANIAN

251 Tabel 40. Lanjutan WP Guncangan Periode S.E. GDPA TKA XA IMA WP PPh PPn EA SP RDA IA DF I KON 20 0.3950 2.46 3.45 5.89 4.60 58.69 0.88 1.89 0.76 0.98 0.77 2.97

0.69 2.49 1.02 30

0.4334 2.68 3.01 6.66 4.63 56.53 0.86 1.60 0.68 0.91 0.69 2.66

0.68 2.88 0.90 40

0.4679 2.84 2.70 7.20 4.67 55.11 0.85 1.39 0.62 0.86 0.63 2.46

0.66 3.13 0.82 50

0.5002 2.96 2.47 7.61 4.71 54.03 0.84 1.23 0.58 0.82 0.58 2.30

0.65 3.31 0.76 60

0.5305 3.06 2.29 7.93 4.73 53.20 0.83 1.11 0.55 0.79 0.54 2.18

0.65 3.46 0.72

Keterangan: Periode = Triwulan, S.E. = Standard Error, EA = Anggaran Sektor Pertanian, GDPA = PDB Pertanian, SP = Subsidi Pertanian, TKA = Tenaga Kerja Pertanian, RDA = Penelitian dan Pengembangan XA = Ekspor Pertanian, Pertanian, IMA = Impor Pertanian, IA = Infrastruktur Pertanian, WP = Kesejahteraan Petani, DF = Desentralisasi Fiskal, PPh = Pajak Penghasilan, I = Investasi, dan PPn = Pajak Pertambahan Nilai, KON = Konsumsi. kemudian infrastruktur pertanian sebesar 5.83, desentralisasi fiskal sebesar 3.68, dan subsidi pertanian sebesar 3.09. Guncangan kebijakan fiskal lainnya berkontribusi dalam menjelaskan variabilitas PDB pertanian relatif kecil berkisar 0.16-1.99. Berarti, variabilitas PDB pertanian dijelaskan oleh guncangan kebijakan fiskal yang paling besar dari anggaran penelitian dan pengembangan pertanian, infrastruktur pertanian, desentralisasi fiskal, dan subsidi pertanian. Guncangan investasi juga memberikan kontribusi cukup besar 2.56. Variabilitas penyerapan tenaga kerja pertanian dalam jangka pendek triwulan ke 1 dijelaskan oleh guncangan sendiri 99.99 dan tidak dapat dijelaskan secara baik oleh guncangan lainnya kecuali PDB pertanian walau sangat kecil0.01. Dalam jangka panjang triwulan ke 60 variabilitas penyerapan tenaga kerja pertanian dijelaskan oleh guncangan sendiri sebesar 28 dan kebijakan 252 fiskal, yang paling besar dari subsidi pertanian sebesar 12.62, pajak penghasilan sebesar 3.68, desentralisasi fiskal sebesar 3, pajak pertambahan nilai sebesar 2.56, dan infrastruktur pertanian sebesar 2.41. Guncangan kebijakan fiskal lainnya berkontribusi dalam menjelaskan variabilitas penyerapan tenaga kerja pertanian relatif kecil berkisar 0.45-0.92. Guncangan investasi juga memberikan kontribusi cukup besar 4.81 . Berarti, Dalam jangka panjang, variabilitas penyerapan tenaga kerja pertanian dijelaskan oleh guncangan kebijakan fiskal yang paling besar dari subsidi pertanian, pajak penghasilan, desentralisasi fiskal, pajak pertambahan nilai, dan infrastruktur pertanian. Variabilitas ekspor produk pertanian dalam jangka pendek triwulan ke 1 dijelaskan oleh guncangan sendiri 99.25 dan tidak dapat dijelaskan secara baik oleh guncangan lainnya kecuali PDB pertanian dan penyerapan tenaga kerja pertanian walau sangat kecil masing-masing sebesar 0.02 dan 0.73. Dalam jangka panjang triwulan ke 60 variabilitas ekspor produk pertanian dijelaskan oleh guncangan sendiri sebesar 74.07 dan kebijakan fiskal yang paling besar hanya dari subsidi pertanian sebesar 1.84. Hal itu mengindikasikan bahwa subsidi pertanian lebih banyak teralokasi untuk perdagangan pertanian dan kurang terkonsentrasi pada sisi produksi pertanian lihat hasil analisis IRF yang merespon negatif terhadap PDB pertanian. Guncangan kebijakan fiskal lainnya berkontribusi dalam menjelaskan variabilitas ekspor pertanian relatif kecil berkisar 0.26-0.69. Guncangan konsumsi memberikan kontribusi cukup besar 4.68 . Berarti, dalam jangka panjang variabilitas ekspor pertanian dijelaskan oleh guncangan kebijakan fiskal yang paling besar hanya dari subsidi pertanian disam- 253 ping itu juga dari konsumsi. Variabilitas impor produk pertanian dalam jangka pendek triwulan ke 1 dijelaskan oleh guncangan sendiri 97.06 dan tidak dapat dijelaskan secara baik oleh guncangan lainnya kecuali PDB pertanian, tenaga kerja pertanian, dan ekspor pertanian walau sangat kecil masing-masing sebesar 0.81, 1.42, dan 0.71. Dalam jangka panjang triwulan ke 60 variabilitas impor pertanian dijelaskan oleh guncangan sendiri sebesar 74.04 dan kebijakan fiskal yang paling besar dari anggaran penelitian dan pengembangan pertanian sebesar 1.36, anggaran infrastruktur pertanian sebesar 1.24, dan subsidi pertanian sebesar 1.01. Guncangan kebijakan fiskal lainnya berkontribusi dalam menjelaskan variabilitas ekspor produk pertanian relatif kecil berkisar 0.19-0.49 . Guncangan investasi memberikan kontribusi cukup besar 2.52. Berarti, dalam jangka panjang, variabilitas impor pertanian dijelaskan oleh guncangan kebijakan fiskal yang paling besar dari anggaran penelitian dan pengembangan pertanian, anggaran infrastruktur pertanian, dan subsidi pertanian, disamping itu juga dari investasi. Variabilitas kesejahteraan petani dalam jangka pendek triwulan ke 1 dijelaskan oleh guncangan sendiri 91.81, penyerapan tenaga kerja pertanian 5.12 dan eskpor produk pertanian 2.23. Namun tidak dapat dijelaskan secara baik oleh guncangan lainnya kecuali impor produk pertanian walau sangat kecil 0.24 dan PDB pertanian sebesar 0.06. Dalam jangka panjang triwulan ke 60 variabilitas kesejahteraan petani dijelaskan oleh guncangan sendiri sebesar 53.20 dan kebijakan fiskal yang paling besar dari anggaran infrastruktur pertanian sebesar 2.18, dan pajak pertambahan nilai sebesar 1.11. Guncangan kebijakan fiskal 254 lainnya berkontribusi dalam menjelaskan variabilitas ekspor pertanian relatif kecil berkisar 0.54-0.83. Guncangan investasi juga memberikan kontribusi cukup besar 3.46 . Berarti, dalam jangka panjang, variabilitas kesejahteraan petani dijelaskan oleh kebijakan fiskal yang paling besar dari anggaran infrastruktur pertanian dan pajak pertambahan nilai. Tabel 41. Rangkuman Peran Guncangan Instrumen Kebijakan Fiskal yang Efektif terhadap Variabilitas Kinerja Sektor Pertanian dalam Jangka Panjang Sumber Guncangan dari Kebijakan Fiskal Variabilitas Kinerja Sektor Pertanian PPh PPn EA SP RDA IA DF GDPA 1.99 5 1.91 6 0.16 7

3.09 4

7.23 1

5.83 2

3.68 3

TKA

3.68 2

2.56 4

0.45 7

12.62 1

0.92 6

2.41 5

3.00 3

XA 0.33 5 0.68 3 0.32 6

1.84 1

0.51 4 0.69 2 0.26 7 IMA 0.28 6 0.39 5 0.49 4

1.01 3

1.36 1

1.24 2

0.19 7 WP 0.83 3

1.11 2

0.55 6 0.79 4 0.54 7

2.18 1

0.65 5 Kesimpulan - Efektif - Efektif Efektif Efektif Efektif Keterangan: Peran guncangan besar, berdasarkan nilai FEVD jangka panjang atau nilai rata-rata di atas 1 dan atau lebih besar jika diperbandingkan dengan variabel lainnya. Angka dalam kurung menunjukkan ranking besar peran guncangan. Efektif ditentukan berdasarkan frekuensi peran guncangan yang besar, semakin banyak frekuensinya maka variabel kebijakan fiskal tersebut efektif. Sumber: Analisis Tabel 40 Dari uraian di atas sebagaimana disajikan pada Tabel 41, variabel kebijakan fiskal yang efektifberperan besar dalam mempengaruhi variabilitas kinerja sektor pertanian di Indonesia adalah: subsidi pertanian, anggaran infrastruktur pertanian, 255 pajak pertambahan nilai, anggaran penelitian dan pengembangan pertanian, dan anggaran desentralisasi fiskal. Efektifitas subsidi pertanian didukung oleh hasil studi Stiglitz 2000 dan Norton 2004 bahwa subsidi pada negara berkembang masih diperlukan untuk mendorong produksi. Efektifitas anggaran infrastruktur pertanian, selaras dengan