Kinerja Agroindustri 1. Nilai Tambah Unit Input dan Output
98 = lnT
t
+ lnK
t
+ L
t
- lnK
t
ln Y
t
- lnK
t
= lnT
t
+ L
t
- lnK
t
ln Y
t
lnK
t
= lnT
t
+ L
t
- lnK
t
Y
t
K
t
= T
t
L
t
K
t
3.87 Dari persamaan 3.87 dapat diketahui Y
t
K
t
adalah nilai tambah output sebagai akibat penggunaan input. Koefisien dan 1- menunjukkan alokator nilai tambah
input kapital dan tenaga kerja Tambunan, 2003a. 3.5.2. Daya Saing Agroindustri
Dalam analisis daya saing, metode yang sering digunakan dalam berbagai literatur adalah Revealed Comparative Advantage RCA, Revealed Trade
Advantage RTA, dan Acceleration Ratio AR. Untuk mengetahui posisi daya saing komoditi ekspor agroindustri Indonesia dalam penelitian ini, hanya akan
digunakan indeks RCA. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa komoditi ekspor agroindustri yang diamati merupakan komoditi unggulan ekspor, nilai
impornya relatif kecil sehingga tidak diamati Herjanto, 2003 dan Joewono, 2008. Sementara metode RTA maupun AR memerlukan data, baik ekspor maupun impor
dari suatu komoditi, sehingga tidak sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini. Indeks Revealed Comparative Advantage RCA adalah suatu indeks yang
umum digunakan untuk menunjukkan posisi relatif keunggulan komparatif suatu produk ekspor terhadap kinerja ekspor menyeluruh. Indeks RCA didefinisikan
sebagai rasio pangsa pasar produk tertentu suatu negara terhadap pangsa pasar dunia dari produk yang sama Lall and Rao, 1995 dirumuskan:
Xa TX RCA = ——————
3.88 XWaTXW
99 di mana:
Xa = nilai ekspor komoditi a suatu negara,
TX = total ekspor negara yang bersangkutan,
XWa = ekspor dunia komoditi a, dan TXW = total ekspor dunia.
Nilai Indeks RCA di bawah satu menunjukkan relatif disadvantage dalam
mengekspor produk itu, sedangkan di atas satu menunjukkan relatif advantage. RCA dapat dirinci lagi dalam empat jenis. Emerging Comparative Advantage,
mengindikasikan produk selama kurun waktu tersebut memiliki peningkatan RCA dari di bawah satu menjadi lebih dari satu. Continuing Comparative Advantage
adalah kelompok produk yang mempertahankan RCA yang tinggi di atas satu, artinya pola keunggulan komparatifnya tidak terlalu dinamis. Continuing
Comparative Disadvantage mengindikasikan produk yang memiliki RCA di bawah satu. Declining Comparative Advantage menunjukkan produk yang RCA-nya dari
atas satu turun menjadi di bawah satu. Negara dengan RCA komoditi low skill exports lebih tinggi daripada high skill exports, dimana RCA high skill exports lebih
kecil dari satu menunjukkan bahwa negara tersebut tidak memiliki keunggulan relatif dalam mengekspor produk yang skill intensif.
3.6. Analisis Deret Waktu 3.6.1. Metode Vector Autoregresive dan Vector Error Correction Model
Metode VAR merupakan salah satu bentuk model makro-ekonometrika yang sering digunakan untuk melihat permasalahan makroekonomi yang fluktuatif.
100 Model terakhir yang telah banyak dikembangkan adalah model VAR dan Structural
Vector Autoregresive SVAR. Pendekatan ini mampu mengatasi kritik Lucas yang ditujukan pada analisis kebijakan untuk model makroekonomi dinamik dan
stokastik. Kritik Lucas adalah, pada model makro ekonomi tradisional menganggap
model yang diestimasi pada keadaan tertentu dapat digunakan untuk peramalan pada kondisi rezim kebijakan yang berbeda Thomas, 1997; Verbeek, 2000. Hal ini
menunjukkan bahwa parameter yang diestimasi tidak berubah pada kebijakan dimanapun perekonomian berada sehingga model ekonomi secara logik menjadi
tidak valid dan menghasilkan kesimpulan yang spurious. Dilain pihak VAR tidak hanya menghasilkan rekomendasi berdasarkan keluaran modelnya dalam merespon
adanya suatu guncangan dalam perekonomi tetapi membiarkan hal ini bekerja melalui model teoretik dan dapat melihat respon jangka panjang berdasarkan data
historisnya Irawan, 2005.
Vector Autoregresive VAR adalah sistem persamaan yang memperlihatkan setiap variabel sebagai fungsi linear dari konstanta, nilai lag lampau dari variabel
tersebut dan nilai lag dari variabel lain yang ada dalam sistem. Dalam sistem VAR hanya terdapat variabel endogen. Hal ini mengakomodasi kritik Sims, dimana
adanya variabel eksogen dalam suatu model menunjukkan kebijakan yang tidak lagi forward looking. Sebab, pembuat kebijakan dapat membuat keputusan rasional
berdasarkan pengalaman sebelumnya dan keputusan yang diambil akan berbeda untuk setiap rezim yang berbeda. VAR membutuhkan identifikasi restriksi yang
sangat ketat untuk mencapai persamaan melalui interpretasi persamaan. Restriksi-