sehingga beberapa spesies ikan akan musnah dan tanaman air akan dapat menghambat laju arus air Darmono, 2001.
f. Nitrit NO
2
Hasil analisis nitrit pada tiga lokasi sampel yaitu 0,05 mgl, 0,004 mgl dan 0,08 mgl. Nilai nitrit masih di bawah NAB yang diizinkan 10 mgl.
Nitrit merupakan salah satu ion nitrogen anorganik dalam air. Ion tersebut dapat terjadi dari adanya reduksi nitrat ataupun oksidasi ammonia. Ion nitrit lebih
berbahaya dari pada ion nitrat. Effendi 2000 mengemukakan nitrit biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit di perairan alami, kadarnya lebih
kecil dari pada nitrat karena nitrit bersifat tidak stabil jika terdapat oksigen. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan
bahan organik dengan kadar oksigen terlarut sangat rendah. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Konsumsi nitrit yang
berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah yang selanjutnya membentuk methemoglobin yang tak mampu
mengikat oksigen. Darmono 2001 mengemukakan kandungan nitrit yang tinggi dalam air
minum akan menyebabkan gangguan sistem peredaran darah pada bayi berumur di bawah 3 bulan. Penyakit ini disebut gejala “bayi biru” blue baby syndrom,
dengan gejala yang khas yaitu terlihat warna kebiruan pada daerah sekitar bibir dan pada beberapa bagian tubuh. Hal ini disebabkan oleh sejenis bakteri di dalam
lambung yang mengubah nitrat menjadi nitrit. Hemoglobin darah dari bayi mengambil nitrit yang seharusnya oksigen, akibatnya bayi mengalami kegagalan
dalam pernapasan. Beberapa peneliti melaporkan, nitrit dapat mengakibatkan kanker pada lambung dan saluran pernapasan pada orang dewasa.
g. Kesadahan
Hasil analisis kesadahan di tiga lokasi sampel yaitu 130,40 mgl, 115,20 mgl, dan 25,60 mgl. Nilai kesadahan pada tiga lokasi tersebut masih di bawah
NAB yang diizinkan yaitu sebesar 10 mgl. Kesadahan air disebabkan oleh banyaknya mineral dalam air yang berasal dari batuan dalam tanah, baik dalam
bentuk ion maupun ikatan molekul. Elemen terbesar yang terkandung di air adalah kalsium Ca
++
, magnesium Mg
++
, natrium Na
+
dan kalium K
+
. Jenis hewan budidaya di dalam air membutuhkan kesadahan tertentu, namun kebanyakan
menyukai di dalam air yang kurang sadah. Pertumbuhan dan perkembangan hewan air secara umum lebih menyukai air dengan tingkat kesadahan 3-10
o
dH Kordi dan Tancung, 2007.
Suriawiria 2003 mengemukakan kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektivitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan
rasa yang segar. Air sadah tidak bisa digunakan dalam kegiatan industri air ketel, air pendingin atau pemanas. Achmad 2004 mengemukakan air sadah tidak
menguntungkan atau mengganggu proses pencucian menggunakan sabun. Sabun digunakan pada air sadah, mula-mula sabun harus bereaksi lebih dahulu
dengan setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air sebelum sabun dapat berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Hal ini bukan saja akan
memboroskan penggunaan sabun, tetapi gumpalan-gumpalan yang terjadi akan mengendap sebagai lapisan tipis pada alat-alat yang dicuci sehingga mengganggu
proses pembersihan dan pembilasan oleh air.
h. Besi Fe
Hasil analisis besi pada tiga lokasi sumur pantau menunjukkan di atas NAB yaitu 1.50 mgl, sedangkan pada lokasi rumah penduduk dan rumah
penduduk seberang sungai, nilainya besi masih di bawah NAB yaitu 0.01 mgl yang diizinkan. Tingginya kandungan besi di sumur pantau diduga karena
kandungan bahan organik yang berlebihan yang bersifat anaerob akibat proses dekomposisi bahan organik yang berlebihan. Jadi apabila perairan memiliki kadar
besi Fe
2+
yang tinggi maka berkolerasi dengan kadar bahan orgnik yang tinggi atau air tersebut berasal dari air tanah dalam dengan suasana anaerob atau dari
lapisan dasar perairan yang sudah tak ada oksigen Effendi, 2000. Besi merupakan unsur penting dalam air permukaan dan air tanah. Perairan yang
mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin serta menimbulkan rasa
yang tidak enak pada air minum Achmad, 2004. Slamet 2007 mengemukakan