Analisis AHP TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Sampah

penilaian dan preferensi secara ringkas dan padat. Proses tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa demi pengambilan keputusan yang sehat dalam situasi yang komplek diperlukan penetapan prioritas dan melakukan perimbangan. AHP mengidentifikasi, memahami, dan menilai interaksi- interaksi suatu sistem sebagai suatu keseluruhan. Tabel 2. Skala Banding Secara Berpasangan Dalam AHP Tingkat Kepentingan Keterangan Penjelasan 1 3 5 7 9 2,4,6,8 Kebalikan §Kedua elemen sama pentingnya §Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang lain §Ele men yang satu lebih penting daripada elemen yang lain § Elemen yang satu jelas lebih penting § Penting dari pada elemen yang lain §Elemen yang satu mutlak lebih penting dari pada elemen yang lain § Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan §Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. §Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama terhadap tujuan §Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibandingkan elemen lainnya §Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibandingkan elemen lainnya §Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya §Satu elemen dengan kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek §Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan §Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan Sumber : Saaty 1993 Data hasil keputusan dari struktur hirarki berdasarkan hasil wawancara dengan kuisioner AHP menggunakan pendekatan komparasi berpasangan, sehingga menghasilkan gambar an perbandingan berpasangan berpengaruh relatif atau berpengaruh pada setiap elemen terhadap masing-masing tujuan. Tujuan di atas didasarkan pada perbandingan pemutusan dari para pengambil keputusan terhadap penilaian yang dilakukan pada tingkat kepentingan antara satu elemen dib andingkan dengan elemen lainnya dengan menggunakan pembobotan berdasarkan skala prioritas AHP. Untuk mendapatkan skenario optimal dalam pengelolaan TPAS di Cipayung digunakan pendekatan AHP yang dirancang untuk menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan sangat erat dengan permasalahan tertentu yang tidak terstruktur seperti dalam bidang ekologi, ekonomi, dan sosial, melalui suatu prosedur yang dirancang untuk sampai pada suatu skala preferensi di antara berbagai set alternatif. Pendekatan AHP menggunakan skala Saaty mulai dari bobot 1 sampai dengan 9. Jika nilai hasil perhitungan menunjukkan consistency ratio CR 0,10 artinya penilaian pada pengisian kuesioner tergolong konsisten, sehingga nilai bobotnya dapat digunakan. Untuk menganalisis data tersebut digunakan komputer dengan bantuan program expert choice 2000.

2.9 Pemodelan A. Sistem Dinamik

Sistem dinamik adalah pendekatan yang membantu manajemen puncak dalam memecahkan permasalahan kecil dan dianggap sukar untuk dipecahkan. Kebanyakan orang dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai pada awalnya terlalu rendah. Hal yang diinginkan adalah sebuah peningkatan dengan sikap umum yang dilakukan dalam lingkungan akademis, yaitu dengan menjelaskan perilakunya setelah itu menemukan struktur dan kebijakan untuk hasil yang lebih baik Forrester, 1961 dalam Sterman, 2000. Sistem dinamik menurut MIT Massachusetts Institute of Technology adalah metodologi untuk mempelajari permasalahan di sekitar kita yang melihat permasalahan secara keseluruhan holistik. Tidak seperti metodologi lain yang mengkaji permasalahan dengan memilahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan saling membatasi. Konsep utama sistem dinamik adalah pemahaman tentang bagaimana semua objek dalam suatu sistem saling berinteraksi satu sama lain. Sistem dinamik menurut masyarakat sistem dinamik system dynamics society adalah metodologi untuk mempelajari dan mengelola sistem umpan balik yang kompleks, seperti yang biasa ditemui dalam dunia bisnis dan sistem sosial lainnya. Sterman 2000 mendefinisikan sistem dinamik adalah metode untuk meningkatkan pembelajaran dalam sistem yang kompleks. Lebih lanjut, metode tersebut diilustrasikan seperti sebuah simulasi dalam kokpit pesawat bagi manajemen untuk memahami dalam belajar dinamika yang kompleks, memahami sumber resistensi hambatan dalam kebijakan, dan merancang kebijakan yang lebih efektif. Untuk memahami kekomplekan tersebut, maka sistem dinamik didasarkan atas teori dinamika non- linier dan kontrol umpan balik yang dikembangkan dalam disiplin ilmu matematika, fisika, dan kerekayasaan. B. Berpikir Sistem Berpikir sistem adalah paradigma sistem dinamik. Berpikir secara sistemik yang mempelajari keterkaitan objek dari pengamatan dan penyelidikan dalam dunia nyata. Berpikir sistem telah ada pada proses berpikir manusia dalam memecahkan permasalahan hidupnya dengan mencari tahu know terhadap realitas yang dihadapinya. Dalam menyelidiki dan mengamati realitas, manusia senantiasa melihat keterkaitan antara faktor-faktor yang diamatinya dengan memilah-milah analisis kemudian merangkainya sintesis. Dengan cara tersebut akan dicapai sebuah solusi yang komprehensif menyeluruh. Berpikir sistemik dalam konteks organisasi merupakan alat untuk memahami secara terbaik dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi. Penerapan berpikir sistemik tidak mudah, karena memerlukan pergeseran paradigma dari melihat kejadian sebagai suatu kegiatan yang terisolasi, menjadi sistem suatu kegiatan yang terdiri atas kejadian yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Contoh sebuah kegiatan dalam hal penurunan kinerja