Pembuatan kompos dengan bin takakura keranjang yang dilapisi kertas karton, sekam padi, dan kompos matang, memerlukan sedikit kesabaran karena
dibutuhkan sampah organik terseleksi dan pencacahan untuk mempercepat proses pematangan kompos. Komposter takakura dapat ditempatkan di dalam rumah
tidak menimbulkan bau. Produk kompos dapat digunakan untuk program penghijauan dan penanaman bibit.
7.7.4. Metode Pembuatan Kompos Takakura
Cara pengomposan dengan matode Takakura:
Sampah rumah tangga sisa makanan atau sisa dapur ditiriskan agar bebas dari aircairan dan bila ada sisa sayuran yang masih panjang, maka sisa sayuran
tersebut dirajang terlebih dahulu. Setelah dikumpulkan, sampah tersebut dicampur
dengan kompos yang sudah jadi kemudian dimasukkan ke dalam keranjang takakura yang telah disiapkan. Sampah diaduk dengan menggunakan cetok dalam
keranjang sampai rata, kemudian diletakkan kembali bantal gabah di atasnya dan
keranjang takakura ditutup kembali. Sampah-sampah rumah tangga sisa makanan sampah organik, dibuang setiap hari ke dalam keranjang takakura. Kompos
setelah cukup umur atau sudah matang dari takakura dikeluarkan untuk kemudian dijemur sampai kering dan diayak menjadi kompos. Calon kompos yang belum
matang dikembalikan ke keranjang takakura. Kompos tersebut dapat digunakan untuk keperluan pemupukan tanaman di halaman rumah sendiri.
7.7.5. Komponen SaranaPrasarana 3R pada Sumber Sampah Komponen prasaranasarana 3R pada sumber sampah meliputi kantong
palstik atau karung kecil 40 – 50 liter, 3 unitrumah, Gentong 60 – 100 liter, 2 unitrumah, dan keranjang takakura 60 liter, 1 unitrumah.
7.7.6. Proses Sosialisasi
Sosialisasi program 3R kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: a Melalui forum ibu-ibu arisan; b Pertemuan warga; c
Lomba memilah sampah sebagai ganti permainan membawa kelerang, dan
bendera; d Lomba melukis dengan tema-tema kebersihan lingkungan; e Sosialisasi kepada masyarakat ibu rumah tangga, pemuda dan anak-anak.
7.7.7. Pembiayaan dan Insentif
Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan 3R meliputi a Biaya pembelian karungkantong plastik; b Biaya pembelian gentong; c Biaya
pembelian takakura; d Biaya pembelian perlengkapan pembuatan kompos saringan, sekop, sekam, dan karton; e Insentif yang didapat berupa hasil
penjualan material daur ulang dan produk kompos serta penjualan bibit tanaman.
7.8. Pengelolaan Sampah dengan Memanfaatkan Tekhnologi
MENLH dan JICA 2003 mengemukakan dalam penerapan teknologi pengelolaan sampah harus sesuai dengan karakteristik sampah dan kemampuan
sumberdaya yang ada. Pemanfaatan teknologi pengelolaan sampah harus memenuhi standar teknis dan ramah lingkungan. Pemanfaatan teknologi terdiri
atas: a Teknologi modern, misalnya pemisah magnetik, truk kompaktor, insinerator, biogasanaerobik, pabrik skala besar, dan sanitary landfill;
b Teknologi tepat guna, misalnya kantung, tong, keranjang sampah, gerobak sampah dan komposter Gambar 26.
Teknologi pengelolaan sampah tersebut dapat dimanfaatkan pada beberapa kegiatan di antaranya adalah a Proses produksi barang, yaitu penerapan
teknologi bersih, produk dan kemasan ramah lingkungan serta teknologi nir limbah; b Pemisahan sampah, yaitu kantong, tong, keranjang sampah,
pemisah magnetik, tungku pembakar, dan ban berjalan; c Pemanfaatan sampah, yaitu tekhnologi daur ulang, dan teknologi pengomposan; d Pengangkutan
sampah, yaitu truk, dump truk, truk pemadatan, buldozer, dan gerobak sampah; f Pengelolaan sampah, yaitu insinerator dan biogas; g Pembuangan, yaitu
sanitary landfillcontrolled landfill.