walaupun besi dibutuhkan oleh tubuh, akan tetapi dalam dosis yang tinggi dapat merusak dinding usus.
i. Timbal Pb
Hasil analisis timbal pada tiga lokasi sampel menunjukkan masih di bawah NAB sebesar 0,05 mgl. Timbaltimah hitam Pb ditemukan dalam bentuk
terlarut dan tersuspensi pada perairan. Timbal terdapat dalam air yang dikeluarkan oleh sejumlah industri dan pertambangan. Daya racun timbal yang akut pada
perairan alami menyebabkan kerusakan hebat pada ginjal, sistem reproduksi, hati, otak, dan sistem syaraf pusat, sehingga menyebabkan kematian. Proses pelapisan
kertas-kertas timbal, dan cat-cat dengan kandungan timbal tinggi diperkirakan menyebabkan hambatan perkembangan mental pada anak-anak. Timbal di-
gunakan sebagai bahan solder dan penyambung pipa air, sehingga air untuk rumah tangga kemungkinan dapat kontak dengan timbal. Air yang tersimpan dalam alat-
alat yang dibuat dari hasil pematrian, untuk jangka waktu lama dapat mengakumulasi sejumlah timbal yang sangat tinggi Achmad, 2004.
Slamet 2007 mengemukakan Pb adalah racun sistemik. Keracunan Pb akan menimbulkan gejala: rasa mual di mulut, garis hitam di gusi, anorexia,
muntah-muntah, kolik, enchepalitis, perubahan kepribadian, kelumpuhan dan kebutaan.
j. Mangan Mn
Hasil analisis mangan di lokasi sumur pantau menunjukkan di atas NAB yaitu 1,90 mgl, sedangkan pada lokasi sumur rumah penduduk dan rumah
penduduk seberang sungai masih di bawah NAB 0,5 mgl. Di lokasi sumur pantau kandungan mangan tinggi, kemungkinan disebabkan karena keadaan perairan
dalam kondisi anaerob akibat dekomposisi bahan organik yang tinggi. Menurut Effendi 2000 meskipun mangan tidak bersifat racun, tetapi
keberadannya dapat mengendalikan kadar unsur racun lainnya di perairan seperti logam berat. Slamet 2007 mengemukakan bahwa mangan merupakan metal
kelabu-kemerahan. Keracunan mangan seringkali berakibat kronis sebagai akibat menghirup debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gangguan susunan
saraf dimulai dengan insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku. Bila pemaparan masih berlanjut
menyebabkan bicara melambat dan monoton sehingga terjadi hyperrefleksi, clonus pada patella dan tumit menyebabkan berjalan seperti penderita parkinson.
Achmad 2004 mengemukakan toksisitas mangan Mn, relatif sudah tampak pada konsentrasi rendah. Tingkat kandungan mangan yang diizinkan
dalam air yang digunakan untuk keperluan domestik sangat rendah, yaitu di bawah 0,05 mgl, dalam kondisi aerob, mangan dalam perairan terdapat dalam
bentuk MnO
2
dan pada dasar perairan tereduksi menjadi Mn
2+
atau dalam air yang berasal dari dasar sumber air, sering ditemukan mangan dalam konsentrasi tinggi.
Air yang berasal dari sumber tambang asam dapat mengandung mangan terlarut, dan pada konsentrasi ± 1 mgl dapat ditemukan pada perairan dengan aliran yang
berasal dari tambang asam. Pada pH yang agak tinggi dan kondisi aerob terbentuk mangan yang tidak larut seperti, MnO
2
. Mn
3
O
4
, atau MnCO
3
meskipun oksidasi dari Mn
2+
itu relatif lambat. Perairan yang diperuntukkan bagi irigasi pertanian untuk tanah yang bersifat asam sebaiknya memiliki kadar mangan sekitar
0,2 mgl, sedangkan untuk tanah yang bersifat netral dan alkalis sekitar 10 mgl.
k. Tembaga Cu
Hasil analisis tembaga pada tiga lokasi sampel masih di bawah NAB yang diizinkan yaitu 1.0 mgl. Tembaga merupakan logam berat esensial, biasanya
menimbulkan keracunan pada ternak ruminansia terutama pada domba. Keracunan terjadi apabila garam Cu langsung kontak dengan dinding usus domba,
sehingga menimbulkan radang gastro-enteritis.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hewan percobaan yang defesiensi Cu dapat menurunkan
jumlah sel T-limposit dan menghambat respon poliklonal sel T dan B mitogenesis serta dapat menurunkan aktivitas sel pagosit untuk membunuh mikroba, sehingga
hewan menjadi lebih peka terhadap infeksi penyakit Darmono, 2001. Air tanah dapat mengandung tembaga sekitar 12 mgl. Defisiensi tembaga
dapat mengakibatkan anemia. Kadar tembaga yang berlebihan di dalam air dapat mengakibatkan air menjadi berasa jika diminum. Konsumsi air yang mengandung
tembaga yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada hati. Keberadaan