Kerangka Pemikiran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

perubahan dalam pemikiran dan tindakan setiap individu dalam meningkatkan kebersihan di lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing. Meskipun upaya pengelolaan sampah telah dilakukan dengan sebaik- baiknya, namun masih banyak permasalahan yang timbul seperti rendahnya kepedulian dan peran serta masyarakat serta kurangnya dukungan kebijakan perundangan yang proporsional yang dapat diterapkan, khususnya di lingkungan TPA Sampah Cipayung, Kota Depok. Menindak lanjuti hal tersebut di atas, perlu diciptakan suatu model pengelola an tempat pemrosesan akhir TPA sampah secara berkelanjutan di TPA Cipayung Kota Depok.

1.2. Kerangka Pemikiran

Pesatnya pembangunan di berbagai bidang mempengaruhi laju per- tumbuhan penduduk Kota Depok. Berdasarkan data BPS Kota Depok 2007, jumlah penduduk Kota Depok pada tahun 2007 mencapai 1.470.002 jiwa. Pertambahan jumlah penduduk tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan kebutuhan hidup yang berdampak terhadap peningkatan sisa-sisa buangan atau sampah dari aktivitas yang dilakukan. Di wilayah Kota Depok juga terdapat fasilitas umum seperti pasar, terminal, pertokoan, jalan raya serta industri yang semua aktivitasnya menghasilkan sampah. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah akan menjadi sumber masalah dalam kehidupan di antaranya menjadi sumber pencemar lingkungan hidup. Untuk itu, perlu dilakukan analisis kualitas air sumur, badan air penerima BAP, dan kualitas air lindi serta mikrobiologi di kawasan TPA Cipayung. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok telah mengkonsolidasikan kegiatan pengolahan sampah dengan tujuan untuk mewujudkan kota yang bersih, sehat, dan nyaman. Kegiatan pengolahan sampah tersebut dilakukan dengan me- libatkan peranserta masyarakat dimulai dari tingkat rumah tangga yang di- lanjutkan pada tahap pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan yang di- lakukan di TPA Cipayung. Pengolahan untuk limbah industri, terutama limbah B3 bahan bahaya dan beracun pada umumnya dilakukan sendiri oleh industri yang bersangkutan atau bekerjasama dengan pihak lain Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup, 2008. Pemerintah Kota Depok telah menerapkan sistem pengelolaan sampah dengan berbagai aplikasi teknologi, akan tetapi pada kenyataannya masih ada timbulan sampah yang tidak terangkut ke TPA Cipayung. Timbulnya per- masalahan tersebut karena masih banyak masyarakat Kota Depok yang belum perduli dan menyadari akan permasalahan yang timbul sebagai akibat dari timbulan sampah yang dihasilkan. Dikarenakan adanya keterbatasan tenaga kerja dan biaya operasional pengangkutan sampah, permasalahan sampah tidak hanya menjadi tanggungjawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok DKP. Oleh sebab itu, diperlukan adanya partisipasi masyarakat dalam upaya mengurangi jumlah timbulan sampah yang ada di Kota Depok. Selain itu, partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk menanggulangi permasalahan sampah perkotaan yang semakin komplek, sehingga diperlukan adanya kebijakan untuk pengelolaan sampah, mengingat kontribusi penyumbang sampah yang paling besar adalah sektor pemu- kimanperumahan. Sampah yang paling dominan dihasilkan dari kegiatan rumah tangga adalah jenis sampah organik. Pengelolaan sampah organik seharusnya dapat ditangani lebih mudah dari tingkat rumah tangga. Dengan mereduksi sampah dari sumbernya, diharapkan volume sampah yang dihasilkan dapat berkurang sedikit demi sedikit. Hingga saat ini sudah ada kebijakan-kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan sampah, di antaranya UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Kebijakan penataan terhadap berbagai elemen yang berkaitan dengan Pemerintah Daerah sangat diperlukan. Kebijakan tersebut di antaranya adalah dengan melakukan peningkatan manajemen pelayanan umum agar dapat berjalan secara efisien, efektif, ekonomis dan akuntabel. Namun pada kenyataannya, kebijakan tersebut diduga masih belum diimplementasikan dengan baik, karena sistem pengelolaannya belum bersifat holistik dan operasional. Oleh karena itu, perlu dibuat kebijakan yang baru atau mengembangkan kebijakan-kebijakan yang telah ada, sehingga dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi. Kebijakan yang sudah ditetapkan harus dapat dilaksanakan dan perlu adanya pemantauan yang ketat agar kualitas lingkungan tetap terjaga, tidak terjadi konflik, dan mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat di sekitar kawasan TPA Cipayung, Kota Depok. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka pemikiran model pengelolaan TPA sampah secara berkelanjutan.

1.3. Perumusan Masalah