Rancangan Penelitian Tahap Penelitian

4.3.1. Keadaan Kualitas Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Kesehatan Masyarakat di Sekitar TPA Cipayung a Kondisi kualitas lingkungan : idenntifikasi sifat fisik, kimia, dan biologi dilakukan pengambilan sampel air sumur, badan air penerima, dan air lindi di lingkungan TPA Cipayung Kota Depok. b Keadaan responden : kondisi sosial budaya dan kesehatan masyarakat di kawasan TPA Cipayung dengan menggunakan kuisioner dan wawancara terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan TPA Cipayung. Pengambilan contoh dilakukan dengan metode survei, yaitu metode yang bertujuan untuk meminta tanggapan responden.

4.3.2. Kebijakan Pengelolaan Sampah di TPA Cipayung

Beberapa pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah diskusi dan wawancara dengan panduan kuisioner serta pengamatan langsung terhadap kegiatan di TPA Cipayung. Penentuan responden dilakukan dengan purposive sampling. Responden adalah pemangku kepentingan yang mengetahui permasalahan dan kondisi TPA Cipayung dari berbagai lembagainstansi terkait, Pemda, swasta, LSM, perguruan tinggi, dan masyarakat di sekitar kawasan TPA Cipayung. Tingkat 1 Fokus Tingkat 2 Pemangku kepentingan Tingkat 3 Aspek Tingkat 4 Alternatif Peningkatan kualitas Lingkungan di TPAS Cipayung LSM Lembaga Peneliti PEMDA Swasta Masyarakat Ekologi Sosial Ekonomi Peningkatan Partisipasi Stakehoder Optimalisasi Pengelolaan Sampah Penegakan Hukum Optimalisasi Kinerja Petugas Kebersihan Gambar 7. Struktur hirarki perumusan strategi pengelolaan TPAS Struktur hirarki diawali dengan tujuan umum, kemudian dilanjutkan dengan sub-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif pada level paling bawah. Untuk lebih jelasnya struktur hirarki dalam perumusan pengelolaan tempat pembuangan akhir sampah di Cipayung dapat dilihat pada Gambar 7.

4.3.3. Sistem Pengelolaan TPA Sampah

Pengambilan data sistim pengelolaan sampah dengan mengamati data jumlah penduduk, jumlah sampah, jumlah tempat pembuangan sampah selama 5 tahun terakhir. 4.4. Analisis Data 4.4.1. Analisis Keadaan Kualitas Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Kesehatan Masyarakat di Sekitar TPA Cipayung a Analisis data kualitas lingkungan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menganalisis sampel air yang dilakukan di Laboratorium PT. Mutu Agung Lestari. Sampel air yang diukur adalah kualitas air sumur, kualitas air badan air penerima, dan kualitas air lindi. Kualitas air sumur yang telah diukur dibandingkan dengan peraturan Permenkes RI No. 416MenkesPerIX1990, Kualitas badan air penerima dibandingkan dengan Kriteria Mutu Air PPRI No.282001. Gol. III. Kualitas air lindi dibandingkan dengan SK Gubernur Jawa Barat No. 61999. b Keadaan responden : kondisi sosial budaya dan kesehatan masyarakat di kawasan TPA Cipayung. hasil wawancara di tabulasi dan kompilasi data, dan dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengolahan data wawancara kelompok dan observasi pada lokasi survey.

4.4.2. Analisis Kebijakan Pengelolaan Sampah di TPA Cipayung

Strategi pengelolaan TPAS Cipayung dikelola dengan menggunakan perumusan metode AHP dengan mengikut sertakan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan TPA Cipayung di Kota Depok. Dalam AHP pengukuran dapat dilakukan dengan membangun skala pengukuran dalam bentuk indeks, skoring atau nilai numerik tertentu. Ha-hal yang harus diperhatikan dalam menyelesaikan suatu masalah dalam AHP adalah dekomposisi, pemutusan komparatif, sintesis prioritas dan konsistensi logika. Untuk menganalisis data tersebut digunakan komputer dengan bantuan program expert choice 2000. Keseluruhan proses tersebut diharapkan menjadi model penyusunan kebijakan pengelolaan TPA Cipayung yang terpadu, komprehensif, dan partisipatif. 4.4.3. Analisis Sistem Pengelolaan Sampah 4.4.3.1.Tahapan Pemodelan Sistem Dinamik Tahapan pemodelan sistem dinamik SD dalam penelitian ini diuraikan menjadi dua bagian, yaitu aspek konseptual dan aspek teknis. Bagian konseptual merupakan masukan dari strukturisasi sistem yang telah difiltrasi. Alur pemodelan dapat dilihat pada Gambar 8. Mulai Selesai Pemilihan tema Formulasi model simulasi Membangun peta model mental Verifikasi Sensitivitas leverage point Skenario kebijakan CLD Persamaan matematik, estimasi parameter, nilai inisial Uji struktur dan perilaku Rekomendasi kebijakan terbaik dan tepat Membangun diagram alir SFD Identifikasi variabel kunci Konseptual Teknis Validasi Analisis sensitivitas probabilistik Gambar 8. Alur tahapan model

4.4.3.2. Pemilihan Tema dan Identifikasi Variabel Kunci

Pemilihan tema dan penentuan variabel kunci merupakan bagian dari perumusan masalah penelitian. Tahap ini merupakan tahapan penting agar permasalahan yang dikaji dan batasan-batasan sistemnya jelas. Tema yang dipilih adalah pengelolaan lingkungan TPA Cipayung yang bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis sampah yang terkelola, partisipasi masyarakat pada tahun mendatang.

4.4.3.3. Membangun Diagram Kausal dan Diagram Alir

Perancangan konsep model dinamik berawal dari informasi historis atau pola hipotesis setiap variabel kunci untuk menggambarkan perilaku persoalan sebagai dasar rujukan. Dasar rujukan diwakili oleh pola perilaku suatu kumpulan variabel-variabel mencakup beberapa aspek yang berhubungan dengan perilaku persoalan. Pola perilaku rujukan membantu memperkuat hipotesis dinamis yang dinyatakan sebelumnya berdasarkan pengamatan dunia nyata, penelitian sebelumnya dan data-data terkait. Hipotesis dinamis adalah suatu pernyataan mengenai struktur balik yang dianggap memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku masalah. Struktur model dibangun dengan menggunakan alat CLD causal loop diagram sehingga memudahkan pengamatan secara visual untuk memahami dan menangkap hipotesis dinamis. Struktur model dilanjutkan dengan membangun diagram alir dengan alat SFD stock flow diagram sebagai bahasa bersama pemodelan SD. Variabel ditetapkan sebagai stock akumulasi dan flow aliran yang dapat mengubah nilai stock. 4.4.3.4. Formulasi Model Simulasi Tahap formulasi model simulasi menggunakan alat bantu program komputer Powersim. Model simulasi agar dapat dijalankan harus dilengkapi dengan persamaan matematis yang benar, parameter dan penentuan kondisi nilai awal. Hipotesis dinamis adalah suatu pernyataan mengenai struktur balik yang dianggap memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku masalah. Penentuan variabel atau parameter yang akan dijadikan stock akumulasi dan flow aliran yang dapat mengubah nilai stock. 4.4.3.5.Verifikasi dan Validasi Model Verifikasi model adalah pembuktian bahwa model komputer yang telah disusun pada tahap sebelumnya mampu melakukan simulasi dari model abstrak yang dikaji Eriyatno, 1998. Dalam pengertian lain, verifikasi adalah sebuah proses meyakinkan bahwa program komputer yang dibuat beserta penerapannya adalah benar. Cara yang dilakukan adalah menguji sejauh mana program komputer yang dibuat telah menunjukkan perilaku dan respon yang sesuai dengan tujuan dari model Schlesinger, et al. 1979 dalam Sargent, 1998. Validasi adalah usaha penyimpulan apakah model sistem tersebut merupakan perwakilan sah dari realitas yang dikaji, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan Eriyatno, 1998, dalam proses pemodelan validasi dan verifikasi dilakukan untuk setiap tahap pemodelan, yaitu validasi terhadap model konseptual, verifikasi terhadap model komputer dan validasi operasional serta validitas data. Validasi merupakan proses interaktif sebagai proses penyempurnaan model komputer Muhammadi, et al., 2001; Eriyatno, 1998. Teknik validasi yang digunakan pada studi ini meliputi validasi struktur dilihat dari bangunan teori dan perilaku reproduksi. Validasi kinerja dilakukan dengan melihat kinerja keluaran model dengan keluaran model dunia nyata, uji kondisi ekstrim, pemeriksaan konsistensi unit analisis, dan pemeriksaan konsistensi data secara statistik Muhammadi, et al. 2001. Uji validitas teoritis artinya model yang dibangun valid karena didukung oleh teori yang diadopsi. Uji kondisi ekstrim, yaitu pengujian terhadap salah satu variabel yang diubah nilainya secara ekstrim. Pemeriksaan konsistensi unit analisis keseluruhan interaksi dari unsur-unsur yang menyusun sistem dengan memeriksa persamaan Powersim. Pemeriksaan konsistensi keluaran model untuk mengetahui sejauh mana kinerja model sesuai dengan kinerja sistem aslinya. Prosedurnya dengan mengeluarkan nilai hasil simulasi variabel utama dan membandingkan dengan pola perilaku data aktual. Uji statistik dilakukan setelah secara visual meyakinkan dengan mengecek nilai error antara data simulasi dan data aktual dalam batas penyimpangan yang diperkenankan yaitu antara 5-10. Ukuran relatif untuk menentukan nilai mean error dari nilai absolute percentage error APE yang didefinisikan dengan persamaan sebagai berikut Markidakis et al., 1992: 1 100 x X F X n 1 MAPE n 1 t t t t ∑ = − = dengan: MAPE = mean absolute percentage error X t = nilai aktual F t = nilai simulasi atau peramalan 4.4.3.6.Sensitivitas Sensitiv itas berarti respon model terhadap stimulus yang ditujukan dengan perubahan atau kinerja model. Tujuan utama analisis ini adalah untuk mengetahui variabel keputusan yang cukup penting leverage point untuk ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model. Metode umum yang digunakan adalah skenario terbaik- terburuk Sterman, 2000. Jenis uji sensitifitas yang dilakukan pada penelitian ini berupa intervensi fungsional. Intervensi fungsional, yaitu intervensi terhadap variabel tertentu atau kombinasinya. Intervensi setiap perubahan nilai variabel dinaikkan atau dikurangkan 10 akan memperlihatkan kinerja model yang berbeda terhadap nilai variabel utama. 4.4.3.7.Sekenario Kebijakan Kebijakan adalah aturan umum bagaimana status keputusan dibuat berdasar pada informasi yang tersedia. Setiap kebijakan memiliki empat komponen, yaitu kondisi saat ini aktual dan yang diinginkan, kecepatan tanggapan dan tindakan perbaikan Forrester, 1961 dalam Lyneis, 1980. Kecepatan tanggap dalam studi ini menggunakan matrik yang terdiri atas tiga pilihan pengaturan variabel atau analisis sensitifitas, yaitu agresif, moderat dan lambat Lyneis, 1980. Skenario kebijakan juga mengggunakan analisis probabilistik untuk penilaian resiko. Rentangan waktu yang digunakan adalah periode lima tahun tahun 2008-2013. Rentangan selama lima tahun merupakan rujukan yang digunakan Pemerintah Kota Depok untuk bahan proyeksi kebijakan RKAP setelah mengevaluasi kinerja pengelolaan sampah selama lima tahun sebelumnya. Pengolahan Data Analisis perhitungan data menggunakan Microsoft Office Excel dan model dinamik analisis simulasi sistem dinamik yang diolah menggunakan software Stella versi 8.0.

4.5. Tahap Penelitian

Di dalam penelitian ini dilakukan tahapan pengumpulan data dengan mengambil sampel air dan analisis laboratorium untuk mengetahui kualitas perairan di kawasan TPA Cipayung, melakukan wawancara atau diskusi dengan menggunakan panduan kuisioner terhadap pelaku utama yang dapat mewakili pihak berkepentingan pemangku kepentingan dan melakukan penentuan titik sampel serta variabel yang diukur.

4.6. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu data primer dan sekunder. Data primer dilakukan dengan melihat secara langsung kondisi dan keadaan sebenarnya di lapangan. Data primer kualitas air diambil langsung di lokasi penelitian. Data primer kebijakan diperoleh dari kuisioner terhadap para pemangku kepentingan yang terlib at langsung terhadap pemanfaatan kawasan TPA Cipayung. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelusuran data BPS, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok, dokumen hasil penelitian dari berbagai instansi yang berhubungan dengan penelitian. Data penelitian yang diambil antara lain jumlah sampah kumulatif, luas lahan TPA yang terpakai, lama waktu atau umur TPA, data iklim rata-rata bulanan selama 10 tahun terakhir suhu, curah hujan, kelembaban nisbi, kecepatan angin, dan lama penyinaran matahari dari Badan Meterologi dan Geofisika Jakarta, data sosial ekonomi penduduk dari Biro Statistik Kota Depok Jawa Barat, data kesehatan masyarakat dari puskesmas di Kecamatan Cipayung Kota Depok.