Tembaga Cu KEADAAN KUALITAS LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN

tembaga yang tinggi dapat mengakibatkan korosi pada besi dan aluminium Effendi, 2000 l. Kadmium Cd Hasil analisis kadmium pada tiga lokasi sampel menunjukkan di bawah NAB yang diizinkan yaitu 0,005 mgl. Keberadaan kadmium Cd dalam air sangat sedikit renik dan tidak larut dalam air. Garam-garam kadmium klorida, nitrat, dan sulfat dapat berupa senyawa kompleks organik dan anorganik atau terserap ke dalam bahan-bahan tersuspensi dan sedimen dasar. Pada pH yang tinggi kadmium mengalami presipitasipengendapan. Achmad 2004 mengatakan bahan pencemar kadmium dalam air berasal dari pembuangan limbah industri dan limbah pertambangan. Kadmium secara luas digunakan dalam proses pelapisan logam. Slamet 2007 mengemukakan tubuh manusia tidak memerlukan kadmium dalam fungsi dan pertumbuhannya, kadmium bersifat kumulatif dan sangat toksik bagi manusia karena dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal dan paru-paru, meningkatkan tekanan darah dan mengakibatkan mandul pada pria dewasa.

m. Arsen As

Hasil analisis arsen pada tiga lokasi sampel menunjukkan di bawah NAB yang diizinkan yaitu 0.05 mgl. Arsen telah dikenal sebagai zat kimia yang berbahaya. Keracunan arsen warangan yang akut dapat berasal dari makanan yang jumlahnya lebih dari 100 mgl. Pembakaran bahan bakar fosil terutama batu bara, mengeluarkan sejumlah warangan As 2 O 3 ke lingkungan dan akan masuk ke dalam perairan alami Achmad, 2004. Senyawa arsenit Na 3 AsO 3 juga bisa digunakan sebagai pestisida untuk membasmi tumbuhan pengganggu, jamur dan tikus. Menurut Slamet 2007 keracunan arsen pada manusia menimbulkan gejala muntaber disertai darah, disusul dengan koma, dan bila dibiarkan dapat menyebabkan kematian.

n. Selenium Se

Hasil analisis selenium pada tiga lokasi sampel menunjukkan masih di bawah NAB yang diizinkan yaitu 0.01 mgl. Keberadaan selenium di perairan diperkirakan dapat menurunkan toksisitas arsen dan merkuri. Selenium banyak dipergunakan pada industri besi baja, cat, fotografi, pengolahan karet, elektronik dan sebagai insektisida. Menurut Slamet 2007 selenium adalah logam yang berbau bawang putih, didapat bersama-sama dengan senyawa Cu, Au, Ni dan Ag. Selenium dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan gejala muntah dan diare. Bila pemaparan berlanjut, maka akan terjadi gangguan susunan saraf seperti hilangnya reflex, iritasi cerebral. Selenium merupakan racun sistemik, dan mungkin juga bersifat karsinogenik. o. Kromium 6 Cr 6+ Hasil analisis kromium pada tiga lokasi sampel menunjukkan di bawah NAB yang diizinkan yaitu 0.05 mgl. Kromium termasuk unsur yang jarang ditemukan pada perairan alami. Kromium yang ditemukan di perairan adalah kromium trivalen Cr 3+ dan kromium hexavalen Cr 6+ . Kromium trivalen tidak ditemukan pada perairan yang memiliki pH lebih besar dari 5. Apabila kromium trivalen masuk ke parairan maka akan dioksidasi menjadi kromium hexavalen yang lebih toksik Effendi, 2000. Slamet 2007 mengemukakan kromium sebetulnya tidak beracun, tetapi senyawanya sangat iritan dan korosif sehingga dapat menimbulkan ulcus yang dalam pada kulit dan selaput lendir. Menghirup kromium dapat menimbulkan kerusakan pada tulang hidung, paru-paru bagian dalam, dan dapat menyebabkan kanker. p. Sianida CN Hasil analisis sianida pada tiga lokasi sampel menunjukkan di bawah NAB yang diizinkan yaitu 0.1 mgl. Sianida adalah kelompok senyawa anorganik dan organik dengan siano CN sebagai struktur utamanya. Sianida biasanya dihasilkan pada saat pemrosesan logam. Sianida tersebar luas di perairan dalam bentuk ion sianida CN - , hidrogen sianida HCN, dan metallosianida. Keberadaan sianida sangat dipengaruhi oleh pH, suhu, oksigen terlarut, dan salin itas Effendi, 2000.