Kajian Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Sampah

sebaliknya, jarak tidak mempengaruhi pencemaran sebagaimana ditunjukkan oleh sumur dekat dan jauh dari TPA. Sarbi 2005 melakukan penelitian dengan judul pengembangan sistem pengelolaan sampah di Kota Parepare. Hasil pengukuran sampel air sumur dangkal menunjukkan tidak layak untuk dijadikan sebagai sumber air bersih untuk air minum penggunaan langsung. Variabel yang telah melampaui ambang batas baku mutu air bersih yakni : kekeruhan, fosfat, COD, total coliform dan E. coli Sistem pengelolaan sampah saat ini belum optimal, hal ini disebabkan kurangnya armada pengangkutan sampah, petugas lapang, dan sarana pengumpul sampah sehingga hanya mampu mengangkut sampah ke TPA sebanyak 256 m 3 hari. Astuti 2005 melakukan penelitian dengan judul strategi pemberdayaan masyarakat sekitar TPA Sampah Cipayung melalui penguatan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan sehat. Hasil penelitian dapat diketahui permasalahan utama yang muncul di Kelurahan Cipayung adalah adanya dampak negatif TPAS terhadap gangguan kesehatan masyarakat. Masyarakat membutuhkan penguatan kemampuan untuk mengetahui masalah yang mereka hadapi dan cara mengatasinya. Program jangka panjang yang dibutuhkan adalah pendidikan masyarakat dalam memperlakukan sampah dan penetapan peraturan daerah tentang pengelolaan sampah serta penelitian tentang pengelolaan sampah serta penelitian tentang teknik pengelolaan sampah yang efektif dan efisien.

III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN 3.1. Letak, Luas dan Batas Administrasi

Kota Depok secara geografis terletak pada koordinat 6 o 19’00” – 6 o 28’00” Lintang Selatan dan 106 o 43’00” – 106 o 55’30” Bujur Timur. Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah sampai perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter di atas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di Propinsi Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200.29 km 2 . Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan dua Propinsi. Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang dan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. b. Sebelah T imur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Tangerang. Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta, Kabupaten Bekasi, Ka bupaten Bogor, dan Kabupaten Tangerang. Dikarenakan letaknya yang strategis, Kota Depok mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi secara regional dengan kota-kota lainnya. 3.2 Kondisi Geografis, Geologi, Topografi, Hidrologi dan Iklim 3.2.1. Kondisi Geografis Kondisi geografis Kota Depok dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane serta 13 sub satuan wilayah aliran sungai. Di samping itu, terdapat pula 25 situ. Data luas situ pada tahun 2005 sebesar 169,68 ha, dengan kualitas air rata-rata buruk akibat tercemar.

3.2.2. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah

Berdasarkan peta geologi regional oleh Pusat Penelitian dan Pe- ngembangan Geologi Bandung pada tahun 1992, stratifikasi wilayah Kota Depok dari tua ke muda disusun oleh batuan perselingan, batu pasir, dan batu lempung sebagai berikut: Ø Formasi Bojongmanik Tmb: perselingan konglomerat, batu pasir, batu lanau, dan batu lempung. Ø Formasi Serpong Tpss: Breksi, lahar, tuf breksi, tuf batu apung. Ø Satuan Batuan Gunung Api Muda Qv: tuf halus berlapis, tuf pasiran berselingan dengan konglomerat. Ø Satuan Batuan Kipas Alluvium: Endapan lempung pasir, krikil, kerakal. Ø Satuan Endapan Alluvial Qa. Struktur geologi di daerah tersebut merupakan lapisan horizontal atau sayap lipatan dengan kemiringan lapisan yang hampir datar, dan sesar mendatar yang dip erkirakan berarah Utara-Selatan. Secara umum keadaan jenis tanah di Kota Depok adalah sebagai berikut: Ø Tanah Alluvial, tanah endapan yang masih muda, terbentuk dari endapan lempung, debu, dan pasir, umumnya tersikap di jalur- jalur sungai, tingkat kesuburan sedang-tinggi. Ø Tanah Latosol coklat kemerahan, tanah yang belum begitu lanjut perkembangannya, terbentuk dari tufa vulkan andesitis-basaltis, tingkat kesuburannya rendah-cukup, mudah meresapkan air, tanah mudah tererosi, dan tekstur halus. Ø Asosiasi Latosol merah dan laterit air tanah perkembangannya dipengaruhi air tanah, tingkat kesuburannya sedang, kandungan air tanah cukup banyak, sifat fisik tanah sedang-kurang baik.