Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelusuran data BPS, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok, dokumen hasil penelitian dari berbagai instansi yang berhubungan dengan penelitian. Data penelitian yang diambil antara lain jumlah sampah kumulatif, luas lahan TPA yang terpakai, lama waktu atau umur TPA, data iklim rata-rata bulanan selama 10 tahun terakhir suhu, curah hujan, kelembaban nisbi, kecepatan angin, dan lama penyinaran matahari dari Badan Meterologi dan Geofisika Jakarta, data sosial ekonomi penduduk dari Biro Statistik Kota Depok Jawa Barat, data kesehatan masyarakat dari puskesmas di Kecamatan Cipayung Kota Depok.

V. KEADAAN KUALITAS LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN

TPA CIPAYUNG Abstrak Tempat Pemrosesan Akhir TPA merupakan sarana untuk penampungan dan pengelolaan limbah. Akibat pengelolaan limbah di TPA yang kurang tepat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan di sekitar kawasan TPA. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan di TPA adalah penurunan kualitas lingkungan sekitar TPA, konflik dengan masyarakat, dan terganggunya kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kualitas lingkungan, sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat di kawasan TPA sampah Cipayung. Metode Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan menganalisis kualitas air sumur, badan air penerima BAP, dan air lindi di lingkungan TPA Cipayung Kota Depok, kualitas air yang telah diukur dibandingkan dengan peraturan Permenkes RI No. 416MenKesPerIX1990, Kriteria Mutu Air PPRI No. 282001. Gol. III, Baku Mutu: SK Gubernur Jawa Barat No. 61999. Sampel air dianalisis di Laboratorium PT. Mutu Agung Lestari. Penelitian terhadap dampak sosial ekonomi, dan kesehatan di sekitar kawasan TPA Cipayung dilakukan secara deskriptif. Hasil analisis kualitas air di tiga lokasi sampel air sumur menunjukkan beberapa peubah telah di atas NAB di antaranya suhu di sumur pantau 26.0 C, rumah penduduk 26.1 C, rumah penduduk seberang sungai 25.2 C. Besi 1.50 mgl dan mangan 1.90 mgl. Hasil analisis kualitas air di badan air penerima BAP menunjukkan peubah kimia sudah di atas NAB adalah nitrit 1.0 mgl di BAP inlet. BOD 5 di inlet 29.57 mgl dan outlet 16.68 mgl, seng 0.21 mgl di outlet. Hasil analisis kualitas air lindi di TPA Cipayung telah di atas NAB di antaranya besi 5.95 mgl pada lokasi inlet, mangan 0.46 mgl di inlet, kadar BOD 5 di inlet 266.41 mgl dan di outlet 250.30 mgl. Kadar COD di inlet 541.20 mgl, di outlet 514.40 mgl dan fenol di bagian inlet 0.34 mgl dan di outlet 0.32 mgl. Kadar fenol sudah di atas NAB yang diizinkan untuk Golongan I. Hasil analisis pemeriksaan coliform pada kualitas air sumur dan BAP masih di bawah nilai NAB. Sebagian masyarakat merasakan adanya gangguan terhadap lingkungan sebagai akibat letak lokasi TPA yang berdekatan dengan pemukiman penduduk, tetapi jika ditinjau dari segi ekonomi keberadaan TPA justru dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Kata kunci : Pencemaran, kualitas air, nilai baku mutu

5.1. Pendahuluan

Persampahan merupakan salah satu permasalahan lingkungan hidup yang semakin meningkat dan komplek. Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, timbulan sampah dengan akumulasi buangan padat yang bersumber dari berbagai kegiatan masyarakat ikut meningkat. Penanganan pengelolaan sampah secara cepat dan cermat sangat diperlukan, guna memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan, sosial ekonomi dan kesehatan terutama terhadap masyarakat yang bertempat tinggal dekat dengan lokasi TPA Cipayung. Upaya melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan dengan melakukan reduksi sampah dari sumbernya langsung merupakan implementasi dari prinsip 3R+1P yaitu reduce mengurangi, reuse menggunakan kembali, recycle mendaur ulang, dan partisipasi pelib atan masyarakat. Program 3R+1P merupakan kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan bahan yang lebih bermanfaat seperti kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan kualitas lingkungan, sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat di sekitar kawasan TPA Sampah Cipayung.

5.2. Metode Evaluasi Kualitas Lingkungan

Dalam penelitian ini dikumpulkan data primer dan data sekunder. Pe- ngumpulan data primer diperoleh dengan tekhnik survei dan wawancara langsung di lokasi TPA dengan masyarakat di Kelurahan Cipayung, aparat Kecamatan Pancoran Mas, para pakar, dan pemangku kepentingan yang terkait dengan TPA. Tekhnik wawancara dilakukan untuk memperoleh data persepsi masyarakat tentang pengaruh positif dan negatif yang dirasakan masyarakat di sekitar TPA Cipayung. Data sekunder diperoleh melalui penulusuran data dari berbagai lembaga terkait. Lembaga terkait tersebut meliputi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok, BPS Kota Depok, Perguruan Tinggi IPB, dan UI. Evaluasi kualitas lingkungan terhadap kualitas air pada lokasi sampel yaitu sumur, badan air penerima BAP, dan lindi. Nilai dari variabel hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu Permenkes No. 416MENKESPERIX1990, kriter ia mutu air PPR No.282001 Gol. III dan baku mutu limbah cair SK Gub. Jawa Barat No. 61999. Data sosial ekonomi dan kesehatan responden diperoleh dengan menggunakan kuisioner dan wawancara langsung dengan 83 responden yang terlibat dalam pemanfaatan TPA dan bertempat tinggal di sekitar kawasan TPA Cipayung. Hasil wawancara dikumpulkan dan disederhanakan dengan sistem tabulasi dan kompilasi data. Selanjutnya data tersebut dianalisis secara deskriptif.