pada kolam sanitary landfill dapat diperkecil dan akhirnya dapat menghemat penggunaan lahan TPA. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan beberapa
macam teknologi, di antaranya menggunakan salah satu metodologi aerasi, turning over bahan kompos membolak balik bahan kompos dan open air atau
reactor based. Pemilihan jenis metodologi yang tepat perlu mempertimbangkan beberapa
hal yaitu: 1 proses yang digunakan haruslah ramah terhadap lingkungan; 2 biaya investasi tidak terlalu tinggi terjangkau; 3 biaya operasional dan
perawatan pembuatan kompos cukup murah; 4 kualitas kompos yang dihasilkan cukup baik; 5 harga kompos dapat terjangkau oleh masyarakat dan
penggunaannya dapat bersaing dengan pupuk kimia buatan; dan 6 menggunakan tenaga kerja yang bersifat padat karya.
2.4. Pencemaran Lingkungan
Tempat pemprosesan akhir TPA sampah merupakan sarana untuk penampungan dan pengolahan sampah yang pemilihan lokasi dan konstruksinya
dilakukan sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan dan lingkungan, namun tetap saja menimbulkan pencemaran. Definisi pencemaran air
menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-02MENKLHI1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan
adalah: masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukkannya Achmad, 2004. Menurut Manahan 2002 polutan adalah substansi yang melebihi konsentrasi alami yang memiliki pengaruh
merugikan terhadap lingkungannya yaitu berupa polutan alami yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Polutan alami adalah polutan yang memasuki suatu
lingkungan secara alami misalnya akibat gunung berapi, tanah longsor, banjir, dan fenomena alam lainnya. Notodarmojo 2005 mengemukakan bahwa polutan
antropogenik berasal dari aktivitas manusia misalnya kegiatan domestik,
perkotaan, dan kegiatan industri. Intensitas polutan antropogenik dapat dikendalikan dengan cara mengontrol aktivitas yang disebabkan oleh polutan
tersebut. Tchobanoglous et al. 1993 mengatakan pencemaran tersebut umumnya
akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, sebagai contoh di sekeliling TPA akan terjadi pencemaran oleh gas yang berasal dari sampah dan lindi.
Pencemaran oleh lindi akan terus berlangsung selama 30-50 tahun walaupun TPA tersebut sudah ditutup. Gas di TPA mempunyai resiko yang signifikan dan
berdampak negatif terhadap lingkungan. Gas metan merupakan 50 gas yang ada di TPA yang akan masuk ke atmosfer dan menyumbangkan 2-4 dari pemanasan
global gas rumah kaca. Zat pencemar secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian.
Pertama pencemar yang tidak dapat terurai nondegredable pollutan antara lain kaleng aluminium, garam merkuri, bahan kimia yang berantai panjang, DDT,
yang tak dapat dikurangi kadarnya di alam atau penurunan kadarnya di alam lamban sekali. Ke dua adalah pencemar mudah terurai degradable pollutan
antara lain limbah rumah tangga, yang dapat mengalami penguraian secara cepat, secara alamiah atau melalui rekayasa seperti di pengolahan limbah. Limbah rumah
tangga umumnya merupakan limbah pangan dan tidak membahayakan bagi kesehatan. Kandungan bahan organik yang tinggi dalam limbah rumah tangga
dapat menjadi sumber makanan bagi mikroba untuk tumbuh dan berkembang. Apabila perkembangannya signifikan, akan mereduksi oksigen terlarut dalam air
Betty dan Rahayu, 1990. Keadaan tersebut mengurangi oks igen terlarut dan selanjutnya mengganggu kehidupan mikroba.
2.5. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Partisipasi berasal dari Bahasa Inggris “participation” yang berarti ambil bagian atau melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain.
Kamus Webster, menyebutkan arti partisipasi “ adalah mengambil bagian atau ikut menanggung bersama orang lain” Natsir 1986. Partisipasi apabila
dihubungkan dengan masalah sosial mempunyai arti, suatu keadaan seseorang