Arsen As Selenium Se
diperkirakan dapat menurunkan toksisitas arsen dan merkuri. Selenium banyak dipergunakan pada industri besi baja, cat, fotografi, pengolahan karet, elektronik
dan sebagai insektisida. Menurut Slamet 2007 selenium adalah logam yang berbau bawang putih, didapat bersama-sama dengan senyawa Cu, Au, Ni dan Ag.
Selenium dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan gejala muntah dan diare. Bila pemaparan berlanjut, maka akan terjadi gangguan susunan saraf seperti
hilangnya reflex, iritasi cerebral. Selenium merupakan racun sistemik, dan mungkin juga bersifat karsinogenik.
o. Kromium 6 Cr
6+
Hasil analisis kromium pada tiga lokasi sampel menunjukkan di bawah NAB yang diizinkan yaitu 0.05 mgl. Kromium termasuk unsur yang jarang
ditemukan pada perairan alami. Kromium yang ditemukan di perairan adalah kromium trivalen Cr
3+
dan kromium hexavalen Cr
6+
. Kromium trivalen tidak ditemukan pada perairan yang memiliki pH lebih besar dari 5. Apabila kromium
trivalen masuk ke parairan maka akan dioksidasi menjadi kromium hexavalen yang lebih toksik Effendi, 2000.
Slamet 2007 mengemukakan kromium sebetulnya tidak beracun, tetapi senyawanya sangat iritan dan korosif sehingga dapat menimbulkan ulcus yang
dalam pada kulit dan selaput lendir. Menghirup kromium dapat menimbulkan kerusakan pada tulang hidung, paru-paru bagian dalam, dan dapat menyebabkan
kanker. p. Sianida CN
Hasil analisis sianida pada tiga lokasi sampel menunjukkan di bawah NAB yang diizinkan yaitu 0.1 mgl. Sianida adalah kelompok senyawa anorganik dan
organik dengan siano CN sebagai struktur utamanya. Sianida biasanya dihasilkan pada saat pemrosesan logam. Sianida tersebar luas di perairan dalam
bentuk ion sianida CN
-
, hidrogen sianida HCN, dan metallosianida. Keberadaan sianida sangat dipengaruhi oleh pH, suhu, oksigen terlarut, dan
salin itas Effendi, 2000.
Achmad 2004 mengemukakan bahwa CN
-
merupakan salah satu bahan pencemar anorganik yang paling penting. Sianida banyak digunakan secara luas
dalam industri, terutama untuk pembersihan logam dan pengelasan listrik. Gas tersebut merupakan salah satu gas utama efluen pencemar dari dapur gas dan oven
batu bara. Sianida digunakan juga dalam prosesing mineral-mineral tertentu, seperti dalam pencucian biji emas. Sianida merupakan gas yang mudah larut
dalam air. Sianida berasal dari limbah industri, misalnya industri tapioka, batik dan pabrik yang membuat gas sianida untuk racun tikus.
q. Merkuri Hg Hasil analisis merkuri pada tiga lokasi sampel masih di bawah NAB yang
diizinkan yaitu 0.001 mgl. Merkuri hanya ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil pada perairan alami. Merkuri merupakan satu-satunya logam dalam bentuk
cairan pada suhu normal. Senyawa merkuri bersifat beracun pada ikan dan biota akuatik lainnya karena merkuri dapat mengalami biomagnifikasi pada jaring
makanan. Organisme pada rantai yang paling tinggi top carnivor memiliki kadar merkuri yang lebih tinggi daripada organisme di bawah rantainya. Industri kimia
yang memproduksi gas klorin dan asam klorida menggunakan merkuri dalam proses industri. Garam-garam merkuri digunakan sebagai fumigan yang berperan
sebagai pestisida. Kadar merkuri pada perairan tawar alami berkisar 10 – 100 nanogramliter. Senyawa merkuri bersifat sangat toksik bagi manusia dan hewan.
Garam-garam merkuri terserap dalam usus dan terakumulasi pada ginjal dan hati. Metil merkuri diangkut oleh sel darah merah dan dapat mengakibatkan kerusakan
pada otak. Ion metil merkuri lebih beracun dari pada garam-garam merkuri anorganik. Senyawa merkuri mengalami masa tinggal retention time yang cukup
lama pada tubuh manusia Effendi, 2000. Achmad 2004 mengemukakan merkuri masuk ke lingkungan melalui
banyak sumber. Merkuri termasuk salah satu bahan pencemar logam berat yang sangat berbahaya yang dapat masuk secara langsung ke dalam perairan alami dari
buangan limbah industri juga dapat masuk melalui air hujan dan pencucian tanah. Penggunaan logam- logam merkuri misalnya pada peralatan vakum di
laboratorium. Sejumlah besar senyawa merkuri organik digunakan secara luas
sebagai pestisida, terutama fungisida. Dimetil ditio karbonat yang digunakan dalam pembuatan kertas dan sebagai pembasmi kutu-kutu buku pada kertas.
Senyawa alkil-merkuri seperti, etil merkuri klorida C
2
H
6
HgCl digunakan untuk menyemprot biji-bijian agar tahan dalam penyimpanan. Merkuri masuk ke
lingkungan perairan berasal dari berbagai sumber yang timbul dari penggunaan unsur itu oleh manusia seperti buangan laboratorium kimia, batu battere bekas,
pecahan termometer, fungisida kebun, tambal gigi amalgan dan buangan farmasi. Pengaruh dari toksistas merkuri terhadap, tubuh antara lain : kerusakan syaraf,
termasuk menjadi pemarah, paralisis, kebutaan atau gangguan jiwa, kerusakan kromosom dan cacat bayi dalam kandungan. Gejala-gejala ringan akibat
keracunan merkuri adalah depresi dan suka marah-marah yang merupakan sifat dari penyakit kejiwaan.
r. Flourida F Hasil analisis fluorida pada tiga lokasi sampel masih di bawah NAB yang
diizinkan yaitu 1.5 mgl. Effendi 2000 mengemukakan flour sebagai salah satu unsur yang berlimpah pada kerak bumi ditemukan dalam bentuk ion fluorida.
Kadar flourida yang berlebihan dapat berimplikasi terhadap kerusakan pada tulang. Selama proses pembentukan gigi pada bayi, flourida bereaksi secara
kimiawi dengan enamel menyebabkan gigi yang lebih kuat. Senyawa flourida merupakan senyawa yang umum terdapat di perairan
alami. Dalam kebanyakan air tawar ion flourida umumnya terdapat dalam konsentrasi kurang dari 1 mgl. Konsentrasi yang melebihi 10 mgl jarang
ditemukan. Flourida ditambahkan pada banyak air untuk keperluan air minum rumah tangga untuk mencegah kerusakan gigi dengan konsentrasi kurang lebih 1
mgl Achmad, 2004.