langsung. Air bersih biasanya tidak memberikan rasa. Wardhana 2004 mengemukakan apabila air mempunyai rasa kecuali air laut maka berarti telah
terjadi pelarutan garam-garaman. Air yang mempunyai rasa biasanya berasal dari garam-garam yang terlarut. Bila hal ini terjadi diduga telah ada pelarutan ion- ion
logam yang dapat mengubah konsentrasi ion Hidrogen dalam air. Adanya rasa dalam air pada umumnya diikuti pula dengan perubahan pH air.
d. Kemasaman pH Hasil analisis pH pada tiga lokasi masih di bawah NAB yang diizinkan.
Kualitas air sumur ditentukan oleh kemasaman pH. Nilai pH dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam air, oleh sebab itu menjadi penting
untuk mengetahui variabel pH air sumur di lokasi penelitian. Kemasaman pH suatu perairan mencirikan keseimbangan antara kandungan asam dan basa dalam
air serta merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Kemasaman dapat mempengaruhi jenis dan susunan zat dalam lingkungan
perairan, serta mempengaruhi tersedianya unsur hara serta beracun dari unsur renik. Derajat kemasaman pH berperan penting dalam menentukan nilai guna
perairan untuk kehidupan organisme, keperluan rumah tangga. Berubahnya nilai pH menimbulkan perubahan terhadap keseimbangan kandungan karbondioksida,
bikarbonat, dan karbonat di dalam air. Kemasaman pH juga akan mempengaruhi rasa, korosivitas air dan efisiensi chlorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa
lebih beracun dalam bentuk molekular, disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH. Logam- logam berat di dalam suasana asam lebih bersifat
racun Suriawiria, 2003. Wardhana 2004 mengemukakan air bersih seharusnya netral, tidak asam
atau basa. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5-7,5. Apabila pH lebih kecil atau lebih besar dari kadar yang
ditentukan dapat berakibat 1 menimbulkan rasa tidak enak pada air; 2 menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air yang terbuat dari logam dan;
3 menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
d. Total Disolved Solid TDS
Hasil pengukuran TDS total disolved solid pada tiga lokasi tersebut masing- masing nilainya sebesar 520 mgl, 282 mgl, dan 88 mgl . Nilai TDS
tersebut di bawah NAB yang diizinkan. Baku mutu air bersih yang diizinkan sebesar 1.500 mgl.
Padatan terlarut total TDS merupakan bahan yang masih tetap tinggal dalam air, padatan tersebut merupakan sisa dari lapukan selama penguapan dan
pemanasan. Effendi 2000 mengemukakan padatan terlarut total dissoved solidTDS adalah bahan-bahan terlarut dan koloid berupa senyawa-senyawa
kimia yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45µm. Endapan dan koloid yang melayang di dalam air akan menghalangi masuknya sinar matahari ke
dalam lapisan air. Sinar matahari sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis. Apabila sinar matahari terhalang masuk, maka
proses fotosintesis tidak akan berlangsung dan mengkibatkan terganggunya kehidupan mikroorganisme Wardhana, 2004.
e. Nitrat NO
3 -
Hasil analisis nitrat pada tiga lokasi sampel tersebut sebesar 0,30 mgl, 0,25 mgl dan 1,82 mgl. Nilai nitrat tersebut masih di bawah NAB yang diizinkan
yaitu 10 mgl. Pencemaran intensif dari tempat pembuangan sampah, penimbunan tinja, jarak sumur terhadap peresapan air limbah akan mempengaruhi konsentrasi
nitrat dalam sumur. Effendi 2000 mengemukakan nitrat adalah bentuk nitrogen utama di perairan alami. Nitrat merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan
tanaman dan algae. Nitrat salah satu senyawa nitrogen yang paling stabil dibandingkan dengan nitrit dan ammonia.
Nitrat dapat menjadi pupuk pada tanaman air. Bila terjadi hujan lebat air akan membawa nitrat dari tanah masuk ke dalam aliran air sungai, danau dan
waduk, kemudian menuju lautan dalam kadar yang cukup tinggi. Hal ini akan merangsang tumbuhnya algae dan tanaman air. Kelimpahan unsur nutrisi nitrat
dalam air disebut euthrophication. Pengaruh negatif eutropikasi adalah terjadinya perubahan keseimbangan kehidupan antara tanaman air dengan hewan air,
sehingga beberapa spesies ikan akan musnah dan tanaman air akan dapat menghambat laju arus air Darmono, 2001.
f. Nitrit NO
2
Hasil analisis nitrit pada tiga lokasi sampel yaitu 0,05 mgl, 0,004 mgl dan 0,08 mgl. Nilai nitrit masih di bawah NAB yang diizinkan 10 mgl.
Nitrit merupakan salah satu ion nitrogen anorganik dalam air. Ion tersebut dapat terjadi dari adanya reduksi nitrat ataupun oksidasi ammonia. Ion nitrit lebih
berbahaya dari pada ion nitrat. Effendi 2000 mengemukakan nitrit biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit di perairan alami, kadarnya lebih
kecil dari pada nitrat karena nitrit bersifat tidak stabil jika terdapat oksigen. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan
bahan organik dengan kadar oksigen terlarut sangat rendah. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Konsumsi nitrit yang
berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah yang selanjutnya membentuk methemoglobin yang tak mampu
mengikat oksigen. Darmono 2001 mengemukakan kandungan nitrit yang tinggi dalam air
minum akan menyebabkan gangguan sistem peredaran darah pada bayi berumur di bawah 3 bulan. Penyakit ini disebut gejala “bayi biru” blue baby syndrom,
dengan gejala yang khas yaitu terlihat warna kebiruan pada daerah sekitar bibir dan pada beberapa bagian tubuh. Hal ini disebabkan oleh sejenis bakteri di dalam
lambung yang mengubah nitrat menjadi nitrit. Hemoglobin darah dari bayi mengambil nitrit yang seharusnya oksigen, akibatnya bayi mengalami kegagalan
dalam pernapasan. Beberapa peneliti melaporkan, nitrit dapat mengakibatkan kanker pada lambung dan saluran pernapasan pada orang dewasa.
g. Kesadahan
Hasil analisis kesadahan di tiga lokasi sampel yaitu 130,40 mgl, 115,20 mgl, dan 25,60 mgl. Nilai kesadahan pada tiga lokasi tersebut masih di bawah
NAB yang diizinkan yaitu sebesar 10 mgl. Kesadahan air disebabkan oleh banyaknya mineral dalam air yang berasal dari batuan dalam tanah, baik dalam