Sub Sistem Pembiayaan 1.Sumber Dana

7.3.3.2.Retribusi Tarif retribusi pengelolaan persampahankebersihan di Kota Depok telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Depok No. 41 tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan. Besar tarif retribusi sampah Kota Depok berdasarkan Perda tersebut sebagai berikut: a. Pengambilan, pengangkutan, pengelolaan dan pemusnahan sampah rumah non real estate berdasarkan luas bangunan: 1. Lebih kecil atau sama dengan 21 m 2 Rp. 2.000,-bulan; 2. 22 m2 sampai dengan 70 m2 Rp. 3.500,-bulan; 3. 71 m2 sampai dengan 200 m2 Rp. 4.500,-bulan; 4. 201 m2 sampai dengan 300 m2 Rp. 6.000,-bulan; 5. Di atas 300 m2 Rp. 8.500,-bulan. b. Pengambilan, pengangkutan, pengelolaan dan pemusnahan sampah rumah real estate ditetapkan berdasarkan luas bangunan: 1. 21 m2 sampai dengan 36 m2 Rp. 7.000,-bulan; 2. 37 m2 sampai dengan 54 m2 Rp. 8.500,-bulan; 3. 55 m2 sampai dengan 70 m2 Rp. 10.500,-bula n; 4. 71 m2 sampai dengan 120 m2 Rp. 12.500,-bulan; 5. Di atas 120 m2 Rp. 17.500,-bulan. c. Pengambilan, pengangkutan, pengelolaan dan pemusnahan sampah, dari kategori perkantoran, pasar, pertokoan, mall, gedung pertunjukan, apotik, klinik, usaha pertukanganpengolahan bahan berdasarkan volume sampah yang dihasilkan: 1. Lebih kecil dari 0,50 m3hari Rp. 25.000,-bulan; 2. 0,51 m3 sampai dengan 0,75 m3hari Rp. 35.000,-bulan; 3. Lebih besar dari 0,76 m3hari Rp. 50.000,-bulan. d. Pengambilan, pengangkutan, pengelolaan dan pemusnahan sampah, dari sumber sampah, lembaga pendidikankursus, rumah sewaan tempat kost, rumah makanrestoran, hotelapartemen, pabrikindustri, rumah sakitrumah bersalin, ditetapkan berdasarkan kubikasi: 1. Lembaga Pendidikankursus Rp. 6.000,-M3; 2. Rumah sewaan tempat kost Rp. 7.500,-M3; 3. Rumah makan Rp. 11.000,-M3; 4. Restoran Rp. 15.000,-M3; 5. Hotel Apartemen Rp. 15.000,-M3; 6. PabrikIndustri Rp. 13.000,-M3; 7. Rumah sakitRumah bersalin Rp. 10.000,-M3; 8. Bioskop Rp. 12.500,-M3. e. Pengambilan, pengangkutan, pengelolaan dan pemusnahan sampah di pasar, berdasarkan kegiatan usaha pedagang, ditetapkan dengan sistem pengambilan harian: 1. Kios Rp. 1.000,-hari; 2. Los Rp. 1.000,-hari; 3. Awning Rp. 1.000,-hari; 4. Kaki limapedagang makanan tidak tetap Rp. 1.000,-hari; 5. Ruko Rp. 3.000,-hari; 6. Toko Rp. 2.500,-hari. f. Bilamana pengambilan, pengangkutan tidak dapat memberlakukan tarif seperti pada point-point tersebut di atas, maka untuk menentukan retribusi pelayanan dimaksud dapat ditaksir dengan perhitungan rit, yang ditetapkan sebesar Rp. 85.000,-rit. g. Penggunaan tempat pembuangan akhir sampah milik Pemerintah Kota oleh Swasta baik pribadi maupun badan yang berasal dari wilayah Kota Depok dikenakan retribusi pembuangan sebesar Rp. 6.000,-M3. Hasil retribusiiuran pelayanan kebersihanpersampahan Kota Depok yang dapat ditagih pada tahun 2006 sebesar Rp. 1.377.063.000,-. dari target Rp. 5.432.329.000,- atau 25,35 dari anggaran rutin persampahan.

7.3.3.3. Biaya Satuan Pengelolaan

Menurut DKLH Kota Depok 2007 perhitungan biaya satuan pengelolaan sampah tahun 2006 sebagai berikut: 1 Jumlah sampah yang terangkut per hari = 479 m 3 ; 2 Biaya total pengelolaan = Rp. 5.432.329.000,-; 3 Biaya satuan sampah = Rp. 31.065,- per m 3 . 7.3.4. Sub Sistem HukumPeraturan Perundangan 7.3.4.1. Dasar Hukum Pengelolaan PersampahanKebersihan Produk hukum yang mendasari kewenangan institusi formal pengelola persampahan di Kota Depok adalah Peraturan Daerah Kota Depok No. 16 Tahun 2003 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah dan Keputusan Walikota Depok No. 30 Tahun 2005 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok. Peraturan Daerah Kota Depok No. 16 Tahun 2003 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah, ditetapkan pembentukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok serta struktur organisasinya, sedangkan Keputusan Walikota Depok No. 30 Tahun 2005 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok menetapkan tugas pokok, uraian tugas, prosedur kerja yang harus dilaksanakan dan hasil kerja yang harus dicapai oleh tiap-tiap pejabat di lingkungan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok.

7.3.4.2. Dasar Hukum Retribusi Persampahan

Produk hukum yang terkait dengan retribusi persampahan di Kota Depok adalah Peraturan Daerah Kota Depok No. 41 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan, dalam Perda ini diatur beberapa hal pokok, antara lain obyek dan subyek retribusi berdasarkan golongan retribusi dengan cara mengukur tingkat penggunaan jasa, prinsip, dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif, struktur dan besarnya tarif, wilayah pemungutan, masa retribusi, tata cara pemungutan, sanksi administrasi, tata cara pembiayaan, tata cara penagihan dan ketentuan pidana bagi pihak yang yang melanggar.

7.4. Model Sistem Pengelolaan Sampah

Pendekatan sistem merupakan yang bersifat menyeluruh yang mem- fokuskan pada integrasi dan keterkaitan antar komponen. Pendekatan tersebut dapat mengubah cara pandang dan pola pikir dalam menangani permasalahan dengan menggunakan model yang merupakan penyederhanaan dari sebuah sistem. Model yang dikembangkan dengan mengedepankan pola pengelolaan sampah dengan konsep zero waste berbasis pada pengurangan reduce, pemakaian kembali reuse, daur ulang recycle, dan partisipasi yang dikenal dengan 3R+1P. Model yang dirancang untuk menjadikan kegiatan 3R + 1P dijadikan alternatif pengelolaan sampah berwawasan lingkungan.

7.4.1. Parameter dan Variabel Model Sistem Pengelolaan Sampah

Parameter yang diamati dalam penelitan ini adalah usia TPA tanpa mengurangi sampah dan dengan melakukan pada tingkat rumah tangga, TPS dengan menggunakan pola 3R+1P, pengurangan reduce, pemakaian kembali reuse, daur ulang recycle, dan partisipasi. Variabel yang diamati di antaranya 1 Jumlah penduduk; 2 Jumlah sampah; 3 Sampah organik; 4 Jumla h tempat pembuangan sampah; 5 Sisa sampah; dan 6 Daya tampung lokasi Tempat Pembuangan Akhir TPA. Variabel-variabel tersebut digunakan untuk menyusun model pengelolaan sampah dengan pola 3R+1R.

7.4.2. Diagram Input-Output

Sistem pengelolaan sampah merupakan suatu sistem yang menunjukkan interaksi dengan komponen input dan sistem lingkungan. Dari sistem akan mengeluarkan output baik yang diharapkan maupun tidak diharapkan. Interaksi antar komponen akan saling mempengaruhi dapat dilihat pada Gambar 17. Menurut Hartisari 2007 diagram input-output menggambarkan hubungan antara output-input yang akan dihasilkan berdasarkan tahapan analisis kebutuhan dan formulasi permasalahan. Menurut Winardi 1999 diagram input-output dipengaruhi oleh bermacam-macam kekuatan. Dalam kotak gelap dimasukkan input dan output melalui elemen-elemen sistem yang tidak dikenal dalamnya.