Kesesuaian Lokasi dengan Tata Ruang

berbagai tempat kegiatan dan tempat tinggal. Penetapan lokasi TPA sampah Cipayung telah mengacu pada rencana tata ruang wilayah RTRW Kota Depok. Pembangunan TPA Cipayung di Kota Depok berlandaskan Perda Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 3 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Perda Kota Depok No. 12 Tahun 2001 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok. Pembangunan TPA sampah Cipayung direncanakan sebagai lo kasi yang diperuntukkan sebagai sarana pembuanganpengolahan akhir sampah Kota Depok.

3.4. Penggunaan Lahan di Kota Depok

Rencana penggunaan lahan di Kota Depok bertujuan agar dapat menentukan kawasan terbangun dan kawasan terbuka hijau. Rencana pemanfaatan ruang Kota Depok dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rencana pemanfaatan ruang Kota Depok tahun 2010 No Jenis Penggunaan Lahan Luasan Tahun 2005 Tahun 2010 Ha Ha I Kawasan Tebangun 9,968.43

49.77 11,025.96

55.05 1 Perumahan + Kampung 8,874.85 44.31 9,111.19 45.49 2 Pendidikan tinggi 230.33 1.15 230.33 1.15 3 Jasa dan Perdagangan 300.44 1.50 799.16 3.99 4 Industri 308.45 1.54 632.92 3.16 5 Kawasan Strategis Nasional Gandul, Cilodong, Depo KRL, Brimob, Radar Auri 254.37 1.27 254.37 1.27 II Ruang Terbuka Hijau 10,060.57 50.23 9,003.04 44.95 1 Sawah Tekins dan Non Teknis 967.40 4.83 1,153.67 5.76 2 TegalanLadangKebunTanah Kosong 7,078.25 35.34 5,690.24 28.41 3 Situ dan Danau 168.24 0.84 168.24 0.84 4 Pariwisata, Lapangan Golf, Kuburan 388.56 1.94 514.75 2.57 5 Hutan 26.04 0.13 26.04 0.13 6 Kawasan Tertentu TVRI, RRI 176.26 0.88 176.26 0.88 7 Sungai 82.12 0.41 82.12 0.41 8 Garis Sempadan Sungai, Tegangan Tinggi, Pipa Gas 1,171.70 5.85 1,191.73 5.95 Total 20,029.00 100.00 20,029.00 100.00 Sumber : Hasil Revisi RTRW 2000-2010 Jika dibandingkan antara penggunaan lahan eksisting dengan rencana penggunaan lahan menurut RTRW Depok 2010, terlihat bahwa: a. Pada penggunaan lahan eksisting yang seharusnya menjadi penggunaan lahan sempadan, ternyata saat ini masih digunakan untuk penggunaan perumahan. b. Penggunaan lahan eksisting situ sebagai kawasan pariwisata, olah raga, hutan kota, kawasan khusus dan garis sempadan yang mempunyai luas 679 ha. Penggunaan lahan eksisting untuk sawah teknis, non teknis, tegalan, rumput, tanah kosong yang mempunyai luas 6.079 ha, merupakan penggunaan lahan terbuka hijau tidak dapat dikendalikan dalam rencana karena merupakan penggunaan lahan milik rakyat, sehingga dalam rencana luasnya dapat berubah pada RTRW 2010, seluas 4.227 ha.

3.5. Kondisi Demografi

Sebagai Kota yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Negara, Kota Depok sering kali menghadapi berbagai permasalahan perkotaan, termasuk masalah kependudukan. Sebagai daerah penyangga Kota Jakarta, Kota Depok mendapatkan tekanan migrasi penduduk yang cukup tinggi sebagai akibat dari meningkatnya jumlah kawasan pemukiman, pendidikan, perdagangan, dan jasa.

3.5.1. Penduduk

Jumlah penduduk Kota Depok pada tahun 2007 mencapai 1.470.002 jiwa, yang terdiri atas laki-laki 761.382 jiwa dan perempuan 708.620 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Kota Depok tahun 2007 sebanyak 3,43, perbandingan penduduk laki- laki dengan perempuan menunjukkan angka 102. Kecamatan Cimanggis memiliki jumlah penduduk yang paling banyak jika dibandingkan dengan Kecamatan lain di Kota Depok, yaitu sebanyak 403.037 jiwa, sedangkan Kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Ke- camatan Beji yaitu sebanyak 139.888 jiwa. Pada tahun 2007 kepadatan penduduk di Kota Depok mencapai 7.339 jiwakm 2 . Kecamatan Sukmajaya merupakan Kecamatan terpadat di Kota Depok