Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB
15
2.1.3. Model
Model adalah suatu penggambaran abstrak dari sistem dunia riil atau nyata yang akan bertindak seperti sistem dunia nyata untuk aspek-aspek tertentu.
Menurut Eriyatno 1999, model merupakan suatu abstraksi dari realitas yang akan memperlihatkan hubungan langsung maupun tidak langsung serta timbal
balik atau hubungan sebab akibat. Suatu model dapat dikatakan lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari realitas yang dikaji. Biasanya model
dibangun untuk tujuan peramalan forecasting dan evaluasi kebijakan, yaitu menyusun strategi perencanaan kebijakan dan memformulasikan kebijakan
Tasrif, 2004. Menurut Muhammadi et al. 2001, berdasarkan adanya pemahaman
tentang kejadian sistemik, ada lima langkah yang dapat ditempuh untuk menghasilkan bangunan pemikiran model yang bersifat sistemik, yaitu:
Langkah pertama, identifikasi proses, yaitu mengungkapkan pemikiran tentang proses nyata actual transformation yang menimbulkan kejadian nyata
actual state. Proses nyata tersebut merujuk kepada obyektivitas dan bukan proses yang dirasakan atau subyektivitas.
Langkah kedua, identifikasi kejadian yang diinginkan adalah memikirkan kejadian yang seharusnya, yang diinginkan, yang dituju, yang ditargetkan
ataupun yang direncanakan desired state. Keharusan, keinginan, target dan rencana merujuk kepada waktu yang akan datang, sehingga disebut pandangan
ke depan atau visi. Visi yang baik perlu dirumuskan dengan kriteria layak feasible dan dapat diterima aceptable.
Langkah ketiga, memikirkan tingkat kesenjangan antara kondisi faktual dengan yang diinginkan. Kesenjangan adalah masalah yang harus dipecahkan
atau merupakan tugas misi yang harus diselesaikan. Perumusan masalah secara konkrit bisa dinyatakan dalam ukuran kuantitatif atau kualitatif.
Langkah keempat, identifikasi mekanisme tentang variabel-variabel untuk menutup kesenjangan antara faktual dengan kejadian yang diinginkan. Dinamika
tersebut adalah aliran informasi tentang keputusan-keputusan yang telah bekerja dalam sistem, yang merupakan hasil pemikiran dari proses pembelajaran yang
dapat bersifat reaktif ataupun kreatif. Pemikiran reaktif ditunjukkan oleh aksi yang bentuk atau polanya sama dengan tindakan masa lampau dan kurang antisipatif
terhadap kejadian yang akan datang. Sedangkan pemikiran kreatif ditunjukkan oleh aksi yang bentuk atau polanya berbeda dengan masa lampau yang dapat
Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB
16 bersifat penyesuaian tindakan masa lampau adjustment atau berorientasi masa
depan visionary. Langkah kelima, analisis kebijakan, yaitu menyusun alternatif tindakan atau
keputusan policy yang akan diambil untuk mempengaruhi proses nyata sebuah sistem dalam menciptakan kejadian nyata. Keputusan tersebut dimaksudkan
untuk mencapai kejadian yang diinginkan. Alternatif tersebut dapat satu atau kombinasi bentuk-bentuk intervensi, baik yang bersifat struktural atau fungsional.
Intervensi struktural artinya mempengaruhi mekanisme interaksi pada sistem, sedangkan intervensi fungsional artinya mempengaruhi fungsi unsur dalam
sistem. Pengembangan dan penetapan alternatif intervensi tersebut dipilih setelah dilakukan pengujian simulasi komputer atau simulasi pendapat pakar.
Perilaku dinamis dalam model dapat dikenali dari hasil simulasi model. Simulasi model terdiri atas beberapa tahap, yaitu penyusunan konsep,
pembuatan model, simulasi dan validasi hasil simulasi. Model dapat dinyatakan baik bila kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses