Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB
140 Pada Tabel 5.20 terlihat bahwa berdasarkan hasil validasi model terhadap
parameter-parameter sistem dinamis dengan periode validasi 2001-2008 diperoleh rata-rata nilai MAPE 0,03 1. Menurut Hauke et al. 2001 apabila
nilai MAPE 5 maka model yang dibuat sangat tepat. Nilai MPE hasil validasi mendekati nol sehingga model yang dibangun tidak bias atau dapat dikatakan
nilai simulasi tidak melebihi atau di bawah nilai data aktual.
5.7.2.4. Skenario dan Strategi
Guna memudahkan dalam perumusan strategi dan opsi kebijakan, maka dalam penetapan luas lahan optimum dengan pendekatan neraca produksi dan
konsumsi disusun tiga skenario alternatif, yaitu skenario pesimis, moderat dan optimis. Dari tiga skenario yang disusun, kemudian disusun strategi dan opsi
kebijakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi untuk mencapai tujuan dari setiap skenario didasarkan pada tingkat intervensi terhadap faktor-
faktor kunci sistem produksi padi sawah yang diperoleh dari hasil analisis prospektif yang berjumlah sembilan faktor. Hasil analisis morfologis dan
identifikasi ketidaksesuaian dari analisis konsistensi terhadap sembilan faktor kunci tersebut diperoleh skenario dan tingkat intervensi faktor-faktor kunci yang
merupakan strategi untuk mencapai tujuan dari masing-masing skenario di atas sebagaimana terlihat pada Tabel 5.21.
Tabel 5.21. Skenario dan tingkat intervensi faktor-faktor kunci Skenario
Tingkat intervensi faktor-faktor kunci
Kondisi aktual existing condition 1A, 2A, 3A, 4A, 5A, 6A, 7A, 8A, dan 9A
Pesimis 1B, 2B, 3A, 4A, 5B, 6A, 7A, 8A, dan 9A
Moderat 1B, 2B, 3A, 4B, 5B, 6B, 7B, 8A, dan 9B
Optimis 1C, 2C, 3C, 4C, 5C, 6B, 7C, 8B, dan 9C
Keterangan: 1-9: faktor kunci ABC: tingkat intervensi faktor kunci
Tabel 5.21. memperlihatkan kombinasi dari faktor-faktor kunci dan cluster sebagai strategi untuk mencapai sasaran yang diharapkan. Pada kondisi aktual,
semua faktor kunci memiliki cluster A, yang menunjukkan tidak ada intervensi baru atau sistem berlangsung mengikuti trend 2001-2008. Skenario pesimis
dengan strategi mengintervensi faktor kunci 1, 2 dan 5 cluster B, artinya intervensi yang dilakukan sangat terbatas, sehingga kinerja sistem relatif sama
dengan kondisi eksisting. Skenario moderat dilaksanakan dengan strategi intervensi enam faktor kunci cluster B, artinya intervensi yang dilakukan cukup
moderat, sehingga kinerja sistem diharapkan jauh lebih baik dari kondisi saat ini.
Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB
141 Sedangkan skenario optimis dengan strategi intervensi faktor kunci yang cukup
intensif cluster B dan C. Setiap skenario dalam penelitian ini disusun tiga alternatif berdasarkan
tingkat intervensi faktor-faktor kunci yaitu Alternatif-1, Alternatif-2 dan Alternatif-3. Berdasarkan strategi untuk mencapai tujuan terdiri atas dua strategi, yaitu
strategi peningkatan produksi dan strategi pengendalian konsumsi. Penyusunan skenario dan strategi tersebut dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang
dan kendala yang mungkin terjadi. Hasil simulasi kinerja skenario dengan strategi alternatif-1 ditunjukkan pada Gambar 5.17.
Gambar 5.17. Neraca produksi dan konsumsi padi di NTB tahun 2023 dengan tingkat pengendalian konversi lahan yang berbeda antar skenario
Gambar 5.17 memperlihatkan bahwa skenario pesimis dan moderat dengan strategi Alternatif-1, diperkirakan tidak akan mencapai sasaran yang
diharapkan. Diperkirakan akan terjadi defisit produksi padi masing-masing skenario mulai tahun 2017 dan 2021. Sebaliknya, skenario optimis dengan
strategi alternatif-1 diperkirakan terjadi surplus. Kebutuhan konsumsi padi pada 2023 dengan tingkat intervensi yang berbeda untuk skenario pesimis, moderat
dan optimis diperkirakan akan mencapai 1,55 juta ton GKG, 1,50 juta ton GKG dan 1,47 juta ton GKG. Penurunan konsumsi tersebut terjadi sebagai dampak
dari intervensi
pengendalian pertumbuhan
penduduk dan
pengendalian konsumsi beras penduduk kapita
-1
tahun
-1
. Faktor yang paling berperan terhadap penurunan produksi padi adalah
terjadinya konversi lahan sawah ke penggunaan non pertanian yang sulit dikendalikan, sehingga luas baku sawah menjadi berkurang secara signifikan.