Peningkatan Produktivitas Strategi Peningkatan Produksi Padi

Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB 170 Berdasarkan prinsip utama PTT tersebut, dapat pula dilihat peluang pengembangan teknologi Minapadi pemeliharaan ikan bersama padi sebagai salah satu alternatif peningkatan produktivitas sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan pendapatan petani, terutama pada wilayah yang ketersediaan airnya cukup. Namun demikian penggunaan input teknologi yang tinggi seperti pupuk dan obat-obatan dapat menurunkan kualitas air yang akan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Selain itu, pengembangan teknik pengairan berselang intermittent pada sistem budidaya padi menjadi kendala utama pengembangan sistem usaha Minapadi di NTB. Peningkatan produksi padi dengan penerapan PTT di tingkat penelitian, tingkat pengkajian onfarm, dan tingkat petani, masing-masing mencapai 37, 27 dan 16. Komponen budi daya, seperti pengelolaan hama terpadu PHT dapat menekan kehilangan hasil rata-rata 2,4 tahun -1 . Penerapan panen beregu dapat menekan kehilangan hasil panen sekitar 13,1-18,6 menjadi 3,8 Badan Litbang Pertanian, 2005a. Instrumen yang digunakan sebagai dasar intervensi peningkatan produktivitas padi, disajikan pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. Instrumen kebijakan untuk meningkatkan produktivitas padi Peraturan Tentang 1. Permentan No. 40Permentan Ot.14042007 Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K Pada Padi Sawah Spesifik Lokasi 2. Permentan No. 72PermentanOT.140112007, Pedoman Umum Bantuan Langsung Benih Unggul TA. 2007 3. Permentan No. 42PermentanOt.140092008 Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi HET Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2009 4. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 07M- DAGPER2 2009 Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian 5. Permentan No 50Permentan Sr.13092010 Pedoman Umum Bantuan Langsung Pupuk Tahun Anggaran 2010 6. Inpres No. 5 Tahun 2011 Pengamanan Produksi Beras Nasional dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim

6.2.4. Peningkatan Luas Panen

Peningkatan luas panen sebagai bagian dari peningkatan kapasitas produksi padi dapat ditempuh melalui pencetakan sawah baru, perluasan areal padi ladang dan peningkatan IP padi sawah. Dalam kondisi dimana potensi lahan sawah untuk pencetakan sawah baru di NTB sudah sangat terbatas, maka Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB 171 perluasan areal padi ladang dan peningkatan IP padi sawah akan menjadi determinan utama perluasan areal panen pada masa yang akan datang. Dengan mempertimbangkan kondisi konversi lahan, keterbatasan sumber daya air dan infrastruktur irigasi saat ini, maka untuk mencapai kemandirian pangan diperlukan areal padi ladang seluas 150.000 ha dan peningkatan IP padi sawah minimal 200. Pencapaian IP dari target yang direncanakan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dan jaringan irigasi serta besarnya insentif yang diterima petani dari usaha tani padi sawah. Perubahan keuntungan usaha tani padi relatif terhadap komoditas lain yang dirangsang oleh perubahan harga dan perkembangan teknologi dapat menyebabkan alokasi lahan menurut komoditas mengalami perubahan. Akibat harga riil gabah yang diterima petani cenderung menurun ditambah dengan stagnasi produktivitas, diperkirakan sebagai pemicu terjadinya pergeseran dari usaha tani padi ke komoditas lain yang memberikan insentif lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari laju peningkatan luas areal komoditas lain dalam periode 2001- 2008 yang mengalami peningkatan 114. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab terjadinya pelandaian produksi padi sawah.

6.3. Strategi Peningkatan Pendapatan Petani

Prospek sistem produksi padi sawah sangat ditentukan oleh keberhasilan memberdayakan petani skala kecil karena lebih dari 60 petani menguasai lahan sempit kurang dari 0,4 ha KK -1 . Dengan kondisi seperti ini, petani hanya mampu menghasilkan output untuk sekedar dapat bertahan hidup atau memenuhi kebutuhan fisik minimalnya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup layak minimalnya, diperlukan strategi peningkatan pendapatan petani yang dapat ditempuh melalui berbagai upaya, antara lain:

6.3.1. Peningkatan Efisiensi Usaha Tani

Peningkatan efisiensi usaha tani dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu 1 optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal dan 2 menekan kehilangan hasil. Meningkatkan efisiensi usaha tani melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal dapat ditempuh melalui pengurangan penggunaan input yang berasal dari luar usaha tani off-farm resources, seperti pupuk kimia, obat-obatan dan mengoptimalkan pengelolaan dan input produksi dari dalam usaha tani on-farm resources dengan menerapkan sistem pertanian LEISA Low External Input and Sustainable Agricultura. Dalam sistem ini input