Perbaikan Kualitas Lahan Strategi Peningkatan Produksi Padi
Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB
168 dan 20Mg. Meskipun demikian dalam prakteknya masih jarang petani
mengembalikan jeraminya ke lahan sawah, terutama pada lahan sawah dengan indeks pertanaman 300 atau lebih.
Sebagian besar lahan sawah di NTB memiliki kandungan C organik kurang dari 1,5, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesuburan tanah tergolong sedang
hingga rendah. Perbaikan kualitas lahan melalui pengelolaan lahan yang tepat dan memperhatikan konservasi dapat mencegah penurunan kualitas lahan.
Pemberian pupuk organik berupa pengembalian jerami dan kotoran sapi dapat memperbaiki kesuburan tanah. Meskipun tanaman padi dapat mengambil unsur
C dari udara dalam bentuk CO
2
, akan tetapi bahan organik dalam tanah sangat penting sebagai sumber energi bagi jasad renik yang berperan dalam
penyediaan unsur hara tanaman. Bahan organik juga berperan dalam memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah lebih mudah diolah. Tanah dengan
kandungan organik yang cukup dapat meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga efisiensi pemupukan meningkat. Berbagai hasil penelitian menunjukkan
adanya korelasi positif antara kadar bahan organik dan produktivitas padi sawah, makin rendah kadar bahan organik, makin rendah produktivitas lahan Juliardi
dan Gani, 2002; Agus et al., 2008. Salah satu penyebab menurunnya kapasitas lahan sawah saat ini adalah
menurunnya kualitas irigasi. Penurunan kualitas irigasi tersebut merupakan akibat dari degradasi kinerja irigasi Sumaryanto et al., 2006. Secara empiris
setiap kilogram padi yang dipanen di wilayah tropika membutuhkan air antara 1900 – 5000 liter Pimentel et al., 1997; Tuong dan Bhuiyan, 1994 dalam
Sumaryanto, 2009b. Tingginya konsumsi air tersebut terkait dengan sifat tanaman padi yang tumbuh lebih baik dan produktif pada lahan tergenang
daripada di lahan kering Bhuiyan et al., 1998 dalam Sumaryanto, 2009b. Secara faktual pendapatan usaha tani tergantung dari kondisi air. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa pendapatan petani pada lahan sawah irigasi teknis adalah satu setengah kali lebih besar dari pendapatan petani pada lahan
sawah irigasi setengah teknis dan lima kali lebih besar dibandingkan dengan pendapatan petani pada lahan sawah tadah hujan. Oleh karena itu peningkatan
kualitas lahan melalui perluasan jaringan irigasi sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan petani. Peningkatan pendapatan petani dari usaha
tani padi sawah dapat meningkatkan kualitas hidup petani.
Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB
169 Beberapa hasil studi menyimpulkan bahwa peningkatan dana irigasi dan
anggaran pembangunan sektor pertanian memberikan pengaruh positif yang lebih besar dalam peningkatan produksi dibandingkan dengan skenario
kebijakan lainnya, seperti kebijakan subsidi pupuk, tarif impor maupun kebijakan harga dasar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya air irigasi bagi
pembangunan pertanian. Instrumen yang dapat digunakan dalam pengaturan sumber daya air, disajikan pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Peraturan perundangan yang mengatur tentang pengelolaan sumber daya air
Peraturan dan Perundangan Tentang
1. UU No 7 Tahun 2004 Sumber daya Air
2. PP No. 20 Tahun 2006 Irigasi
3. Permen PU No. 30PRTM 2007 Pedoman Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif 4. PP No. 42 Tahun 2008
Pengelolaan Sumber daya Air 5. PP No. 18 Tahun 2010
Usaha Budi daya Tanaman