Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Dimensi Teknologi dan Infrastruktur

Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB 122 Hasil analisis leverage menunjukkan bahwa dari 13 atribut yang dianalisis terdapat tiga atribut yang memiliki sensitivitas tinggi, yaitu indeks pertanaman padi, luas areal komoditas lain, dan jaringan irigasi teknis, ditunjukkan pada Gambar 5.11. Leverage of Infrastructure and Technologies Attributes 0,68 0,86 0,03 1,13 0,32 0,45 0,49 0,50 0,40 0,43 0,37 0,44 0,17 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 Jaringan irigasi teknis Luas areal komoditas selain padi Pengelolaan lahan dan air Indeks pertanaman padi sawah Penggunaan benih unggul Pergiliran varietas Penggunaan alsintan Penggunaan pupuk Pengendalian OPT Panen Perontokan gabah Pengeringan Penggilingan A tt ri b u te Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100 Leverage of Infrastructure and Technologies Attributes 0,68 0,86 0,03 1,13 0,32 0,45 0,49 0,50 0,40 0,43 0,37 0,44 0,17 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 Jaringan irigasi teknis Luas areal komoditas selain padi Pengelolaan lahan dan air Indeks pertanaman padi sawah Penggunaan benih unggul Pergiliran varietas Penggunaan alsintan Penggunaan pupuk Pengendalian OPT Panen Perontokan gabah Pengeringan Penggilingan A tt ri b u te Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100 Gambar 5.11. Nilai sensitivitas atribut infrastruktur dan teknologi yang dinyatakan dalam perubahan RMS skala keberlanjutan 0 -100 IP padi sawah akan menjadi determinan utama luas panen, apabila luas baku sawah tidak memungkinkan untuk diperluas. Peningkatan IP sangat tergantung pada ketersediaan sumber daya air, jaringan irigasi, teknologi, sarana produksi dan tingkat pendapatan petani. Kondisi jaringan irigasi yang kurang terpelihara dan tidak ada upaya untuk membangun jaringan baru akan menghambat peningkatan IP. Tanaman padi membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannya, dan apabila kebutuhan air tidak mencukupi, maka petani akan memilih komoditas yang relatif tahan terhadap kondisi kekurangan air. Ketersediaan teknologi hemat air, seperti SRI System of Rice Intensification, belum sepenuhnya dapat diadopsi oleh petani, karena pada dasarnya dari sisi pengaturan air irigasi adalah domain dari sektor lain di luar sektor pertanian.

5.5.6. Nilai indeks dan Status Keberlanjutan Multi-Dimensi

Nilai indeks dan status keberlanjutan ke lima dimensi sistem produksi padi sawah di NTB divisualisasikan dalam bentuk diagram layang-layang kite diagram yang ditunjukkan pada Gambar 5.12. Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB 123 53,12 50,84 51,98 58,54 52,91 20 40 60 80 100 Ekologi Ekonomi Sosial Kebijakan Kelembagaan Teknologi Infrastruktur Gambar 5.12. Diagram layang-layang keberlanjutan multidimensi sistem produksi padi sawah di NTB Gambar 5.12 memperlihatkan bahwa ke lima dimensi sistem produksi padi sawah di NTB berada pada nilai indeks antara 50 – 75 pada skala keberlanjutan 0-100, sehingga masing-masing dimensi berstatus cukup berkelanjutan. Nilai indeks dan status keberlanjutan multidimenasi serta bobot setiap dimensi dihitung berdasarkan hasil analisis Rap-Sisprodi dan hasil penilaian tingkat kepentingan bobot setiap dimensi terhadap keberlanjutan sistem produksi padi sawah di NTB yang dilakukan oleh pakar. Nilai indeks multidimensi dan bobot setiap dimensi terhadap kinerja sistem produksi padi sawah, disajikan pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Nilai indeks multidimensi sistem produksi padi sawah di NTB Dimensi Keberlanjutan Bobot Nilai Pakar n=7 Bobot Ttb Indeks Keberlanjutan Bobot Dimensi  Ekologi 0,36 38 58,54 22,24  Ekonomi 0,25 27 51,98 14,03  Sosial 0,14 14 50,84 7,12  Kebijakan kelembagaan 0,13 13 53,12 6,91  Infrastruktur dan teknologi 0,07 8 52,91 4,23 Jumlah 0,95 100 267,39 54,53 Keterangan: Ttb = tertimbang Tabel 5.14 menunjukkan bahwa nilai indeks gabungan yang diperoleh sebesar 54,53. Nilai tersebut berada pada selang 50,01-75,00 menunjukkan bahwa status keberlanjutan sistem produksi padi sawah di NTB saat ini adalah cukup berkelanjutan. Dimensi ekologi memiliki bobot tertinggi, yaitu 22,24; diikuti dimensi ekonomi dengan bobot 14,03; dimensi sosial 7,12; dimensi