Sifat Kimia dan Fisika Tanah

Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB 46 Salah satu sifat kimia tanah yang berperan penting dalam menentukan status kesuburan tanah adalah pH potential of hydrogen. Sifat kimia tanah ini menunjukan perimbangan konsentrasi kation hidrogen H + dan anion hidroksida OH - dalam tanah. Tanah yang kandungan kation H + tinggi dikatagorikan sebagai tanah masam, sedangkan tanah yang kandungan anion OH - tinggi dikatagorikan sebagai tanah basa. Tanah dengan pH di bawah 5,5 atau di atas 7, unsur hara makro N, P, K, Ca, Mg, Na, dan S dan unsur mikro Cu, Zn, Mn, B, Fe, dan lain-lain tidak tersedia secara optimal, karena sebagian unsur hara tersebut mengalami fiksasi terikat. Dalam kehidupan tanaman, pH tanah dapat digunakan sebagai indikator kesuburan tanah. Tanah yang subur akan memberikan daya dukung yang tinggi terhadap pertumbuhan tanaman. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa reaksi tanah di NTB bersifat netral dengan pH tanah H 2 O rata-rata 6,71 dan pH KCl rata-rata 5,78. Berdasarkan indikator tersebut bila dikaitkan dengan persyaratan penggunaan lahan untuk pertumbuhan tanaman padi sawah dapat dikategorikan sebagai lahan sawah dengan kelas kesesuaian S1 Djaenuddin et al., 2003. Kandungan nitrogen, fosfor dan kalium tanah Nitrogen, fosfor dan kalium merupakan unsur hara yang sangat penting keberadaanya di dalam tanah. Unsur hara N, P dan K sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman padi, baik untuk pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Hasil analisis memperlihatkan bahwa rata-rata kandungan nitrogen tanah di NTB berstatus rendah 0,12, sedangkan kandungan P dan K menunjukkan status dengan kategori tinggi, yaitu rata-rata 35,67 dan 96,25. Kandungan bahan organik tanah Bahan organik merupakan komponen kimia yang penting di dalam koloid tanah. Bahan organik berperan dalam beberapa hal yakni pembentukan agregat tanah, sumber hara potensial bagi tanah, pembentukan pori-pori tanah, salah satu bagian dari kompleks pertukaran kation dan anion dalam tanah, sebagai media bagi kehidupan mikrobiologi tanah dan beberapa peranan penting lainnya di dalam tanah. Pengamatan kandungan bahan organik tanah melalui pengukuran kandungan karbon C organik pada sempel-sempel tanah dari areal studi menunjukan bahwa kandungan C organik tanah tergolong rendah yaitu rata-rata 1,32 atau kurang dari 1,5. Tanah dengan kandungan C organik kurang dari 1,5 tergolong kelas kesesuaian lahan S2 dan S3 untuk tanaman Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB 47 padi Djaenuddin et al., 2003. Kandungan C organik tanah di Pulau Sumbawa relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di Pulau Lombok. Tekstur tanah Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah sparat yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi relatif antara fraksi pasir sand berdiameter 2,00-0,2 mm atau 2000-200 µm, debu silt berdiameter 0,20-0,002 mm atau 200-2 µm dan liat clay berdiameter 0,002 m atau 2 µm. Untuk menentukan kelas tekstur suatu tanah maka dilakukan analisis tekstur di laboratorium yang disebut analisa mekanik tanah. Hasil analisis diketahui bahwa fraksi butiran tanah di wilayah penelitian berupa fraksi pasir halus, fraksi debu dan fraksi liat berturut-turut adalah 38,59. 36,35 dan 24,95 atau dikategorikan sebagai tanah berstektur sedang. Tanah dengan kategori tekstur sedang untuk tanaman padi termasuk dalam kelas kesesuaian S1 dan S2. Berdasarkan tekstur tersebut, maka tanah dikategorikan sebagai kelas tekstur liat clay, lempung berpasir sandy loam, lempung liat berdebu silty clay loam dan lempung berliat clay loam. Kapasitas tukar kation Kapasitas Tukar Kation KTK suatu tanah merupakan gambaran dari kemampuan misel tanah untuk mempertukarkan kation-kation dalam tanah. Komponen sifat kimia tanah ini berperan terhadap kemampuan tanah untuk mengikat unsur hara. Hasil analisis di tiga wilayah penelitian ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Kapasitas Tukar Kation KTK tanah di tiga wilayah penelitian Kation-dd me100 gr LokasiKabupaten K Na Ca Mg KTK me100 gr min 0,05 0,17 1,56 0,10 4,40 max 0,50 1,40 6,22 1,94 59,20 Lombok Tengah n = 147 rerata 0,24 0,60 3,69 0,92 23,43 min 0,06 0,37 0,27 0,21 5,60 max 2,41 34,65 3,28 8,36 95,20 Sumbawa Barat n = 152 rerata 0,71 1,55 1,50 3,61 26,45 min 0,02 0,06 1,56 0,28 5,45 max 4,84 80,35 66,16 21,86 88,00 Kabupaten Bima n = 142 rerata 0,56 2,02 9,46 2,78 27,97 min 0,04 0,20 1,13 0,20 5,15 max 2,58 38,80 25,22 10,72 80,80 NTB N = 441 rerata 0,50 1,39 4,88 2,43 25,95 Sumber: Data primer dan sekunder diolah Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB 48 Status kesuburan tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan atau potensi suatu tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan berimbang dalam memenuhi kebutuhan tanaman. Tanah yang dikatagorikan subur apabila secara fisik, kimia dan biologi memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman dan tanaman berproduksi secara optimal. Secara alami tanah yang belum terganggu oleh aktivitas manusia, pada umumnya berada pada kondisi subur dan apabila diusahakan biasanya pada tahap awal pengelolaan relatif tidak memerlukan input luar seperti pemupukan, karena unsur hara yang tersedia masih cukup tinggi dan kondisi lingkungan rhizosfirnya umumnya berada dalam keadaan seimbang. Hasil analisis tanah di wilayah penelitian menunjukkan bahwa KTK, KB, C- organik, P 2 O5 dan K 2 O pada masing-masing parameter cukup bervariasi baik di dalam wilayah maupun antar wilayah yakni dari rendah hingga sedang. Unsur- unsur penting tersebut rata-rata berada dalam kondisi kurang optimal. Sebagai contoh unsur C-organik rata-rata berada di bawah 1,5 dan tergolong kurang optimal untuk pertumbuhan tanaman padi sawah. Berdasarkan hasil evaluasi status kesuburan tanah, kondisi sifat kimia tanah di wilayah penelitian dikatagorikan mempunyai status kesuburan tanah rendah sampai sedang. Tanah yang mempunyai tingkat kesuburan rendah, daya dukungnya terhadap tanaman yang diusahakan juga rendah. Oleh karena itu untuk meningkatkan status kesuburannya agar tanaman yang diusahakan memberikan respon secara optimal perlu ditambahkan pupuk, baik pupuk organik maupun anorganik.

3.4.3. Kelas Kesesuaian Lahan Sawah

Tanaman padi memiliki persyaratan tumbuh tertentu yang harus dipenuhi agar dapat tumbuh dengan baik. Apabila persyaratan tumbuh dimaksud dapat dipenuhi secara baik, maka tanaman akan tumbuh secara baik dengan produksi yang maksimum. Tanah sebagai media tumbuh tanaman terdiri atas berbagai jenis yang memiliki karakteristik yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lain, baik sifat fisik, seperti tekstur, struktur tanah maupun sifat kimia tanah yang akan menentukan kesuburan tanah. Karakteristik tanah di suatu tempatwilayah apakah sangat sesuai atau tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi sawah, ditentukan melalui evaluasi lahan. Evaluasi lahan dilakukan dengan membandingkan atau Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB 49 mempertemukan matching antara persyaratan tumbuh tanaman padi sawah dengan karakteristik lahan baik fisik maupun ekonomi dengan menggunakan perangkat program Automatic Land Evaluation System-ALES CSRFAO, 1983. Persyaratan penggunaankarakteristik lahan untuk pertumbuhan tanaman padi sawah mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian, Balai Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor Djaenudin et al., 2003. Sedangkan karakteristik lahan secara fisik menggunakan hasil pengamatan dan analisis contoh tanah di laboratorium yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP NTB, 2005. Peta kelas kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kabupaten Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Bima mengacu pada hasil evaluasi lahan secara fisik yang telah dilakukan Nazam et al. 2005; 2006, disajikan dalam Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah pada Gambar 3.4; 3.5 dan 3.6. Gambar 3.4. Peta kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kabupaten Lombok Tengah, NTB Nazam et al., 2005.