BNI
Functional Review
Corporate Social Responsibility Good Corporate Governance
Corporate Data
173
dari evaluasi dan pengujian rutin tersebut terlihat dari penanganan yang sistematis dan terarah
dalam menghadapi bencana baik yang disebabkan oleh manusia maupun oleh alam sehingga
aktivitas operasional BNI di lokasi bencana dapat tetap berjalan pada tingkatan tertentu walaupun
beberapa sarana dan prasarana penunjang aktivitas bisnis mengalami gangguan.
BNI telah memiliki Gedung BCP di tempat
tertentu, sebagai lokasi alternatif untuk kelangsungan bisnis Bank apabila terjadi
bencana disaster pada Kantor Pusat BNI yang dilengkapi dengan Disaster Recovery Site, Backup
Infrastructure
dan Backup Peralatan Komputer yang dibutuhkan dalam penanggulan bencana.
Selain itu, perangkat BCM juga dilengkapi berbagai tools analysis untuk mengevaluasi dampak,
Recovery Time Analysis, Recovery Tools dan
berbagai Recovery SOP bagi setiap unit.
5. Risiko Lainnya Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi
Selain mengelola 4 empat risiko utama, BNI juga mengelola 4 empat risiko lainnya yaitu Risiko
Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi.
Pengelolaan manajemen Risiko Lainnya dilakukan oleh Divisi terkait sesuai dengan jenis risikonya
berkoordinasi dengan Divisi ERM. Risiko Hukum dikelola di Divisi Hukum, Risiko Stratejik dikelola
oleh Divisi Perencanaan Strategis, Risiko Kepatuhan dikelola oleh Divisi Kepatuhan dan
Risiko Reputasi dikelola oleh Divisi Komunikasi Perusahaan dan Kesekretariatan.
Dalam rangka pengelolaan Risiko Lainnya, BNI
telah memiliki Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Hukum, Pedoman Penerapan Manajemen
Risiko Stratejik, Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan dan Pedoman Penerapan
Manajemen Risiko Reputasi sebagai panduan dalam mengelola risiko terkait. Sebagai panduan
pelaksanaan yang lebih detail juga disusun SOP untuk setiap jenis Risiko Lainnya tersebut.
are shown from the systematic and directed handling in encountering with disaster, both
caused by human error and natural disaster, so that the operational activity in BNI on the location
of disaster may carry on in certain levels although several supporting facilities and infrastructures
to the business activities have experienced disruption.
BNI owns a BCP Building in a certain location as
an alternative location for the continuity of the Bank’s business should there be any disaster on
BNI’s headquarter. This building is equipped with a Disaster Recovery Site, Backup Infrastructure
and Computer Equipment Backup required in the disaster management.
In addition, BCM tools are completed with various tools analysis to evaluate the impact, Recovery
Time Analysis, Recovery Tools and various Recovery SOP for each unit.
5. Other Risks Legal Risk, Strategic Risk, Compliance Risk and Reputational Risk
In addition to managing 4 four main risks, BNI also manages 4 four other risks, namely
Legal Risk, Strategic Risk, Compliance Risk and Reputational Risk.
The management of other Risks is done by the
related Division in accordance with the type of risk, by coordinating with the ERM Division.
Legal Risk is managed under the Legal Division, Strategic Risk is managed under the Strategic
Planning Division, Compliance Risk is managed by the Compliance Division while Reputational Risk
is managed by the Corporate Communication and Secretariat Division.
In the event of the other Risk management,
BNI has developed a Legal Risk Management Implementation Guidance, Strategic Risk
Management Implementation Guidance, Compliance Risk Management Implementation
Guidance as well as Reputational Risk Management Implementation Guidance as
guidance to manage the related risk. As a more detailed implementation guidance, SOPs for each
of the Other Risks have also been developed.
BNI
174
Proses Manajemen Risiko untuk masing-masing Risiko Lainnya dilakukan sebagai berikut:
- Secara langsung ataupun bekerja sama
dengan kuasa hukum, BNI menangani perkara hukum yang melibatkan BNI serta
memantau proses penanganannya dengan melakukan upaya sesuai hukum untuk
melindungi kepentingan hukum dan bisnis BNI.
- Melakukan review
secara berkala atas perjanjian standar maupun perjanjian
non standar BNI dengan pihak ketiga dan mengupayakan perbaikanrevisi
atas kelemahan perjanjian yang dapat menimbulkan kerugian bagi BNI.
- Secara periodik melakukan pengukuran
risiko strategis dengan menganalisis pencapaian target dibandingkan dengan
peer group BNI.
- Memastikan bahwa penetapan target telah
mempertimbangkan risiko.
-
Melakukan penilaian tingkat kepatuhan BNI terhadap peraturan Bank Indonesia
dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk melakukan analisis dampak
peraturan Bank Indonesia terhadap kebijakan BNI.
- Mengefektifkan peran pengendalian
intern yang independen, melalui Quality Assurance
QA yang ada di setiap Unit pada level Cabang, Wilayah maupun
Kantor Pusat. Staff QA bertanggung jawab kepada Divisi Kepatuhan, bukan kepada
Unit dimana mereka ditugaskan. Untuk meminimalkan risiko kepatuhan, BNI terus
menerus berusaha meningkatkan kualitas review
ex-ante dan ex-post QA officer sehingga terbangun early warning system
yang efektif. -
Kajian dan uji kepatuhan atas ketentuan internal dan eksternal atas rancangan
kebijakan produk atau aktivitas baru. -
Memberikan pendapatopini kepatuhan atas dasar inisiatif sendiri dan permintaan
dari unit lain -
Melakukan analisis atas Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan LTKM, analisis
atas Laporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT dan melaporkan kepada PPATK
setiap bulan.
Risk Management Processes for each of the Other Risks are done as follows:
- Directly of cooperates with the legal
attorney, BNI handles legal cases which involve BNI as well as monitors the
handling process to be in compliance with the laws to protect BNI’s legal and
business interest.
- Conducts regular review upon standard and
non-standard agreements between BNI and other third parties and strive to revise
the weakness of the agreements that may be detrimental to BNI.
- Conducts strategic risk measurement
periodically by analyzing the attainment of target compared to BNI’s peer group.
- To ensure that the determination of target
has been done by considering the risk.
- Assessing the level of compliance of BNI
to the regulation of Bank Indonesia and prevailing regulations, including analysis of
the impact of Bank Indonesia regulation to BNI’s policy.
- Making effective the role of independent
internal control, through Quality Assurance QA in every Unit on the Branch, Regional
and Head Office levels. QA Staff is responsible to the Compliance Division,
not to the Unit where they are assigned. To minimize the compliance risk, BNI
continues to improve the quality of review by the ex-ante and ex-post QA officer so
that an effective early warning system is built.
- Compliance review and test upon internal
and external provisions upon new draft of product policy or new activity.
- Giving compliance opinion on its own
initiative and by request from other unit -
Conducting analysis over Suspicious Financial Transaction Report Laporan
Transaksi Keuangan MencurigakanLTKM, Cash Financial Transaction Report Laporan
Transaksi Keuangan TunaiLTKT and submitting monthly report to PPATK.
BNI
Functional Review
Corporate Social Responsibility Good Corporate Governance
Corporate Data
175
- Melakukan pemantauan terhadap
implementasi Anti Pencucian Uang APU dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
PPT di unit Operasional.
- Melakukan sosialisasi dan pengelolan
Whistle Blowing System WBS di segenap
organisasi BNI.
-
Evaluasi secara harian atas risiko reputasi yang dihadapi BNI yang dituangkan dalam
Laporan Media Monitoring. -
Pengukuran dan pemantauan jumlah komplain dan tingkat penyelesaian
komplain. -
Pengklasifikasian media massa yang ada ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan
sirkulasi dan cakupan geografis. Masing- masing kelompok media ini ditangani
secara berbeda sesuai dengan dampak risiko reputasi yang ditimbulkannya.
Dalam pengelolaan Risiko Lainnya, beberapa
perangkat yang digunakan adalah: -
Whistle Blowing System yaitu salah satu
alat penerapan Good Corporate Governance dengan cara menampung pengaduan dari insan
BNI terkait kecurangan, pelanggaran peraturan hukum, benturan kepentingan, penyuapan
gratifikasi dan kelakuan tidak etis.
- Divisi Komunikasi Perusahaan dan
Kesekretariatan melakukan pemantauan pemberitaan mengenai BNI di media massa
ibukota maupun lokal melalui mekanisme Daily Monitoring
.
Profil Risiko
Berdasarkan self assessment yang dilakukan, Tingkat Profil Risiko Komposit BNI posisi Desember 2011
adalah “Low”.
Blue Print Enterprise Risk Management
Dengan memperhatikan kebutuhan business process dan regulasi seperti Peraturan Bank Indonesia dan
Surat Edaran Bank Indonesia tentang manajemen risiko dari Bank Indonesia serta implementasi Basel
II dari Basel Committee on Banking Supervison, BNI telah menyempurnakan blue print implementasi
Enterprise Risk Management
ERM yang akan diimplementasikan secara bertahap.
- Monitoring the implementation of Anti
Money Laundering and Prevention on the Funding for Terrorism in the Operational
Unit.
- Conducting socialization of Whistle Blowing
System WBS in the entire organization of BNI.
- Daily evaluation upon the reputational risk
encountered by BNI, and made in the form of a Monitoring Media Report.
- Measurement and monitoring of number
of complaint and level of settlement of the complaint
- Classification of the existing mass media
to several groups in accordance with the circulation and geographical coverage.
Each media group is handled differently in accordance with the impact of reputational
risk they give.
The following are the tools used in the
management of Other Risk: -
Whistle Blowing System, which is one of the Good Corporate Governance implementation
tools by way of accommodating complaints from BNI officeremployees in relation with
the fraud, violation of regulationlaw, conflict of interest, gratification and unethical conduct.
- Secretarial and Corporate Communication
Division shall conduct monitoring on the reporting regarding BNI in the capital city and
or local mass media through the mechanism of Daily Monitoring.
Risk Profile
Based on self assessment, BNI’s Level of Composite Risk Profile as at December 2011 is “Low”.
Enterprise Risk Management Blue Print
By taking into notice the needs of business process and regulation such as Bank Indonesia
regulation and Circulating Letter of Bank Indonesia on risk management as well as implementation
of Basel II from the Basel Committee on Banking Supervision, BNI has improved the blue print on the
implementation of Enterprise Risk Management ERM that will be implemented in stages.
BNI
176
Blue print tersebut dikategorikan dalam beberapa
building block , yaitu:
Governance-control, inisiatif-inisiatif manajemen
risiko yang terkait dengan proses strategic and planning
.
Risk measurement, inisiatif-inisiatif terkait dengan
metodologi pengukuran risiko sebagaimana diatur dalam dokumen Basel II.
Infrastructure, inisatif-inisiatif terkait dengan data
management, organization , dan source system
yang diperlukan untuk risk measurement.
Capital management, inisiatif-inisiatif terkait
dengan capital allocation dan performance measurement
.
Pencapaian Program Tahun 2011
Terdapat beberapa inisiatif yang telah dan sedang berjalan sejak tahun 2011 yaitu:
1. Risiko Kredit, persiapan perhitungan ATMR risiko