OPERATIONAL RISK continued bni ar 2011 th

BNI ฀ ฀ ฀ 488 are in Indonesian language. PT BANK NEGARA INDONESIA PERSERO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK NEGARA INDONESIA PERSERO Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2011 and 2010 Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated 44. RISIKO OPERASIONAL lanjutan

44. OPERATIONAL RISK continued

• Key Risk Indicator, merupakan serangkaian parameter yang ditetapkan untuk mengidentifikasi potensi kerugian risiko operasional yang utamadominan sebelum peristiwa risiko operasional tersebut terjadi, dan perangkat tersebut akan memberikan warningalert jika nilainya sudah di luar range threshold yang ditetapkan sebelumnya. • Key Risk Indicators, is a series of parameters established to identify potential loss from operational risk before it happens, and the module will give a warningalert when the exposure exceeds a predetermined rangethreshold. Selain PERISKOP tersebut, BNI juga melakukan penyempurnaan chart of account, dengan menambahkan rekening Beban Risiko Operasional BRO serta Recovery BRO, yang digunakan untuk membukukan kerugian atau recovery yang disebabkan karena risiko operasional. Pembukuan pada rekening BRO juga akan berdampak kepada penilaian kinerja unit bersangkutan dan akan tergambar dalam Performance Measurement System PMS unit yang bersangkutan. Besides PERISKOP, BNI has also improved its chart of accounts by adding Operational Risk Expense Beban Risiko Operasional BRO and BRO Recovery accounts, which will be used to record losses or recoveries caused by operational risks. The recording on BRO accounts would also affect the performance assessment of the units concerned and will be described in the Performance Measurement System PMS of the units concerned. Terkait dengan kelangsungan usaha bila terjadi kondisi disaster bencana, BNI juga sudah mempunyai kebijakan Business Continuity Management BCM, yaitu suatu mekanisme formal yang merupakan kombinasi antara strategi, kebijakan, prosedur, dan organisasi yang dikembangkan untuk memastikan kelangsungan operasional dari fungsi-fungsi usaha yang kritikal pada tingkat layanan tertentu pada saat terjadi gangguan atau bencana. Kebijakan ini mencakup semua unit usaha yang ada di BNI. Considering the business going concern when disaster occurs, BNI has a Business Continuity Management BCM, which is a formal mechanism which combined strategies, policies, procedures and organization developed to ensure operational continuity of critical functions under certain level of services when a disturbance or disaster is encountered. This policy is applied for all business units in BNI.

45. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN