Laju Predasi Sistem Lingkungan .1 Suhu dan Variasi Suhu Pasir

lubang kecil pada kulit telur penyu. Dodd 1988 in Ellen et al. 2004 menyatakan bahwa predator utama yang bersifat destruktif di pantai Biscayne Florida adalah racoon, kepiting hantu, armandillo Dasypus novemcinctus, rubah Vulpes, anjing domestik Canis familiaris, babi liar Suscrofa, sigung Spilagale putorius dan beberapa larva serangga yang juga memangsa telur. Predasi oleh hewan tersebut merusak sarang secara keseluruhan. Persentase predasi sarang berbeda disetiap musimnya dimana pantai Jamursba Medi didominasi oleh predator anjing dan Wermon lebih didominasi oleh predator babi hutan seperti pada Tabel 33. Penelitian tahun 20032004 sarang yang dirusak oleh babi hutan dan anjing sekitar 4.9 dan 3.9 Hitipeuw et al. 2002. Hasil penelitian Starbird and Suarez 1994 menduga bahwa sekitar 40 sarang di Warmon dirusak oleh babi hutan. Sedangkan Jamursba Medi pada bulan Juni sampai Juli 2005 sekitar 29 sarang di pantai Warmamedi dirusak oleh predator babi 29.3 dan Wembrak hanya satu sarang yang dirusak Tapilatu et al. 2007. Berdasarkan fakta ini maka dipastikan laju predasi terhadap telur penyu menjadi salah satu indikator yang perlu diperhatikan karena mempengaruhi populasi individu baru tukik penyu. Tabel 32. Predasi sarang di Jamursba Medi dan Wermon Musim peneluran Predator sarang penyu belimbing Jamursba Medi predasi Wermon predasi 20092010 JM = 13 sarang Anjing 7.52 - Babi 2.26 - Biawak - - 20102011 JM = 16 sarang W = 11 sarang Anjing 29.09 39.13 Babi - - Biawak - 8.7 20112012 JM = 0 sarang W = 37 sarang Anjing - 2 Babi - 23.33 Biawak - 0.86 Sumber : Data Primer 2012

5.4.2.6 Tekstur Pasir

Pasir merupakan unsur utama utama penyusun tekstur sarang penyu, dimana susunan tekstur pasir berdiameter halus dan sedang, sisanya adalah debu dan liat Nuitja 1992. Sebaran partikel pasir berdasarkan ukuran t_sieve menunjukkan persentase ukuran 500nm lebih tinggi dibandingkan ukuran lainnya disemua pantai peneluran seperti pada Gambar 39. Gambar 39 menunjukkan bahwa proporsi untuk diameter pasir pada pantai peneluran didominasi oleh pasir berukuran 500 nm dengan rata rata sebesar 40. Dominasi pasir dengan ukuran ini disebabkan pantai peneluran yang berhadapan dengan samudra menyebabkan adanya kecenderungan substrat berukuran kecil. Selain letak pantai yang terbuka terhadap samudra, menurut Nybakken 1988 bahwa ukuran partikel pasir di pantai merupakan fungsi dari gerakan ombak pantai. Gerakan ombak pada pantai berpasir merupakan faktor lingkungan yang dominan terjadi dipantai tersebut. Jika gerakan ombak kecil maka terbentuk partikel pasir berukuran kecil, sedangkan jika gerakan ombak besar dan kuat maka akan terbentuk partikel pasir berukuran kasar dan kerikil. Butiran pasir halus akan menampung air lebih banyak karena adanya gaya kapiler sementara pasir berukuran kasar cenderung mengalirkan Nybakken 1988. Butiran ukuran halus ini berperan sebagai media yang dimanfaatkan oleh penyu belimbing untuk menyimpan telur ketika musim peneluran. Proporsi diameter pasir dikedua pantai menunjukkan ukuran yang sama tetapi masing masing pantai memiliki nilai median yang berbeda seperti yang ditampilkan pada Gambar 40. Pantai Wermon memiliki proporsi nilai median yang relatif kecil yaitu 6,34 dibandingkan proporsi di pantai Jamursba Medi. Gambar 39. Persentase pasir berdasarkan ukuran t-sieve di pantai Jamursba Medi dan Wermon