Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Tambrauw

keberlanjutan kawasan konservasi perairan Abun mengingat penyu belimbing sebagai ikon Kabupaten Tambrauw, dan juga pesisir Tambrauw yang memiliki potensi keanekaragaman yang tinggi. Mengacu pada kondisi tersebut maka upaya terarah pada optimalisasi peran stakeholder yang berpartisipasi dalam pengelolaan tersebut. Model pendekatan yang perlu dipertimbangan dalam pengelolaan penyu belimbing adalah pendekatan adaptif dan pendekatan co-managemet. Pendekatan adaptif menekankan kepada pengelolaan yang disusun berdasarkan proses pembelajaran sistematis dari pengalaman sukses dan gagal sehingga merujuk pada kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan. Pendekataan co-management mengarah pada pembagian kewenangan dan tanggung jawab antara pemerintah dan masyarakat sebagai pengguna sumberdaya dalam pengelolaan konservasi penyu belimbing Pikerton 1989 in Adrianto dan Kusumastanto 2004. Manfaat yang diperoleh dari pendekatan ini adalah pendekatan pembangunan yang lebih berbasis pada masyarakat, meminimalkan konflik horizontal antara pemerintah dan masyarakat, adanya desentralisasi pengelolaan sumberdaya, dan keikutsertaan dalam pengambilan keputusan. Sementara manfaat bagi pemerintah adalah berkurangnya wewenang yang berdampak pada meningkatnya efektivitas kewenangan dalam pengelolaan tersebut Adrianto dan Kusumastanto 2004.

5.4.4 Penilaian Kerentanan

Jumlah parameter pada kajian kerentanan populasi pada pantai Jamursba Medi dan Wermon terdiri dari 17 variabel dimana 6 variabel merupakan dimensi keterpaparan, 6 variabel termasuk dalam dimensi kepekaan dan 5 variabel termasuk dalam dimensi kapasitas adaptif seperti pada Tabel 36. Tabel 36. Nilai skor masing-masing variabel kerentanan populasi penyu belimbing No Variabel Ranking Jamursba Medi Ranking Wermon A Dimensi Keterpaparan 1 Variasi suhu pasir 3 3 2 Kenaikan muka laut kemiringan pantai 2 2 3 Munsoon 2 3 4 Laju predasi 2 3 5 Pengambilan telur 5 1 6 Tangkapan masyarakat 1 1 B Dimensi Kepekaan 7 Suhu Pasir 4 3 8 Kedalaman sarang 4 3 9 Tekstur pasir 3 2 10 Konsumsi telur 5 5 11 Konsums daging 1 1 12 Tangkapan sampingan perikanan 1 1 C Dimensi Kapasitas Adaptif 13 Relokasi sarang 4 3 14 Perlindungan habitat 2 2 15 Potensi konflik 2 2 16 Peranan pemerintah 2 2 17 Pengetahuan masyarakat 2 2

5.4.4.1 Indeks Keterpaparan

Indeks keterpaparan merupakan bagian dari penyusun indeks kerentanan populasi dengan variabel penyusun terdiri dari variabel lingkungan dan sosial antropogenik. Tiap variabel ini memiliki nilai indeks yang berbeda berdasarkan signifikan variabel terhadap kerentanan populasi penyu belimbing. Variasi suhu pasir VSP memiliki proporsi terbesar atau paling mempengaruhi indeks keterpaparan kaitannya dengan sukses penetasan telur menjadi individu baru tukik pada kedua pantai peneluran. Suhu merupakan penentu seks baik betina maupun jantan untuk jenis hewan yang tergolong reptil Ackerman 1997 tetapi juga suhu pasir merupakan faktor penunjang dalam perkembangan embrio penyu. Berdasarkan hal tersebut maka keterpaparan pasir terhadap sinar matahari berhubungan dengan suhu dan kelembaban dalam pasir. Perubahan suhu pasir mempengaruhi perkembangan embrio dan periode masa inkubasi telur dalam sarang. Apabila suhu pasir bervariasi dan cenderung meningkat maka dampak yang ditimbulkan adalah gagalnya penetasan telur menjadi tukik dan mengurangi