Penyusunan Indeks Kerentanan Populasi

D. Potensi Konflik

Potensi konflik merupakan kendala dalam implementasi konservasi. Konflik dalam penelitian akan diidentifikasi berdasarkan sumber konflik dan pemetaan sumber konflik.

E. Peran Pemeritah Daerah

Pemerintah daerah memiliki fungsi terbesar dalam keberlanjutan suatu kawasan konservasi. Adanya kebijakan dan penatakelola, maka pengelolaan kawasan konservasi akan tertata kearah ideal demi meningkatkan keberlanjutan kawasan dan keberlangsungan hidup spesies. Data peran pemerintah ditampilkan secara deskriptif berdasarkan hasil wawancara.

3.6.4 Penyusunan Indeks Kerentanan Populasi

Konsep kerentanan yang dipakai dalam penelitian ini seperti dikemukakan oleh Tuner et al. 2003 yang menjelaskan kerentanan merupakan fungsi overlay dari keterpaparan, kepekaan dan kapasitas adaptif yang kemudian diekspresikan dalam bentuk matematika oleh Metzger et al 2006 in Tahir 2010 sebagai berikut V = f K.S.AC ……………………...………………………………….10 Fungsi ini diekspresikan lebih lanjut dalam bentuk persamaan matematika dan diformulasikan oleh Tahir 2010 dan memiliki kesamaan dengan yang dikembangkan oleh Unu-ehs 2006 menjadi V = K S AC ………………………………………………………….11 Dengan menjabarkan variabel kerentanan yang diadopsi dari Polsky et a.l 2007, maka dimensi keterpaparan, kepekaan dan kapasitas adaptif dapat dirumuskan sebagai berikut K = SPSR+M+LP+KP+PPPTTM ………………………………….12 Dengan menggunakan pendekatan signifikansi dari masing-masing variabel untuk menentukan bobot yang lebih besar terhadap kerentanan populasi, maka persamaan 12 dapat di tulis lebih lanjut IK menjadi IK = α 1 SPSR+ α 2 M+ α 3 LP+ α 4 KP+ α 5 PPPTTM ………….13 Dengan menggunakan pendekatan yang sama, maka kategori kepekaan dapat dituliskan menjadi S = SP+Tp+KS+KTKDTS ………………………………………….14 Dengan memberikan bobot yang lebih besar pada variabel yang dianggap memiliki signifikansi yang lebih besar terhadap kerentanan populasi, maka persamaan 14 dapat ditulis lebih lanjut IK menjadi IK = β 1 SP+ β 2 TP+ β 3 KS+ β 4 KTKDTS …………………15 Adapun dimensi KA dapat ditulis sebagai berikut KA = SR + PH + PM + PK ……………..………………………….16 Seperti halnya dengan kategori dari keterpaparan dan kepekaan, maka variabel dari kategori kapasitas adaptif juga memiliki signifikasi yang berbeda dengan memberikan bobot pada tiap variabel maka persamaan 17 dapat ditulis menjadi ICA adalah ICA = у 1 SR + у 2 PH + у 3 PM + у 3 PK ………………………….17 3.6.5 Penentuan Bobot Parameter Kerentanan Penentuan bobot variabel kerentanan dilakukan dengan pendekatan matriks perbandingan berpasangan yang dikembangkan oleh Saaty 1991. Pendekatan ini sejalan dengan pendapat Villa dan McLeod 2002 in Tahir 2010 bahwa salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam matriks pembobotan menggambarkan pengaruh relatif setiap variabel terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Prosedur pembobotan variabel kerentanan populasi Penyu Belimbing dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Memberikan nilai signifikansi setiap variabel kerentanan populasi penyu belimbing baik dari faktor lingkungan maupun faktor antropogenik 2. Menyusun matriks perbandingan dari masing-masing variabel kerentanan sebagai berikut : C 1 C 2 ….. C n A= a ij = C 1 1 a 12 …. a 1n C 2 1 a 12 1 …. 1 a 2n …… ….. ….. ….. ….. C n 1 a 1n 1 a 2n ….. 1 3. Menghitung eigen value setiap baris dengan menggunakan formula …………………………………………18 wi wj aij i n j . 1     C 1 , C 2 ….C n dan bobot pengaruhnya adakah w1, w2,……, wn. Misalnya aij = wiwj menunjukkan kekuatan C 1 jika dibandingkan Cj. Matrik dari angka- angka aij yang diberi simbol A merupakan matriks reciprocal, sehingga aij = 1aij. Jika zi…….., zn adalah angka-angka yang memenuhi persamaan Aw= w dimana merupakan eigen value darti matriks A dan jika aij = 1 untuk semua I, maka ………………………………………………. 1λ 4. Menguji konsistensi setiap matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus masing-masing elemen matriks berpasangan pada langkah 3 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria. Hasil masing-masing baris di jumlahkan, kemudian hasilnya dibagi dengan masing- masing nilai prioritas keriteria sebanyak n . Menghitung lamda max max dengan formula μ ………………………… ... ……………………………………20 Consistensy indeks CI dihitung dengan formula matematik : ……………………………………21 Consistensy Ratio CR dihitung dengan formula matematika : …….……………………………………………………22 RC adalah nilai yang berasal dari tabel acak seperti Tabel 9. Jika CR 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR 0.1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Jika tidak konsisten, maka pengisian nilai nilai pada matriks berpasangan oleh setiap parameter harus diulang. Hasil akhirnya berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh pengambil keputusan berdasarkan skor yang tertinggi. Tabel 9. Random consistensy RC n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 RC 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 n i n i   1  n i i n i    1 max   1 max    n n CI  RC CI CR 

3.6.6 Standarisasi dan Komposit Indeks Kerentanan