Persepsi Masyarakat Tentang Konservasi Penyu Belimbing

menilai pengelolaan. Sebagai bentuk pastisipasi maka masyarakat harus dibekali dengan pengetahuan dasar maupun pengetahuan teknis. Dalam penelitian ini, perlu diketahui pengetahuan masyarakat tentang konservasi penyu di KKLD Abun. WWF 2009 menunjukkan pandangan masyarakat terkait dengan lingkungan dan kegiatan konservasi terbagi dalam beberapa bagian penting seperti pendapat masyarakat terkait dengan: 1 kondisi lingkungan pantai peneluran Jamursba Medi dan Wermon 2 kepedulian masyarakat terhadap perlindungan penyu, 3 pengetahuan tentang kawasan konservasi laut daerah 4 pembentukkan dan manfaat adanya KKLD Abun. Pendapat masyarakat pada kampung di KKLD Abun terhadap kondisi lingkungan perairan pantai peneluran sangat bervariasi. WWF 2009 menyatakan 78 masyarakat menyatakan kerusakan pesisir pantai peneluran merupakan masalah besar, 5 mengatakan kerusakan pesisir pantai peneluran bukan masalah besar. Pendapat kepedulian masyarakat tentang upaya perlindungan penyu menyatakan bahwa 79,4 masyarakat setuju adanya upaya perlindungan penyu, 15,3 masyarakat tidak setuju ada upaya perlindungan terhadap penyu, 4,7 masyarakat menyatakan tidak mengetahui apakah penyu harus dilindungi atau tidak dan 0.6 tidak menjawab. Masyarakat juga berpendapat tentang telur yang harus dibiarkan berada dalam sarang sehingga bisa menetas menjadi tukik penyu yaitu 82,5 masyarakat setuju, 7,81 tidak setuju dengan hal tersebut, 9,0 tidak tahu dan 0,6 tidak menjawab. Pendapat masyarakat tentang pentingnya pembentukkan KKLD Abun untuk melindungi ekosistem dan penyu menyatakan 77,81 masyarakat setuju, 12,19 menyatakan tidak setuju, 9,06 menyatakan tidak tahu dan 0,9 tidak menjawab. Selanjutnya pendapat masyarakat tentang manfaat KKLD Abun bagi masyarakat yaitu 84,4 menyatakan bahwa KKLD bermanfaat, 2,2 tidak bermanfaat, 3,1 menyatakan manfaat KKLD tidak mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat, 9,4 menyatakan tidak tahu, dan 0,9 tidak menjawab. Informasi tentang istilah kawasan konservasi laut dimana 50,31 menyatakan tidak pernah mendengar, 38,75 menyatakan pernah mendengar istilah kawasan perlindungan laut dan 10,31 tidak mengetahui istilah tentang kawasan perlindungan laut. Gambar 50. Peta tangkapan sampingan dari perikanan rawai tuna di perairan indonesia. Titik merah : jumlah penyu belimbing yang tertangkap Utara Kepala Burung sampai di Samudra pasifik oleh kapal rawai tuna yang berpangkalan di pelabuhan Bitung Sulawesih Utara Zainudin et al. 2006 Areal tangkapan sampingan dari penyu belimbing 1 4 9 Secara keseluruhan masyarakat di KKLD Abun memiliki pengetahuan konservasi yang baik karena mampu merespon dan menilai kinerja konservasi yang telah dilakukan. Dasar pengetahuan ini diharapkan menjadi acuan masyarakat dipesisir Abun sehingga berpartisipasi dalam pengelolaan Penyu Belimbing dan kawasan konservasi perairan Abun.

5.4.3.5 Potensi Konflik Pengelolaan Sumberdaya Penyu Belimbing

Konflik merupakan suatu bentuk interaksi diantara beberapa pihak yang berbeda dalam kepentingan, persepsi dan tujuan. Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Potensi konflik biasanya bersumber dari konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal adalah konflik yang terjadi antar sesama masyarakat dalam satu kawasan tertentu. Sementara konflik eksternal adalah konflik yang terjadi oleh semua pihak diluar masyarakat. Konflik yang berpotensi terjadi dalam pengelolaan sumberdaya Penyu Belimbing bersumber dari konflik internal dan eksternal. Berikut ini identifikasi konflik terhadap pengelolaan Penyu Belimbing di pantai peneluran Jamursba Medi dan Wermon terdeskripsikan pada Gambar 51. Konflik internal terjadi antara masyarakat pemilik hak ulayat dan masyarakat biasa. Masyarakat hak ulayat meliputi beberapa marga dari suku Abun seperti Yesnat, Yekwam dan Yessa. Sementara masyarakat biasa adalah masyarakat yang berasal dari suku lain seperti suku Biak, Serui dan suku lainnya. Selanjutnya konflik eksternal terjadi antara masyarakat dengan pemerintah daerah Tambrauw dan BBKSDA dan beberapa lembaga swasta WWF Indonesia, Universitas Negeri Papua dan Yayasan Penyu Indonesia. Konflik juga berpotensi terjadi antara pihak pengelola swasta dan pemerintah daerah maupun pusat BBKSDA Papua Barat. Gambar 51 menjelaskan pemetaan konflik pengelolaan sumberdaya Penyu Belimbing di Jamursba Medi dan Wermon. Sumber konflik terklasfikasi bersumber dari konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal antara masyarakat hak ulayat dan masyarakat biasa terindikasi adanya keistimewaaan kepada oleh masyarakat pemilik hak ulayat dari beberapa pengelola swasta. Keistimewaan yang diberikan seperti pemberian kompensasi terhadap hak ulayat pantai, pemberian bantuan pendidikan bagi anak pemilik hak ulayat dan pemberian alternatif pekerjaan. Hal berbeda dirasakan masyarakat biasa dimana tidak adanya perhatian dari pengelola seperti yang diberikan kepada masyarakat pemilik hak ulayat. Kondisi ini menimbulkan kecemburuan dan berakibat pada tindakan merugikan dan memberi dampak terhadap pengelolaan Penyu Belimbing. Tindakan negatif yang diperlihatkan adalah adanya pengambilan telur penyu, melakukan tangkapan terhadap penyu dan beberapa kegiatan lain yang memberikan dampak terhadap penurunan degradasi habitat peneluran. Potensi konflik ini kemudian disederhanakan dalam matriks konflik untuk melihat peluang konflik yang terjadi dalam pengelolaan Penyu Belimbing KKLD Abun. WWF Unipa BBKSD A YPI PEMDA Msy Biasa Msy Hak ulayat WWF Unipa BBKSDA YPI PEMDA Msy Biasa Msy hak ulayat Keterangan : Arsiran abu : potensi konflik eksternal, Arsiran biru: potensi konflik internal antara Universitas Negeri Papua, BBKSDA Papua Barat, Pemerintah Kabupaten Tambrauw, WWF Indonesia Region Sorong, Yayasan Penyu Indonesia, Masyarakat pemilik hak ulayat, dan Masyarakat biasa. Gambar 51. Pemetaan potensi konflik pengelolaan SD penyu belimbing di Jamursba Medi dan Wermon Universitas Negeri Papua BBKSDA Papua Barat Yayasan Penyu Indonesia Pemerintah Daerah Kabupaten Tambrauw Masyarakat Biasa Masyarakat Pemilik Hak Ulayat WWF Indonesia Sahul Sorong Pengelolaan Penyu Belimbing di KKLD Abun x = x x x x = = = = = = x x