penyu maju kedepan, hal ini dilakukan untuk pembuatan lubang badan body pit yang belum diketahui posisinya secara pasti. Dalam kondisi yang sangat kering
penyu betina membuat lubang badan yang lebih dalam. Hal ini bertujuan untuk menempatkan tubuh penyu pada posisi yang lebih kuat yang akan membantu
proses pembuatan lubang sarang.
2.5.2 Perilaku Migrasi
Penyu belimbing memiliki laju migrasi paling tinggi dan unik karena perbedaan daerah makan dan memijah dari daerah peneluran. Pengetahuan dan
informasi mengenai migrasi diperoleh dari individu betina yang telah dipasangkan alat pendeteksi transmiter ketika bertelur di pantai. Tujuan dari pemansangan
alat tersebut adalah untuk mengetahui pergerakan penyu belimbing pada periode bertelur sampai migrasi ke daerah makan dan daerah kawin Chan 1989 in Benson
et al 2007. Penyu belimbing diketahui setelah bertelur akan bermigrasi sejauh 30
sampai 40 km lepas pantai, berhenti sejenak menyelam secara teratur ke laut dalam kemudian beberapa hari lagi kembali lagi ke pantai untuk bertelur. Selama
periode ini jarak yang ditempuh sekitar 140 km tergantung pada kondisi oseanografi Chan and Liew 1996.
Penyu belimbing diketahui memiliki pergerakan relatif luas dibandingkan dengan reptil lainnya, ini dibuktikan dengan luas jelajah melintasi Samudera
Pasifik maupun Atlantik Benson et al. 2007. Studi telemetri yang dilakukan terhadap 9 ekor penyu belimbing setelah bertelur di Jamursba Medi menunjukkan
pergerakan menuju perairan tropis seperti perairan Philipina, Malaysia, perairan Jepang, hingga menyeberangi equatorial Pasifik ke perairan hangat di Amerika
Utara Benson et al. 2007. Penyu belimbing yang bertelur di Amerika Tengah dan Meksiko diketahui bermigrasi kearah selatan menuju perairan hangat atau
tropis Pasifik Selatan Eckert and Sarti 1997 in Benson et al 2007. Penyu Belimbing akan bermigrasi melewati samudera Pasifik tiba di perairan dekat
Oregon Amerika pada bulan Agustus, saat tingginya agregasi ubur ubur di lokasi tersebut Shenker 1984 in Benson et al 2007. Berdasarkan fakta ini bisa
disimpulkan bahwa jalur dan pola migrasi penyu belimbing sangat bervariasi dengan memanfaatkan daerah beriklim tropis sebagai tempat tujuan mencari
makanan dan daerah sub tropis untuk tujuan perkawinan seperti terlihat pada
Gambar 6 dan 7. Ini menunjukkan bahwa tujuan migrasi berhubungan dengan ketersediaan sumber pakan dan proses perkawinan Benson et al. 2007.
Gambar ini menjelaskan bahwa pola dan jalur migrasi penyu belimbing dari
Hubungan lain yang tergambar dari pola migrasi penyu belimbing adalah keterkaitan stok genetik populasi. Populasi penyu belimbing di Pasifik Barat akan
melakukan migrasi untuk proses makan menuju Timur Laut Pasifik. Kondisi ini Gambar 6. Lintasan jalur migrasi dari 6 penyu belimbing dari populasi
Jamursba Medi, Indonesia. Pola migrasi menunjukkan pergerakan setelah bertelur menuju Utara atau Timur Laut dari
Jamursba Medi. Pada waktu tertentu melakukan transit kemudian bergerak menuju posisi terakhir Benson et al.
2007.
Gambar 7. Lintasan jalur migrasi dari 3 penyu belimbing dari populasi Jamursba Medi dengan pola migrasi menuju kearah Barat Indonesia. Beberapa
kali melakukan transit di perairan NTB, Kalimantan hingga Sumatra lalu melakukan migrasi menuju tempat terakhir Benson et al.
2007.
menegaskan adanya konklusif mengenai struktur stok genetik ditiap populasi baik Pasifik Barat maupun Pasifik Timur Dutton et al. 2000
.
Populasi penyu belimbing Indonesia dan PNG merupakan satu populasi yang dibentuk
berdasarkan populasi penyu belimbing Pasifik Barat. Populasi Indonesia akan bermigrasi ke laut Cina Selatan dan selanjutnya ke Teluk Monterabay California
untuk melakukan makan dan kawin Benson et al. 2007. Kedua sub stok ini memiliki persamaan genetik sehingga membentuk metapopulasi, tetapi memiliki
areal makan yang berbeda. Populasi penyu belimbing PNG dan penyu belimbing Atlantik memiliki kesamaan daerah makan yaitu perairan Atlantik Ferraroli et al.
2004; Hays et al. 2004; Eckert 2006 in Benson et al 2007. Sementara populasi Kepulauan Salomon memiliki areal makan di Selatan Australia.
2.5.3 Habitat