Monsun Sistem Lingkungan .1 Suhu dan Variasi Suhu Pasir

Hasil analisis secara simultan Uji F terlihat bahwa monsun berpengaruh nyata terhadap musim peneluran penyu di Jamursba Medi. 91 variasi yang terjadi pada musim peneluran dipengaruhi oleh model yang dibangun Monsun Asia dan Australia, sedangkan 88 dipengaruhi oleh variabel lain diluar monsun. Secara parsial pada selang kepercayaan 95 monsun Asia dan Australia singnifikan dan memiliki tanda negatif dimana artinya peningkatan kecepatan angin Asia dan Australia menyebabkan penurunan musim peneluran dan sebaliknya. Peningkatan kecepatan monsun Asia sebesar 1 knottjam akan mengurangi sarang selama musim peneluran sebesar 31,236 sarangmusim di Jamursba Medi. Selanjutnya pningkatan kecepatan monsun angin Australia pada 1 knotjam akan mengurangi jumlah sarang selama musim peneluran sebesar 67,72 sarang. Meskipun kedua monsun ini berpengaruh nyata tetapi monsun Australia memiliki dampak lebih besar dibandingkan monsun Asia. Gambar 35.Indeks angin monsun Asia knotjam 2011-2012 sumber : h ttp:www.cpc.noaa.govproductsGlobal_MonsoonsAsian_MonsoonsFigure sIndexamindex_total_forecast.gif Kondisi berbeda ditunjukkan oleh grafik monsun Australia pada Gambar 36, yang menunjukkan kecepatan angin melemah pada bulan Agustus-Oktober dan mengalami peningkatan kecepatan pada bulan November – Maret. Hasil analisis simultan uji f menunjukkan bahwa monsun berpengaruh nyata terhadap musim peneluran penyu Belimbing di Wermon. 77 Variasi yang terjadi pada musim peneluran Wermon dipengaruhi monsun Asia dan Australia, sementara 69 dipengaruhi variabel luar lainnya. Apabila dikaji secara terpisah pada selang kepercayaan diatas 95 monsun signifikan mempengaruhi dan memberi tanda negatif yang artinya semakin meningkat kecepatan angin monsun Asia dan Australia menyebabkan penurunan musim peneluran. Peningkatan monsun Asia sebesar 1 knottjam akan mengurangi jumlah sarang sebanyak 12,872 sarangmusim, sementara apabila kecepatan monsun Australia sebesar 1 knottjam maka akan mengurangi jumlah sarang sebanyak 9,620 sarangmusim. Terlihat bahwa kedua monsun ini berpengaruh nyata tetapi monsun Asia cenderung memiliki pengaruh dan berdampak besar dibandingkan monsun Australia. Gambar 36. Indeks angin monsun Australia knotjam 2011-2012 sumber : h ttp:www.cpc.noaa.govproductsGlobal_MonsoonsAsian_MonsoonsFigure sIndexaminde x_total_forecast.gif Hubungan monsun Asia dan Australia terhadap musim peneluran populasi penyu belimbing tidak terjadi secara langsung terjadi tetapi melalui beberapa proses. Monsun mempengaruhi kondisi oseanografi seperti arus, angin, suhu dan faktor lainnya, yang berdampak pada percampuran massa air dan proses lainnya. Percampuran massa air laut merujuk pada proses upwelling kenaikan massa air dari dasar ke permukaan. Proses upwelling mempengaruhi kondisi lokal perairan terutama kesuburan perairan. Kesuburan perairan ini menyebabkan terjadi peningkatan organisme pelagik seperti ikan kecil karena memanfaatkan nutrien untuk makan dan bertumbuh. Kondisi ini dimanfaatkan oleh ubur-ubur laut yang merupakan predator dari juvenil ikan. Selain ubur ubur, penyu belimbing juga berada diposisi menguntungkan karena ketersediaan ubur ubur yang merupakan pakan dari Penyu Belimbing. Ketersediaan pakan menjadi salah satu faktor penunjang selama musim kawin dan musimn bertelur. Secara jelas hubungan monsun terhadap musim peneluran tersajikan pada Gambar 37. Gambar 37. Hubungan antara monsun dan musim peneluran penyu belimbing Monsun Oseanografi Arus Angin Kondisi lokal Percampuran massa air laut Upwelling Peningkatan pelagik Agregasi Ubur ubur Penyu Belimbing Perilaku mencari makan ARS Suhu laut Proses kawin Proses bertelur Monsun juga mempengaruhi pengaruhi pola sirkulasi arus permukaan terutama pada kedalam 100-300 meter Rizal et al. 2009. Arus yang terbentuk dari monsun disebut dengan arus monsun ARMONDO yaitu arus laut yang terbentuk akibat dorongan angin monsun yang bersifat musiman baik dari monsun Australia maupun Asia Rizal et al. 2009. Pola sirkulasi arus laut yang terbentuk akibat monsun di pantai Jamurba Medi didominasi oleh monsun Australia. Pada monsun ini arus akan bergerak dari Australia menuju Asia, dikarenakan pengaruh angin monsun timur dimana pola pergerakan arus ini terjadi pada periode bulan Juni sampai Agustus Widyastuti et al. 2002. Sementara pola sirkulasi arus laut terhadap musim Wermon didominasi oleh monsun Asia dengan membentuk arus yang bergerak dari Asia menuju ke Australia, dikarenakan pengaruh angin monsun barat, dimana rata-rata pola pergerakan arus ini terjadi pada periode bulan Desember sampai Februari Widyastuti et al. 2002. Monsun timur atau monsun Australia memperlihatkan sirkulasi arus dari samudera Pasifik melewati Selat Makassar membelok ke Laut Jawa dengan kecepatan 20-30 cmdetik dan sebagian juga membelok ke timur menuju Samudera Pasifik dengan kecepatan 60 – 100 cmdetik melalui Laut Buru dan Laut Maluku Rizal et al. 2009. Arus yang mengalir sekitar perairan Papua bergerak menuju laut Banda dan laut timor. Di sisi lain dari Laut Arafuru, arus mengalir menuju Samudera Hindia dengan kecepatan 40 - 80 cmdetik yang akhirnya bergerak ke arah perairan selatan Jawa Rizal et al. 2009. Pola sirkulasi arus permukaan pada monsun barat atau monsun Asia di perairan Indonesia Timur, memperlihatkan pola arus yang melewati Selat Makassar menuju ke selatan dan membelok ke timur dengan kecepatan arus 40 cmdetik dan dilanjutkan ke Samudera Pasifik dengan kecepatan 40 – 100 cmdetik melalui Laut Buru dan Laut Maluku serta ke Laut Banda dan Laut Arafuru sekitar 10 - 25 cmdetik. Arus yang melewati Laut Timor berkecepatan 30 - 40 cmdetik menuju Laut Banda dan Arafuru Rizal et al. 2009. Berdasarkan penjelasan ini maka keterkaitan antara pola arus dan musim peneluran tergambar dari pola migrasi dimana pola arus membantu dalam proses daya renang penyu belimbing ketika bermigrasi Benson et al. 2011. Pola migrasi penyu terlihat berdasarkan Gambar 38 searah dengan sirkulasi pola arus yang dibentuk oleh monsun. Berdasarkan penelitian Benson et al. 2011 terhadap beberapa populasi penyu belimbing ditemukan di Laut Banda, Laut Seram, Laut Sulawesih dan beberapa perairan disekitarnya sampai pesisir California. Gambar 38 menunjukkan sebaran penyu belimbing pada perairan California, Laut Cina Selatan dan Timur Indonesia. Pada musim monsun Australia yang bertepatan dengan musim peneluran Jamusrba Medi, diperkirakan pola arus yang bergerak dari Australia menuju kearah barat turut menghantar Penyu Belimbing untuk mencapai Laut Cina Selatan untuk sekedar transit dan mencari makan yang selanjutnya akan menuju ke samudra pasifik lalu menuju Centra Gambar 38. Daerah sebaran penyu belimbing pada periode migrasi dimana titik merah : perilaku mencari makan, titik hitan : perilaku transit pada perairan di California A, Laut Cina Selatan B dan Indonesia C Benson et al. 2011 California CCA. Kondisi berbeda ditunjukkan oleh monsun Asia yang terjadi bersamaan dengan musim peneluran Wermon. Pada musim ini diperkirakan pola arus yang bergerak dari Asia menuju ketimur Indonesia seperti Laut Banda, Seram dan salah satunya perairan Kei yang merupakan daerah pakan penyu belimbing. Berdasarkan penjelasan ini maka monsun pada dasarnya memiliki keeratan hubungan dengan pola migrasi dan musim peneluran penyu belimbing.

5.4.2.5 Laju Predasi

Predasi atau pemangsaan adalah proses biologi yang identik dengan konsumsi suatu mahluk mangsa oleh mahluk lain pemangsa=predator dan mangsa tersebut masih dalam keadaan hidup ketika pemangsa menyerang pertama kali. Pemangsaan terjadi sebagai bentuk ketahanan untuk tetap hidup dialam tetapi juga merupakan bagian dari proses ekologi yang terdeskripsikan dalam rantai makanan. Salah satunya bentuk pemangsaan yang tergambar dalam penelitian ini adalah pemangsaan terhadap telur penyu. Telur sangar rentan terhadap pemangsaan oleh kepiting, babi hutan, anjing dan biawak. Hasil menunjukkan bahwa predasi kepiting bervariasi setiap musimnya. Rata-rata pemangsaan pada musim peneluran 20092010 mencapai 55,33 butir pada 19 sarang. Pada musim 20102011 pemangsaan telur oleh kepiting berkurang dengan rata-rata 11,67 butir per 21 sarang. Pemangsaan telur oleh kepiting mempengaruhi persentasi sukses penetasan meskipun tidak merusak sarang seperti predasi oleh hewan lainnya. Kondisi yang sama juga terjadi di pantai Wermon seperti terlihat pada Tabel 31. Tabel 31. Pemangsaan telur penyu belimbing oleh kepiting di pantai Jamursba Medi dan Wermon Pantai Peneluran Musim 20092010 Musim 20102011 20112012 Rata stdv n Rata stdv n Rata stdv n Jamursba Medi 55.33 ±80.31 19 11.67±15.31 21 - Wermon - 43.5±44.7 26 15.33±21.01 26 Sumber : Data primer 2012 Tabel 31 menjelaskan bahwa pemangsaan terhadap telur oleh kepiting berpeluang kecil untuk merusak telur lain dibandingkan dengan pemangsaan yang dilakukan oleh hewan tingkat tinggi seperti babi hutan, anjing dan biawak. Evaluasi tahun 2001 terhadap sarang penyu di Bill Baggs Cape Florida State Park CFSP di Selatan Biscayne, Florida menunjukkan bahwa terjadi kegagalan penetasan akibat predasi yang dilakukan Colepteran ditandai dengan lubang- lubang kecil pada kulit telur penyu. Dodd 1988 in Ellen et al. 2004 menyatakan bahwa predator utama yang bersifat destruktif di pantai Biscayne Florida adalah racoon, kepiting hantu, armandillo Dasypus novemcinctus, rubah Vulpes, anjing domestik Canis familiaris, babi liar Suscrofa, sigung Spilagale putorius dan beberapa larva serangga yang juga memangsa telur. Predasi oleh hewan tersebut merusak sarang secara keseluruhan. Persentase predasi sarang berbeda disetiap musimnya dimana pantai Jamursba Medi didominasi oleh predator anjing dan Wermon lebih didominasi oleh predator babi hutan seperti pada Tabel 33. Penelitian tahun 20032004 sarang yang dirusak oleh babi hutan dan anjing sekitar 4.9 dan 3.9 Hitipeuw et al. 2002. Hasil penelitian Starbird and Suarez 1994 menduga bahwa sekitar 40 sarang di Warmon dirusak oleh babi hutan. Sedangkan Jamursba Medi pada bulan Juni sampai Juli 2005 sekitar 29 sarang di pantai Warmamedi dirusak oleh predator babi 29.3 dan Wembrak hanya satu sarang yang dirusak Tapilatu et al. 2007. Berdasarkan fakta ini maka dipastikan laju predasi terhadap telur penyu menjadi salah satu indikator yang perlu diperhatikan karena mempengaruhi populasi individu baru tukik penyu. Tabel 32. Predasi sarang di Jamursba Medi dan Wermon Musim peneluran Predator sarang penyu belimbing Jamursba Medi predasi Wermon predasi 20092010 JM = 13 sarang Anjing 7.52 - Babi 2.26 - Biawak - - 20102011 JM = 16 sarang W = 11 sarang Anjing 29.09 39.13 Babi - - Biawak - 8.7 20112012 JM = 0 sarang W = 37 sarang Anjing - 2 Babi - 23.33 Biawak - 0.86 Sumber : Data Primer 2012

5.4.2.6 Tekstur Pasir

Pasir merupakan unsur utama utama penyusun tekstur sarang penyu, dimana susunan tekstur pasir berdiameter halus dan sedang, sisanya adalah debu dan liat Nuitja 1992. Sebaran partikel pasir berdasarkan ukuran t_sieve