berbeda dengan kelompok Pasifik Timur serta kelompok Peninsula Malaysia yang kini dinyatakan telah punah. Data genetik yang dikombinasikan dengan temuan
penanda metal metal tag maupun penelusuran telemetri mengindikasikan bahwa penyu belimbing yang berkembangbiak kawin dan bertelur di Pasifik Barat
termasuk populasi Papua Indonesia memiliki ruaya pakan dan berkembang di Pasifik Utara. Sementara itu, stok populasi di Pasifik Timur diketahui beruaya di
belahan selatan southern hemisphere yang meliputi perairan dekat Peru dan Chile.
2.6.1 Kecenderungan Populasi
Populasi penyu belimbing di kawasan Pasifik diketahui mengalami penurunan signifikan yang terindikasi dibeberapa pantai peneluran di Pasifik.
Berdasarkan skala spasial pembagian populasi penyu belimbing di Pasifik terbagi berdasarkan beberapa daerah peneluran diantaranya Pasifik Barat, Pasifik Timur,
Pasifik Tenggara, Pasifik Utara dan Pasifik Selatan yang terdiri dari wilayah berikut :
Daerah Pasifik Barat meliputi Papua Barat Indonesia, PNG, Kepulauan
Salomon, Malaysia, China selatan, dan Australia
Daerah Pasifik Timur meliputi Mexico, Costarica, Caribean, Oregon dan Washington Amerika Serikat.
Trend populasi secara global mengalami penurunan signifikan di kawasan Pasifik Barat. Hitipeuw et al 2007 menyatakan bahwa penurunan populasi di
Pasifik Barat terindikasi berdasarkan penurunan jumlah induk betina dan rendahnya sukses penetasan pada sarang alami di pantai peneluran Jamusrba Medi
dan Wermon yang merupakan pantai terbesar di Pasifik Barat. Penurunan drastis juga terlihat pada lokasi berbeda yaitu pantai Terengganu Malaysia dalam kondisi
temporal yang berbeda. Terengganu Malaysia mengalami penurunan populasi sekitar 80 dari tahun 1965 sampai 1995 Chan and Liew 1996 dan saat ini stok
populasi di Malaysia dinyatakan habis sebagai akibat tingginya eksploitasi telur dan perburuan induk penyu secara intensif Chan 2006 in Hitipeuw et al. 2007.
Penurunan jumlah populasi penyu juga terjadi di Wider Caribean dan Mexico yang ditunjukkan berdasarkan jumlah sarang yaitu 40.950 antara tahun 1987 dan
1993 mengalami penurunan sampai 50, yang disebabkan aktivitas perikanan akibat penggunaan jaring lingkar drifnet dan jaring gillnet Eckert 2001.
2.6.2 Penilaian
Non Detrimental Finding NDF
Non detrimental finding adalah metode atau pendekatan yang
dikembangkan oleh IUCN atau CITES untuk menganalisis dan menilai resiko suatu populasi spesies di alam dengan jumlah populasi terbatas dan
diperdagangkan secara bebas. Penilaian non detrimental finding disusun dari unsur ekologi, sosial kelembagaan dan ekonomi. Gambaran lain dari metode ini
adalah apakah ada kerugian yang ditimbulkan ketika populasi penyu belimbing ini punah atau hilang dari alam. Kewenangan untuk menganalisis kondisi ini adalah
otoritas ilmiah seperti LIPI, IUCN dan CITES. Pendekatan NDF berbasis spesies terdiri dari enam komponen penyusun utama yaitu
Status populasi Distribusi populasi
Kecendurungan populasi Gambar 8. Kecenderungan penurunan populasi peneluran penyu belimbing di
Terengganu Malaysia Chan 2006, Mexico Sarti et al. 1996 dan Jamursba Medi Indonesia Hitipeuw et al. 2007.
Aktivitas perdagangan spesies Pengaruh faktor ekologi dan biologi
Informasi pengelolaan yang mempengaruhi populasi spesies
Metode NDF berbasis analisis resiko yang memiliki beberapa tahapan penting yaitu
Menganalisa resiko yang terjadi pada populasi penyu belimbing,
Menganalisa dampak terhadap populasi penyu belimbing,
Adanya probabilitas resiko dari dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas
pemanfaatan,
Melakukan pengelolaan terhadap resiko yang terjadi dengan pendekatan mitigasi,
Menentukan keterbukaan dengan menjumlahkan resiko dan dampak,
Melakukan pemantauan dan pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan terhadap resiko dan dampak terhadap populasi penyu belimbing.
Analisis metode NDF dilakukan dengan menggunakan ranking yang telah ditetapkan secara internasional oleh IUCN dan CITES. Setiap komponen yang
akan diranking disebut dengan komponen ceklis. Sistem perankingan dilakukan berdasarkan kepakaran dalam menilai objek yang diteliti. Sistem ranking yang
diterapkan memiliki kisaran 1 sampai 5 dimana semakin kecil nilai ranking maka menunjukkan rendahnya kerusakan terhadap populasi tersebut, selanjutnya
Vurnerability of the
spesies
Volume in trade
Gambar 9. NDF berbasis analisis resiko penyu belimbing CITES 2008
Moderate risk High risk
Low risk Moderate risk
apabila semakin tinggi nilai ranking menunjukkan adanya indikasi kerusakan pada populasi di alam.
2.7 Kerentanan Populasi 2.7.1 Konsep Kerentanan