Ruang Lingkup Analisis kerentanan populasi penyu belimbing (dermochelys coriacea, vrandelli 1761) di pantai jamursba medi dan wermon sebagai indikator keberlanjutan kawasan konservasi laut Daerah Abun Kabupaten Tambrauw Papua Barat

juga menetapkan Apendix I bagi penyu belimbing yang artinya dilarang melakukan penangkapan atau diperjualbelikan Status penyu belimbing ini menggambarkan bahwa populasi di alam saat ini rentan terhadap kepunahan. Status ini mengharuskan untuk dilakukan penelitian kerentanan populasi sehingga diketahui seberapa rentan populasi penyu belimbing pada kondisi sekarang dan masa mendatang. Kajian penelitian kerentanan populasi perlu dilakukan pembatasan, mengingat bahwa kerentanan memiliki ruang lingkup pengertian yang relatif luas, sehingga perlu dilakukan pelingkupan. Dalam aspek kerentanan populasi penyu belimbing dibedakan berdasakan fungsi keterpaparan, kepekaan dan kapasitas adaptif dengan menggunakan variabel ekologi, sosial dan ekonomi. Pada masing masing kerentanan ini memiliki atribut yang berbeda dalam melihat kerentanan populasi penyu belimbing. Penelitian kerentanan populasi penyu belimbing diarahkan pada kerentanan karena faktor lingkungan dan faktor sosial antropogenik. Faktor lingkungan diartikan faktor alam atau proses alami yang mempengaruhi populasi penyu belimbing. Variabel lingkungan yang dikaji adalah pengaruh suhu pasir, perubahan morfologi pantai, kenaikan muka air laut, monsun, karakteristik pasir, kedalaman sarang dan predasi terhadap populasi penyu belimbing. Sementara faktor sosial antropogenik adalah semua interaksi dan aktivitas manusia baik personal maupun kelompok yang berpengaruh terhadap populasi penyu belimbing. Variabel tersebut meliputi perburuan induk penyu, pengambilan telur penyu, konsumsi telur dan daging, aktivitas perikanan dan pencemaran dalam Kawasan Konservasi Laut Daerah Abun. Kajian kerentanan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti memiliki perbedaan baik dari sisi parameter yang dikaji maupun pendekatan yang akan digunakan. Konsep untuk kerentanan populasi sendiri belum terdeskripsi dengan jelas, tetapi untuk beberapa pendekatan dalam memprediksi pengaruh suhu pasir, kenaikan muka air laut dan pengaruh manusia terhadap populasi penyu telah dilakukan Fuentes et al. 2010. Konsep kerentanan ini memiliki kesamaan dalam mendefinisikan kerentanan, yaitu kerentanan merupakan fungsi dari keterpaparan exposure, kepekaan sensitivity, dan kapasitas adaptif adaptive capacity. Variabel dan indikator kerentanan populasi penyu belimbing yang tergambarkan dalam kategori keterpaparan, kepekaan dan kapasitas adaptif, yang masing masing variabel dideterminasi dengan pendekatan vulnerability scoping diagram atau diagram pelingkupan kerentanan Polsky et al. 2007. Tekanan perubahan alam dan aktivitas manusia akan mempengaruhi keberadaan dan status populasi penyu belimbing di kawasan Pasifik. Seberapa besar pengaruhnya sangat ditentukan oleh tingkat keterpaparan, kepekaan dan kapasitas adaptif dari populasi penyu belimbing tersebut. Berdasarkan konsep kerentanan tersebut diatas, secara diagramatik ruang lingkup penelitian analisis kerentanan populasi penyu belimbing di Pantai Jamursba Medi dan Pantai Warmon sebagai indikator Keberlanjutan Kawasan Konservasi Laut Daerah Abun seperti pada Gambar 1. .

1.6 Kerangka Pikir

Tingginya perubahan lingkungan berkontribusi terhadap ekosistem pesisir termasuk biota yang terjadi secara bersamaan dalam skala global, regional dan lokal seperti tergambar pada Gambar 1. Penyu belimbing merupakan salah satu Global Lokal Region al Tekanan sosial antropogenik Tekanan dan perubahan alam Penurunan populasi penyu belimbing Kepekaan Keterpaparan Keterpaparan Kapasitas adaptif Peningkatan ekonomi masyarakat Peningkatan tangkapan sampingan Pengaturan Respon Resiko dampak Adaptif Pengaturan Faktor lingkungan Faktor sosial antropogenik Perubahan lingkungan secara global Ruang lingkup penelitian kerentanan populasi PB Gambar 1. Lingkup penelitian Adopsi dari Tunner et al. 2003 biota yang juga mendapat tekanan dari perubahan lingkungan dan sosial antropogenik. Pantai peneluran Jamursba Medi dan Warmon adalah pantai peneluran yang masih menyimpan stok penyu belimbing di kawasan Pasifik Barat Hitipeuw et al. 2007. Dalam 10 tahun terakhir terjadi penurunan populasi penyu belimbing secara drastis yang diduga disebabkan oleh perubahan faktor lingkungan dan faktor sosial antropogenik. Kedua faktor ini memberikan pengaruh negatif terhadap populasi penyu belimbing di kawasan Pasifik yang beresiko mengalami kepunahan. Berdasarkan fakta ini maka diperlukan kajian untuk mengetahui status populasi dan seberapa populasi tersebut di pantai Jamusrba Medi dan Wermon Dua pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan non detriment finding yang diperkenalkan oleh CITES dan kerentanan vurnerability indeks Gambar 2. Metode Non Detrimental Finding yang diperkenalkan oleh CITES dan IUCN bertujuan mengetahui status populasi penyu belimbing secara ekologis dengan menganalisis keterancaman secara ekologi dan kelestariannya di alam. Metode ini mengacu pada lima faktor penting yaitu faktor ekologi yang meliputi biologi, distribusi, migrasi dan karakteristik spesies, faktor trend populasi dan status konservasi, faktor ancaman populasi, faktor perdagangan dan pemanfaatan serta kontrol regulasi. Kelima faktor ini kemudian dijabarkan kedalam 25 unsur utama penyusun penilaian non detrimental finding. Hasil keluaran dari penilaian ini adalah mengetahui status pemanfaatan populasi penyu belimbing saat ini dan menentukan arahan kebijakan pengelolaan konservasi baik konservasi habitat maupun spesies. Kajian kerentanan populasi penyu belimbing mengacu pada pendekatan kerentanan berdasarkan konsep Fussel and Klein 2006 dan Tunner et al. 2003 yang dimodifikasi untuk kerentanan populasi oleh Fuentes 2010. Dalam kajian tersebut dijelaskan fungsi kerentanan berdasarkan tiga dimensi yaitu keterpaparan, kepekaan dan kapasitas adaptif. Ketiga dimensi ini akan menghasilkan nilai indeks kerentanan dari faktor lingkungan dan faktor sosial antropogenik dan selanjutnya mendapatkan nilai komposit indeks kerentanan populasi penyu belimbing. Selanjutnya untuk mengetahui keberlanjutan KKLD maka ditetapkan skenario pengelolaan yang dianalisis dengan metode tradeoff. Hasil tradeoff akan