4.6.4 Meramu
Kegiatan meramu masih dilakukan oleh masyarakat adalah menokok sagu di dusun, berburu, serta pengambilan hasil hutan kayu dan bukan kayu untuk
dikonsumsi sendiri ataupun untuk dijual. Kegiatan meramu tidak dilakukan secara intensif dan frekuensinya pun tidak teratur bergantung pada kebutuhan. Prinsip
yang dianut oleh masyarakat di wilayah ini pada umumnya, apabila membutuhkan uang tunai yang besar untuk keperluan tertentu seperti untuk biaya pendidikan
anak atau keperluan membeli bahan kebutuhan pokok yang tidak bisa diperoleh dari hasil kebun, maka akan ada rencana kegiatan berburu atau mencari hasil
hutan bukan kayu untuk dijual. Prinsip demikian merupakan ciri utama masyarakat peramu dan masyarakat dengan corak usahatani subsisten.
4.6.5 Sumber dan tingkat penerimaan tunai rumah tangga
Sumber penerimaan tunai rumah tangga masyarakat yang bermukim didelapan kampung dalam KKLD Abun umumnya sama yaitu usaha tani dan
meramu. Sumber pendapatan lain, pada beberapa kampung yang termasuk pada wilayah peneluran penyu Pantai Jamurba Medi dan Wermon yang menjadi binaan
WWF dan BBKSDA Papua Barat adalah sebagai tenaga pengawas kawasan peneluran atau sebagai pegawai negeri dan swasta dengan sumber dan tingkat
penerimaan tunai rumah tangga yang berbeda beda Tabel 18. Tabel 18 menjelaskan bahwa baik sumber maupun tingkat penerimaan tunai
masing-masing sumber antar kampung bervariasi. Namun, umumnya sumber penerimaan tunai utama berasal dari penjualan hasil pertanian. Hasil pertanian
masyarakat didelapan kampung adalah komoditi kakao, kopra dan pisang. Sumber pendapatan tunai berikutnya adalah hasil meramu terutama hasil penjualan
binatang buruan dan hasil hutan non kayu seperti Gaharu dan kayu Massoi. Khusus untuk Kampung Saubeba dan Warmandi yang berdekatan dengan
kawasan peneluran, pendapatan tunai sebagian rumah tangga bersumber dari upah sebagai tenaga pengawas yang dipekerjakan oleh WWF dan BBKSDH.
Pendapatan yang bersumber dari penjualan hasil laut tidak menentu tergantung pada musim dan ketersediaan pasar. Umumnya hasil laut yang dijual adalah udang
lobster, teripang dan moluska. Hasil tangkapan ikan hanya untuk konsumsi sendiri. Pemasaran hasil hasil pertanian umumnya dilakukan pada pedagang
pengumpul atau pada saat sedang ke Sorong dan Manokwari. Hal ini terjadi karena pasar tradisional tidak tersedia dikampung. Demikian halnya penerimaan
dalam bentuk upah karena dipekerjakan dalam kegiatan pengelolaan kawasan seperti yang dilakukan oleh WWF dan BBKSDA bisa ditingkatkan jumlahnya dan
diskemakan dalam program pengelolaan sebagai bentuk keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat lokal misalnya dengan membetuk kader konservasi
tradisional yang dibiayai dari anggaran pengelolaan. Tabel 18. Sumber dan penerimaan tunai rumah tangga masyarakat di KKLD Abun
No Nama
Kampung Penerimaan tunai rumah tangga Rpbulan
Tani Nelayan
Meramu Lain-lain
Total I
Distrik Sausapor
1 Werur
945.000 133.000
78.000 174.000
1.330.000 2
Werbes 460.000
63.000 132.000
169.000 760.000
Rata-Rata distrik
702.500 98.000
105.000 171.000
1.045.000 II
Distrik Kwoor 1
Hopmare 251.000
127.000 385.000
110.000 873.000
2 Kwoor
283.000 195.000
55.000 146.000
679.000 Rata distrik
534.000 161.000
220.000 128.000
776.000 III
Distrik Abun 1
Saubeba 430.000
- 227.000
508.000 1.165.000
2 Warmandi
215.000 -
245.000 314.000
774.000 3
WAu-Weyaf 267.000
138.000 512.000
114.000 1.031.000
4 Waybeam
255.000 203.000
117.000 100.000
675.000 Rata distrik
291.750 134.250
275.250 259.000
911.250 Rata-rata Total
388.250 107.00
205.375 204.375
901.626 Sumber : WWF 2007
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Keadaan Biofisik 5.1.1 Karakteristik Fisik Lokasi Penelitian
Pantai Jamursba Medi dan Wermon terletak di sebelah utara semenanjung Kepala Burung Papua. Jamursba Medi terletak dengan posisi geografis 0
2‟– 0 22‟ S dan 132
25‟–132 3λ‟ E, dengan panjang pantai 18 km, yang terdiri dari
tiga pantai yaitu pantai Wembrak, pantai Baturumah, dan pantai Warmemedi. Pantai peneluran lainnya adalah Wermon 0
41 ‟– 0
43‟ S dan 132 80
‟–132 86‟
E dengan panjang pantai 6 km. Jarak pantai Wermon dari pantai Jamurba Medi adalah 30 km. Kedua pantai ini secara administrasi termasuk Distrik Abun
Kabupaten Tambrauw. Pantai Jamursba Medi diapit oleh dua kampung yaitu kampung Saubeba dan Warmandi, sedangkan Wermon berada tepat disebelah
barat dari kampung Wau-Weyaf. Pantai Jamursba Medi dan Wermon dibentuk oleh tebing-tebing, bebatuan, sungai dan muara. Pantai Jamursba Medi dan
Wermon sangat dipengaruhi oleh pola angin dan arus musiman yang membentuk proses erosi dan akresi. Selain angin dan arus musiman, pengaruh dari Samudra
Pasifik sangat dominan terhadap perubahan pantai di pesisir Tambrauw.
Pantai Jamursba Medi memiliki bentuk topografi yang cenderung datar yaitu 0.93 sampai 1.23 dengan lebar pantai ke arah laut pada saat surut ± 200
m dan jarak perairan dan daratan 50 m Gambar 17. Masukan air tawar diperoleh Gambar 17. Bentang alam pantai Jamurba Medi
dari sungai Wembrak dan sungai Warmamedi dengan debit yang rendah pada musim kemarau dan tinggi pada musim hujan.
Pantai Wermon memiliki topografi yang lebih landai yaitu 14 dengan jarak pantai kearah laut pada surut terendah ±100 m dan jarak perairan kedaratan
20 m Gambar 18. Masukan air tawar ke perairan berasal dari sungai Wermon yang mengalir sepanjang tahun dan memiliki debit air yang besar. Perairan kepala
burung cenderung dalam dengan kisaran 2000 - 4000 m jika dilihat dari batimetri Gambar 19. Kondisi ini menyebabkan kedua pantai ini sangat rentan terhadap
pengaruh fisik oseanografi yang mempengaruhi topografi pantai yang selalui berubah ubah sepanjang tahun
Gambar 19. Batimetri pesisir utara Kepala Burung menunjukkan kisaran kedalaman 1000 m sampai 9500 m.
Gambar 18. Bentang alam pantai Wermon