Tekstur Pasir Laju Predasi

pantai Wermon bahkan beberapa penyu yang melakukan peneluran di pantai Jamursba Medi meskipun bukan musim peneluran di pantai ini. Hal ini membuktikan bahwa musim angin dan arus mempengaruhi pergerakan penyu belimbing selama musim peneluran.

2.8.1.5 Tekstur Pasir

Ekosistem pantai berpasir adalah habitat pesisir daratan dipengaruhi aktivitas daratan dan laut. Ekosistem pantai berpasir dipengaruhi proses biotik dan abiotik yang ditandai dengan adanya pertukaran energi dan bahan materi seperti pasir dan tanah tetapi juga pertukaran dalam bentuk aktivitas organisme termasuk penyu yang memanfaatkan ekosistem ini untuk melakukan proses peneluran dan penetasan Karavas et al. 2005. Penyu memiliki insting yang peka dalam memilih daerah peneluran salah satunya adalah karakteristik pasir pantai. Karakteristik pasir yang disukai oleh penyu adalah pasir dengan tekstur dari sedang sampai halus, berwarna abu abu kehitaman. Montimer 1982 in Karavas et al. 2004 menyatakan bahwa substrat pasir berperan penting selama masa inkubasi untuk kesuksesan penetasan dimana substrat pasir harus menfasilitasi difusi gas dan memiliki kelembaban yang relatif baik sehingga tidak menyebabkan kerusakan konstruksi ruang sarang. Ditegaskan Montimer 1990 in Karavas et al. 2004 ketika melakukan studi di pantai Ascesion Selatan Atlantik menyatakan bahwa keberhasilan penetasan relatif rendah karena pasir relatif berbutir kasar. Oleh sebab itu karakteristik pasir menjadi indikator penting dalam kesuksesan suatu proses baik peneluran maupun penetasan.

2.8.1.6 Laju Predasi

Periode inkubasi telur penyu dalam sarang dipengaruhi predator dari hewan invertebrata dan vertebrata Dodd 1988. Ancaman terbesar terhadap populasi penyu belimbing adalah predasi telur dibarengi dengan perusakan sarang penyu. Predasi terhadap telur dan rusaknya sarang penyu biasanya dilakukan oleh beberapa hewan seperti kepiting, babi hutan, biawak, anjing dan elang yang memangsa tukik penyu. Evaluasi tahun 2001 terhadap sarang penyu di Bill Baggs Cape Florida State Park CFSP di Selatan Biscayne, Florida menunjukkan terjadi kegagalan penetasan akibat predasi oleh colepteran yang teridikasi dengan lubang-lubang kecil pada kulit telur penyu. Dodd 1988 in Ellen et al. 2004 menyatakan bahwa predator utama yang bersifat destruktif di pantai Biscayne Florida adalah racoon, kepiting hantu, armandillo Dasypus novemcinctus, rubah Vulpes, anjing domestik Canis familiaris, babi liar Suscrofa, sigung Spilagale putorius dan beberapa larva serangga yang juga memangsa telur. Penelitian tahun 2003-2004 menunjukkan sarang yang dirusak oleh babi hutan dan anjing mencapai 4.9 dan 3.9 Hitipeuw et al. 2002. Starbird and Suarez 1994 menduga bahwa sekitar 40 sarang di Warmon dirusak oleh babi hutan. Sedangkan Jamursba Medi pada bulan Juni sampai Juli 2005 sekitar 29 sarang di pantai Warmamedi dirusak oleh predator babi sebesar 29.3 dan Wembrak hanya satu sarang yang dirusak Tapilatu et al. 2007. Berdasarkan penjelasan ini maka dipastikan laju predasi terhadap telur penyu menjadi salah satu indikator yang perlu diperhatikan karena mempengaruhi populasi tukik penyu yang dihasilkan.

2.8.2 Sistem Sosial Antropogenik