Kerentanan Populasi Kerentanan Populasi .1 Konsep Kerentanan

Konsep kerentanan yaitu kemampuan sistem untuk mengatasi dengan konsekuensi melalui strategi strategi dan mekanisme merupakan penentu kunci dari respon sistem. Dalam kaitan tersebut, sebuah kerangka kerentanan telah diberikan oleh Tuner et al. 2002 in Adrianto 2004 menyatakan kerangka kerentanan terdiri dari tiga unsur penting yaitu keterpaparan, kepekaan dan ketahanan. Sistem keterpaparan berasal dari variabilitas dan perubahan pada kondisi manusia serta lingkungan dan alam. Perubahan ini mengakibatkan gangguan dan tegangan sebagai variabel kunci pantai atau pulau yang terbuka. Pada akhirnya sistem ketahanan berkaitan dengan tangapan sistem yang bergantung pada kemampuan sistem untuk mengadopsi dampak dalam waktu yang sama untuk mengelola resiko yang dihasilkan. Resiko terkait dengan kerentanan. Resiko akan menjadi perhatian yang serius apabila terlihat signifikan. Tompkins et al. 2005, menyatakan apabila resiko berasosiasi dengan sejumlah biaya. Sebagai contoh jika terjadi kerusakan disuatu kawasan yang tidak berpenduduk, maka dianggap bukan merupakan bencana, namun apabila hal yang sama terjadi di kawasan yang berpenghuni maka kejadian tersebut berpengaruh signifikan karena memiliki berbagai konsekuensi terkait dengan penduduk di kawasan tersebut.

2.7.2 Kerentanan Populasi

Perubahan lingkungan berdampak langsung dan tidak langsung terhadap spesies dan ekosistem Tahir 2010. Kerentanan populasi penyu belimbing meliputi faktor lingkungan dan faktor sosial antropogenik yang dikelompokkan berdasarkan fungsi kerentanan yaitu keterpaparan, kepekaan dan kapasitas adaptif. Kerentanan lingkungan memiliki sisi yang berbeda dengan kerentanan sosial antropogenik dan sosial karena 1 lingkungan merupakan suatu sistem yang kompleks yang berbeda pada level spesies maupun habitat atau ekosistem, 2 lingkungan sangat dibatasi oleh ruang dan letak geografi jika dibandingkan dengan kerentanan antropogenik dimana indikator utamanya adalah manusia dengan asumsi bahwa kebutuhan dan ambang batas untuk resiko pada dasarnya adalah sama, 3 kerentanan sosial antropogenik adalah gambaran suatu unit ruang yang semuanya dilakukan oleh manusia yang berperan sebagai pelaku utama Sopac 2005. Kerentanan populasi penyu belimbing sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang terjadi secara global, regional dan proses yang terjadi dalam skala lokal. Proses global adalah perubahan iklim yang berimplikasi terhadap perubahan suhu global dan mengancam keberadaan populasi reproduksi dari penyu, kenaikan muka air laut yang berimplikasi pada frekuensi erosi dan akresi pantai sehingga terjadi degradasi habitat. Proses regional adalah pengaruh pencemaran, aktivitas perikanan dan pertumbuhan pembangunan yang memberikan tekanan terhadap habitat peneluran dan ruang hidup dari penyu belimbing. Proses lokal adalah laju konsumsi masyarakat terhadap telur dan daging sebagai akibat peningkatan kebutuhan pangan. Kerentanan lingkungan dan sosial antropogenik akan mempengaruhi keberadaan populasi penyu belimbing sehingga perlu adanya konsep pengelolaan yang mengarah pada proteksi dan perlindungan spesies, habitat, serta pembatasan aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumberdaya penyu belimbing.

2.7.3 Dinamika Kerentanan Populasi