Karakteristik Deskripsi Penyu Belimbing .1 Klasifikasi

bawah. Bentuk morfologi penyu jantan dan betina hampir sama, kecuali bentuk ekor pada penyu jantan lebih besar dan lebih panjang, serta pada plastron terdapat sedikit cekungan kedalam. Berat tubuh mencapai 1.0 ton dengan panjang tubuh 215 cm Pritchard 1971.

2.4.3 Siklus Hidup

Sejak ditetaskan tukik penyu juvenile mulai melakukan perjalanan di laut hingga sepanjang umurnya ± 50 tahun. Setelah dewasa, penyu selalu berada di perairan laut benthic feeding zone hingga bertemu pasangannya dan kawin. Setelah tiba saatnya bertelur, penyu betina akan mendarat di pantai untuk membuat sarang dan bertelur. Dalam interval waktu ± 6 bulan, penyu betina akan bertelur kembali di pantai yang sama dengan frekuensi peneluran 4 - 5 kali per musim. Selanjutnya penyu akan kembali ke laut hingga musim kawin tiba. Periode ini diketahui periode pertumbuhan penyu hingga dewasa pada masa pengembaraan ini sebagai „waktu yang hilang‟ Carr 1980 in Ackerman 1997. Siklus hidup penyu ini divisualisasilan seperti pada Gambar 4. Pertumbuhan anak penyu atau tukik menuju usia dewasa memiliki survival rate yang rendah. Menurut Ehrenfeld 1974 in Ackerman 1997 hanya 1 dari 99 tukik penyu yang mampu bertahan hidup hingga usia dewasa. Selama siklus hidup penyu memerlukan ketahanan hidup yang tinggi terhadap pemangsaan predator, keterbatasan makanan, serangan hama penyakit serta polusi air laut, perubahan lingkungan serta dieksploitasi manusia. Siklus hidup penyu belimbing memiliki kesamaan dengan jenis penyu laut lainnya, yakni: pertumbuhan yang lambat untuk sampai usia kedewasaan dan mampu mencapai umur yang panjang. Waktu yang diperlukan untuk satu generasi dapat diukur dari usia kedewasaan ditambah setengah kali umur produktif Pianka 1974 in Ackerman 1997. 2.5 Perilaku Penyu 2.5.1 Perilaku Peneluran Gambar 4. Siklus hidup penyu laut sumber : Seaworld busch gardens animals Perilaku penyu pada tiap tahapan berbeda seperti perilaku bertelur dan perilaku kawin. Perilaku bertelur penyu terdiri dari dua tipe yaitu; tipe gaya alternating pergerakan langkah penyu secara bergantian dijumpai pada famili chelonidae, sedangkan tipe gaya simultenous pergerakan langkah penyu secara bersamaan atau serentak dijumpai pada spesies penyu pada famili dermochelidae seperti pada Gambar 5. Penyu sering meninggalkan jejak asimetris berlawanan dan sejajar pasir pantai. Ketika penyu dari laut akan berhenti sejenak ditepi air dan dibasahi dengan ombak sebelum mulai naik ke pantai. Penyu bergerak secara perlahan mencapai beberapa meter, kemudian berhenti sejenak untuk beristirahat, bernafas dan mendeteksi dengan cermat kondisi disekitarnya Gambar 5. Selama proses ini penyu sangat rentan akan aktivitas di pantai seperti penerangan, pergerakan bayangan dan berbagai gangguan yang dapat menyebabkan perubahan arah atau mengakibatkan penyu meninggalkan aktivitas proses bertelur Pritchard 1971. Penyu memilih lokasi bersarang sebelum melakukan pengalian lubang sarang dengan cara membersihkan permukaan pasir dengan gaya alternating dan simultenous . Setelah itu penyu bergerak menuju daerah yang sudah dibersihkan. Lapisan kering dibawah dan dibagian belakang secara langsung dibersihkan dengan flipper. Aksi pembuatan lubang sarang menyebabkan pergerakan tubuh Gambar 5. Perilaku peneluran penyu belimbing sampai kembali ke laut